Total Fosfat Kondisi Fisika, Kimia dan Biologi Perairan

perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan p0,05. Gambar 14. Konsentrasi total fosfat di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok stasiun 6-25 dan perairan Muara Gembong stasiun 1-5 pada bulan Juni dan Oktober 2005 Perairan Muara Gembong memiliki kisaran total fosfat di tiap lapisan, antara 0,0009-0,0764 mgl di lapisan permukaan; 0,0207-0,3162 mgl di lapisan tengah; dan 0,0076-0,1391 mgl di lapisan dasar. Total fosfat tertinggi terjadi pada stasiun 2 di lapisan tengah perairan yaitu mencapai 0,3162 mgl Gambar 14. Sedangkan pada stasuin 3 dan 4 dumping site memiliki konsentrasi total fosfat yang sangat rendah. Perbedaan total fosfat ini diduga karena stasiun 2 menerima masukan buangan dosmetik dari tempat lain bukan berasal dari hasil pengerukan sedimen perairan pelabuhan Tanjung Priok, melainkan diduga berasal dari buangan kegiatan pertambakan yang terbawa oleh arus. Hasil uji nilai tengah menunjukkan bahwa pada perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan p0,05. ADP 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 Total fosfat mgl 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 . 5 1 . 0 1 . 5 2 . 0 Permukaan Dasar Tengah Muara Gembong Tanjung Priok Baku mutu Biota laut ALP Keterangan: ALP = Area Luar Pelabuhan, ADP = Area Dalam Pelabuhan ADP Tingginya total fosfat pada bulan Juni 2005, diduga karena pada bulan ini kandungan bahan organik cenderung lebih tinggi. Karena total fosfat merupakan jumlah fosfat dalam bentuk organik dan anorganik, dan fosfat organik banyak terdapat pada perairan yang mengandung banyak bahan organik. Hal tersebut dapat terlihat dari konsentrasi COD dan BOD 5 dalam jumlah tinggi pada bulan Juni 2005, hal ini pula diduga yang menyebabkan total fosfat tinggi pada area luar pelabuhan. Kondisi di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong pada bulan Juni 2005 berada dalam kondisi yang tidak baik bagi kehidupan biota laut, karena berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004, perairan laut yang baik bagi kehidupan biota laut memiliki konsentrasi total fosfat tidak lebih dari 0,015 mgl. Secara umum, kadar total fosfat pada tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok tidak berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan dasar. Kisaran total fosfat di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok pada bulan Oktober 2005, antara 0,0140-0,1790 mgl di lapisan permukaan; 0,0040-0,0640 mgl di lapisan tengah; dan 0,0120-0,1190 mgl di lapisan dasar Gambar 14. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, kondisi total fosfat pada bulan Oktober 2005 sama pada pengamatan sebelumnya, yaitu tidak terdapat perbedaan yang nyata antar lapisan perairan p0,05. Kondisi perairan pelabuhan Tanjung Priok di tiap lapisan tidak berbeda dengan pengamatan sebelumnya, yaitu tidak baik bagi kehidupan biota laut. Secara umum, total fosfat pada tiap lapisan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata antar waktu, kecuali pada lapisan tengah. Kisaran total fosfat di tiap lapisan perairan, antara 0,0009-0,0350 mgl di lapisan permukaan; 0,0009- 0,0180 mgl di lapisan tengah; dan 0,0009-0,0430 mgl di lapisan dasar Gambar 14. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi total fosfat di tiap lapisan perairan Muara Gembong tidak terdapat perbedaan yang nyata p0,05. Kondisi di lapisan dasar perairan Muara Gembong pada bulan Oktober 2005 berada dalam kondisi tidak baik bagi kehidupan biota laut.

4.1.12. Kadmium Cd

Hasil pengamatan pada bulan Juni 2005 menunjukkan kadar kadmium di perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam kondisi yang relatif seragam Gambar 15. Namun jika dibandingkan antar keduanya, perairan pelabuhan Tanjung Priok memiliki konsentrasi kadmium lebih tinggi yaitu berkisar antara 0,00009-0,00010 mgl di lapisan permukaan; 0,00009- 0,00020 mgl di lapisan tengah dan dasar Gambar 15. Hal ini diduga karena perairan pelabuhan Tanjung Priok merupakan perairan yang aktif untuk kegiatan pelabuhan serta bermuaranya dua sungai yaitu sungai Ancol dan sungai Sunter. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Saeni 1989 bahwa kadmium sebagai zat pencemar umum ditemukan di dalam air dan sedimen pada pelabuhan-pelabuhan sekitar instalasi industri dan dapat ditemukan pada penimbunan sampah-sampah. Berdasarkan hasil uji nilai tengah, konsentrasi kadmium antar lapisan terdapat perbedaan yang nyata p0,05. Gambar 15. Konsentrasi kadmium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok stasiun 6-25 dan perairan Muara Gembong stasiun 1-5 pada bulan Juni dan Oktober 2005 0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 Kadmium mgl 0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 J u n i O k t o b e r S t a s i u n 1 2 2 A 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 0 . 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 Dasar Permukaan Tengah Muara Gembong Tanjung Priok ALP ADP Keterangan: ALP = Area Luar Pelabuhan, ADP = Area Dalam Pelabuhan Sedangkan pada tiap lapisan perairan Muara Gembong memiliki kadar kadmium sebesar kurang dari 0,0001 mgl. Kondisi ini homogen disemua lapisan perairan dan stasiun Gambar 15. Hal ini sesuai dengan uji nilai tengah bahwa konsentrasi kadmium di tiap lapisan perairan tidak berbeda nya ta p0,05. Kadar kadmium di tiap lapisan perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tidak berbeda nyata antar waktu, dengan kadar kadmium pada bulan Oktober 2005 sebesar kurang dari 0,0001 mgl Gambar 15. Kondisi ini terlihat dari hasil uji nilai tengah, bahwa kadar kadmium di tiap lapisan perairan tidak berbeda nyata p0,05. Secara umum, kondisi kadmium pada pengamatan bulan Juni dan Oktober 2005 dikedua perairan berada dalam kondisi yang sangat rendah. Hal ini diduga karena kadmium cenderung sulit untuk larut dalam air dan mengendap atau bersatu dengan sedimen Effendi 2000. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni dan Oktober 2005 perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong tergolong sesuai dengan perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan, karena perairan yang diperuntukan bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan memiliki kadar kadmium masing- masing sebesar 0,001 mgl dan 0,01 mgl Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004.

4.1.13. Kromium Heksavalen Cr

6+ Kromium heksavalen bersifat toksik bagi kehidupan biota laut. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan Juni 2005, konsentrasi kromium pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong dalam kondisi yang sama yaitu memiliki kadar kromium sebesar kurang dari 0,001 mgl. Kadar kromium pada bulan Juni 2005 homogen di setiap stasiun dan lapisan perairan, hal ini terjadi pada perairan pelabuhan Tanjung Priok dan perairan Muara Gembong Gambar 16. Dengan kadar Cr 6+ yang rendah pada bulan Juni 2005 menunjukkan kedua perairan berada pada kondisi yang sesuai bagi kehidupan biota laut. Karena kadar kromium yang diperkenankan bagi kehidupan biota laut maksimal sebesar 0,005 mgl Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004.