2.6 Protein Daging Ikan
Protein merupakan senyawa kimia utama dan merupakan bagian terbesar dari daging ikan dalam keadaan berat kering selain lemak, air dan beberapa jenis
mineral. Daging ikan juga mengandung produk metabolisme dari protein dan lemak, serta beberapa bahan khusus yang berpengaruh terhadap kerja tubuh
sehari-hari, seperti fosfatida, sterol, vitamin,enzim, serta berbagai jenis hormon. Protein ikan merupakan komponen terbesar setelah air, komposisi protein
daging ikan secara umum berkisar 15-25 Suzuki 1981. Protein ikan dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu protein sarkoplasma, miofibril dan jaringan
ikat stroma. Komposisi dari masing-masing golongan protein tersebut adalah sarkoplasma
18-35, miofibril
65-75 dan
stroma 3-10
Mackie 1992 diacu dalam Lestari 2005.
2.6.1 Protein sarkoplasma
Protein sarkoplasma merupakan protein yang larut dalam air, secara normal ditemukan dalam plasma sel dan berperan sebagai enzim yang diperlukan
untuk metabolisme anaerob sel otot. Kandungan protein sarkoplasma pada daging ikan bervariasi berdasarkan spesies ikan. Sarkoplasma terdapat dalam jumlah
yang besar pada ikan-ikan pelagis misalnya ikan sardine dan mackerel, serta terkandung dalam jumlah yang rendah pada ikan-ikan demersal Suzuki 1981.
Protein sarkoplasma pada ikan jauh lebih stabil dibandingkan protein miofibrilnya. Protein ini tidak berperan dalam pembentukan gel dan kemungkinan
akan menghambatnya Nurfianti 2007.
2.6.2 Protein miofibril
Protein miofibril merupakan bagian terbesar dalam jaringan daging ikan, yaitu protein yang larut dalam larutan garam. Protein ini terdiri dari miosin, aktin
serta protein regulasi yaitu gabungan dari aktin dan miosin yang terbentuk aktomiosin. Protein miofibril sangat berperan dalam pembentukan gel dan proses
koagulasi terutama dari fraksi aktomiosin Suzuki 1981. Umumnya protein yang larut dalam larutan garam lebih efisien sebagai pengemulsi dibandingkan dengan
protein yang larut dalam air Junianto 2003. Protein miofibril akan mengalami denaturasi dengan kisaran nilai pH
kurang dari 6,5 yang berdampak pada kemampuan pembentukan gel.
Pembentukan gel oleh protein miofibril pada surimi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain konsentrasi protein miofibril, jumlah air yang terkandung, tipe
ion dan kekuatannya, pH dan interaksi yang terjadi antara miofibril dengan bahan lain yang ditambahkan, misalnya cryoprotectant Lee 1984 diacu dalam
Muhibuddin 2010.
2.6.3 Protein jaringan ikat stroma