Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan

15 Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dokumentasi, yakni mengkaji hasil penetapan hak asuh anak hadhanah di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri Tangerang b. Wawancara mendalam indept interview, yaitu tanya jawab lisan antara dua orang secara langsung, dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung kepada hakim yang bersangkutan ataupun hakim yang bertugas pada pengadilan tersebut. 17 Tehnik ini digunakan untuk mendapat informasi dengan cara mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan kepada hakim yang memutus perkara tersebut, dan pihak- pihak terkait. 4. Analisis Data Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan analisa isi content analysist yaitu menganalisa dengan cara menguraikan serta mendeskripsikan sengketa hak asuh anak hadhanah dan menganalisis pertimbangan hakim dengan menghubungkan hasil wawancara, dalil tentang nash, aturan fikih, dan aturan perundang- undangan tentang hak asuh anak hadhanah. kemudian membandingkannya satu sama lain. 17 Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Cet. ke IV, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 27. 16

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terbagi dalam 5 lima bab yang memberikan gambaran dan penjelasan mengenai berbagai akibat hukum putusnya perkawinan karena perceraian menurut Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 serta analisis yang dilakukan oleh penulis mengenai sengketa hak asuh anak yang terjadi di pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri Tangerang. Bab pertama membahas tentang pendahuluan yang terbagi kedalam 7 enam sub bab, yaitu perumusan latar belakang, permasalahan mengenai tulisan; pokok-pokok permasalahan yang akan dijawab melalui penulisan ini berdasarkan pada teori-teori dan fakta-fakta yang akan dipaparkan di bab selanjutnya; identifikasi masalah merupakan uraian yang terkait dengan segala masalah yang sedang di teliti; pembatasan dan perumusan masalah yang membahas tentang pokok permasalahan yang akan dibahas agar tidak keluar dari konteks permasalahan dan inti permasalahan; tujuan penulisan yang membahas mengenai akibat hukum putusnya perkawinan, dasar-dasar pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara hak asuh anak; review studi terdahulu merupakan perihal yang membahas tentang tulisan-tulisan yang membahas tentang hak asuh anak, baik itu merupakan skripsi, tesis, artikel, dll; metodologi penulisan yang memberikan gambaran tentang berbagai sumber yang dijadikan bahan penulisan skripsi ini dan sistematika penulisan yang memaparkan urutan penulisan. 17 Bab kedua membahas tinjauan umum mengenai hukum hak asuh anak hadhanah, pengertian, dasar hukum, syarat menjadi hadhinah dan hadhin, pihak yang berhak mendapatkan hadhanah dan masa hadhanah sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan fikih dan ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Bab ketiga membahas tentang suatu tinjauan umum mengenai peran hakim dalam menangani suatu perkara pada lembaga peradilan tertentu, diantaranya adalah tugas dan wewenang hakim, syarat untuk menjadi hakim, baik yang ada di peradilan umum ataupun peradilan agama, kode etik hakim, kewajiban dan fungsi hakim, konsep penemuan hukum, penetapan pengadilan dan independensi hakim dalam menjatuhkan putusan. Bab keempat merupakan sebuah pembahasan mengenai analisis putusan sengketa hak asuh anak yang terjadi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan Pengadilan Negeri Tangerang, diantaranya; duduk perkara kedua putusan; pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Tangerang dan Pengadilan Agama Jakarta Selatan; serta analisis penulis terhadap dua putusan tersebut. Bab kelima membahas tentang rangkuman dari hasil pembahasan melalui kesimpulan serta saran-saran mengenai permasalahan yang berkaitan dengan hak asuh anak hadahanah. 18

BAB II HADHANAH DALAM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI

INDONESIA A. Pengertian Hadhanah Hadhanah berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti antara lain: hal memelihara, mendidik, mengatur, mengurus segala kepentinganurusan anak-anak yang belum mumayyiz belum dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu atau tindakan bagi dirinya. Secara etimologi kata hadhanah berarti “al-janb” yang berarti disamping atau dibawah ketiak”, atau bisa juga berarti melakukan sesuatu dekat tulang rusuk berarti menggendong, atau meletakan sesuatu dalam pangkuan. 1 Menurut ahli fikih seperti Muhammad Ibnu Ismail San’ani mengatakan bahwa pemeliharaan anak atau hadhanah itu berasal dari kata نضح yang memiliki arti mengasuh atau memelihara, seperti dalam ungkapan نضح ا ى صل ”dia mengasuh atau memelihara anak. 2 Keterangan hak asuh anak dalam fikih digunakan dua kata namun ditujukan untuk maksud yang sama yaitu kafalah dan hadhanah. Dalam arti yang sederhana ialah “pemeliharaan atau pengasuhan”. 3 Dalam arti yang lebih lengkap adalah pemeliharaan anak yang masih kecil setelah terjadinya putus perkawinan. Hadhanah berarti meletakan sesuatu didekat tulang rusuk 1 Satria Efendi M.Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta: Kencana 2004, h.166. 2 Al Imam Muhammad Ibnu Ismail San’ani, Subulussalam, Penerjemah :Abu Bakar Muhammad, Bandung:Dahlan, Juz 3, h. 227. 3 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Jakarta : Prenada Media, 2007, cet ke 2 h. 327.