130
Gambar 6.1 Jejaring Kuasa Perubahan Kebijakan Gunung Ciremai
6.4 Ikhtisar
Gunung Ciremai telah mengalami serangkaian perubahan kebijakan yang mempengaruhi bentuk-bentuk pengelolaan termasuk akses hutan yang dapat
diberikan untuk masyarakat lokal. Bentuk-bentuk pengelolaan hutan Gunung Ciremai telah dimulai sejak era Pemerintahan Kolonial Belanda pemberlakuan perlindungan
hutan, era Pemerintahan Orde Baru penetapan sebagai kawasan hutan produksi Perhutani, era Reformasi pemberlakuan PHBM serta penetapan sebagai kawasan
Taman Nasional. Berbagai perubahan kebijakan Gunung Ciremai sejak era Kolonial hingga sekarang merupakan hasil dari relasi kekuasaan dan jaringan kekuasaan.
Seperti yang terlihat pada gambar 6.1 dan tabel 6.1 bahwa perubahan kebijakan yang
Kebijakan Hutan Ciremai masa
Hindia Belanda Kebijakan Hutan
Ciremai masa Hutan Produksi
Perhutani era 1998
Kebijakan Hutan Ciremai masa
Program PHBM Perhutani 1999-
2004
Kebijakan Hutan Ciremai masa
Perubahan Status Taman Nasional
Praktisi Kehutanan
Akademik Jerman, Belanda
Dinas Kehutanan Hindia Belanda
Pemerintahan Orde Baru
Perhutani
LSM LATIN LSM KANOPI
Perhutani KPH Kuningan
Perhutani Wil III Direksi
Perhutani Pusat Pemda Kuningan
Masyarakat Sipil STIKU UNIKU
Pemda Kuningan Pemda
Majalengka DPRD Kuningan
LSM Akar Departemen
Kehutanan Kerajaan Belanda
Dewan Pemerintahan
Kolonial
Ford Foundation
World Bank DFID
Perubahan Kebijakan
Aktor Lokal Nasional
Aktor Global
131
mempengaruhi bentuk pengelolaan Gunung Ciremai dipengaruhi oleh peran aktor Lokal, Nasional yang juga merupakan bagian dari jaringan aktor Internasional.
Kebijakan baru hutan Gunung Ciremai yang mengubah hutan produksi perusahaan Negara Perhutani ke Taman Nasional diciptakan dari hubungan
kekuasaan yang tidak setara antara universitas lokal dan Pemerintah Pemerintah Pusat dan Daerah di satu sisi dan LSM lokal dan petani di sisi lain. Pemerintah dan
universitas lokal pendukung untuk inisiatif Taman Nasional sedangkan petani dan LSM lokal sangat menentang inisiatif. Kekuatan yang tidak setara ini ditunjukan dari
keluarnya Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang penunjukan kawasan hutang Gunung Ciremai sebagai kawasan Taman Nasional meskipun terjadi penolakan dari
pihak LSM lokal dan petani. Pemerintah baik pusat maupun daerah menggunakan wewenang kekuasaannya untuk dapat mengajukan dan menetapkan status hutan
Taman Nasional. Sedangkan universitas lokal sebagai merupakan relasi kuasa efektif Pemerintah pusat dan daerah dalam merasionalisasikan perubahan status kawasan
menjadi Taman Nasional dalam rangka perlindungan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati.
132
Tabel. 6.1 Relasi Kekuasaan Perubahan Kebijakan yang Mempengaruhi Pengelolaan Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan
136
de Jong, A. 1892. De Ontwouding van Java: Een Nagelaten Geschrift van Wijlen den Houtvester. Tijdschrift voor Nijverheid en Landbouw in Nederlandsch-Indie 43: 208-221; Ham, S.P. 1909. Beginselen en Regels voor de Plaatselijke Vaststelling van Boschreserveterreinen. Tijdschrift voor het
Binnenlandsch Bestuur 39: 165-217; Galudra and Sirait, 2006., The Unfinished Debate : Socio-Legal and Science Discourse on Forest Land-Use and Tenure Policy in 20
th
Century Indonesia
137
Hardjodarsono et al 1986, Sejarah Kehutanan Indonesia Jilid III. Departemen Pertanian
No Era
Kebijakan Tahun
Aktor Berpengaruh Jejaring Kuasa
Kejadian
1 Era Hindia
Belanda Tanam Paksa
Cultuurstelsel 1830-
1870 Van Den Bosch
Dewan Pemerintahan Hindia Belanda
Penanaman tanaman kopi di Gunung Ciremai
BoschReglementt, DienstReglementt,
Boschreservering 1864,
1874, 1884,
1897, 1913
Mr. F.H. der Kinderen panitian pada Mahkamah
Agung, F.G. Bloemen Waanders
Inspektur Tanaman Budidaya,
E. van Roessler Inspektur Kehutanan.
Mollier Inspektur Kehutanan.
de Jong dan Ham Forester Jerman, Belanda
136
. Gubernur Jenderal
Pakaud Gubernur Jenderal
Jonkheer Carel Herman Aart Van Der Wijck
1893-1899. Kuningan memiliki Houtvester
yang bertugas sebagai rimbawan patroli untuk mengawasi hutan
Gunung Ciremai dan beberapa hutan rimba lainnya di Kuningan
Pegusiran petani kopi untuk rehabilitasi hutan Gn Ciremai
oleh Boschwezen
2 Era Kemerdekaan
Peraturan Pemerintah No.
17 s.d 30 tahun 1961
Peraturan Pemerintah No 2
tahun 1978 1961,
1978 Soedjarwo kepala dinas
kehutanan DIY
137
Departemen Pertanian dan Agraria
Jawatan Kehutanan Pola tumpang sari pertanian rakyat
2 th dengan tanaman pokok pinus di Hutan Produksi Gn Ciremai
Perhutani KPH Kuningan
3 Era Reformasi
Surat Keputusan Nomor :
2001 LSM LATIN
LSM KANOPI DFID Donor Program
MFP Pola tumpang sari tanaman
pertanian perkebunan dan sharing
133
138
Masa Jabatan 1998-2003
139
Masa Jabatan 2003-2008 136KptsDir2001
tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat;
Perhutani KPH Kuningan Kepala Dinas Hutbun
Arifin
138
Bupati Kuningan
hasil kayu diakhir daur panen kayu
Surat Keputusan SK Menteri
Kehutanan Nomor 424Menhut-
II2004 Penunjukan Gn Ciremai sebagai
Taman Nasional 2004
LSM AKAR Fak Kehutanan STIKU
UNIKU Kepala Dinas Hutbun
DPRD Kuningan BAPPEDA Kuningan
Aang H
139
Suganda Bupati Kuningan
Bupati Majalengka PHKA Departemen
Kehutanan Pelarangan penggarapan lahan
hutan eks PHBM
134
BAB VII KEHIDUPAN PETANI GUNUNG CIREMAI :