Kadmium Cd Kromium Heksavalen Cr

beratnya lima kali dari berat air. Sedangkan logam ringan adalah logam yang memiliki berat kurang dari 5 gram Darmono 1995. Namun Palar 2004 menyatakan bahwa perbedaan antara logam berat dengan logam ringan bukan dilihat dari beratnya melainkan dari pengaruh yang dihasilkan bila logam ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Logam yang berada di perairan dapat berasal dari pelapukan batuan dan tanah, aktivitas gunung berapi dan beberapa aktivitas ant hropogenik seperti kegiatan pertambangan, proses produksi dan aktivitas yang menggunakan logam secara langsung ataupun penggunaan bahan-bahan lain yang mengandung logam berat Sualia 2005. Pada umumnya daerah pantai memiliki kandungan logam lebih besar karena kebanyakan berasal dari mulut- mulut sungai yang terkontaminasi oleh limbah buangan industripertambangan. Beberapa logam baik logam berat maupun logam ringan memiliki jumlah yang sangat sedikit di perairan, karena logam- logam tersebut mengendap pada sedimen. Berdasarkan Diniah 1995 logam berat di perairan laut akan disebarkan oleh turbulensi dan arus laut serta akan dibawa oleh arus dan biota yang beruaya. Daya racun dari logam dipengaruhi oleh pH, semakin rendah pH maka daya racun dari logam akan meningkat.

2.2.9.1. Kadmium Cd

Kadmium merupakan logam lunak berwarna putih perak Palar 2004. Walaupun kadmium tersebar luas di alam, tetapi biasanya sering ditemukan dalam konsentrasi rendah dalam tanah dan bebatuan 100–300 ppb. Kadmium bersifat mudah menguap dan tidak larut dalam air. Menurut Effendi 2003 pada pH yang tinggi kadmium akan mengalami pengendapan. Dalam kehidupan sehari- hari kadmium digunakan secara khusus sebagai bahan pestisida baik bagi pertanian kacang-kacangan, tomat dan gandum maupun selain pertanian rumput dalam lapangan golf, sebagai pewarna untuk berbagai produk plastik, keramik, tekstil dan karet Laws 1993. Kadmium bersifat racun bagi organisme dan manusia, namun dampaknya tidak langsung dirasakan oleh penderita tetapi dalam waktu 4–10 jam setelah penderita melakukan kontak terhadap kadmium. Sifat dari racun kadmium ini dipengaruhi oleh pH dan kesadahan, kadmium akan semakin beracun dengan adanya zinc dan timbal Effendi 2003. Oleh sebab itu keberadaan kadmium di perairan laut tidak boleh melebihi 0,0001 mgl MecNeely et al., 1979, dalam Effendi 2003, sedangkan berdasarkan Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004 perairan laut yang layak bagi kehidupan biota laut dan kegiatan pelabuhan masing- masing sebesar 0,001 mgl dan 0,01 mgl.

2.2.9.2. Kromium Heksavalen Cr

6+ Kromium Cr 6+ merupakan unsur yang paling jarang ditemukan pada perairan alami Effendi 2003. Di alam, kromium ditemukan dalam bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-unsur lain. Pada suatu perairan, kromium ditemukan dalam bentuk kromium trivalen dan kromium heksavalen. Namun yang paling beracun bagi organisme dan manusia adalah kromium heksavalen, hal ini dilihat dari ion valensinya yang lebih tinggi sehingga kemampuannya untuk berikatan dengan ion lain lebih tinggi pula. Sumber- sumber masukan logam kromium ke dalam lingkungan diduga paling banyak dari kegiatan industri, kegiatan rumah tangga, serta pembakaran dan mobilisasi bahan bakar. Kromium dalam badan perairan dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan nonalamiah. Masuknya kromium secara alamiah berasal dari peristiwa erosi pada batuan mineral, disamping itu debu-debu dan partikel-partikel Cr 6+ yang di udara akan dibawa turun oleh air hujan. Masukkan Cr 6+ secara nonalamiah lebih merupakan dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti buangan industri Palar 2004. Telah dikatakan bahwa kromium heksavalen lebih beracun dan daya racunnya dipengaruhi oleh suhu dan pH. Keracunan dari kromium ini dapat mengganggu fungsi hati, ginjal, pernafasan dan mengakibatkan kerusakan pada kulit. Kadar kromium di perairan yang diperkenankan bagi kehidupan biota laut adalah 0,005 mgl Kep. Men. LH No.51 Tahun 2004.

2.2.9.3. Timbal Pb