Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

17 6 Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran 7 Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik 8 Interaksi diantara siswa kurang

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono 2012: 54, “pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Isjoni 2010: 20 menjelaskan beberapa ciri dari cooperative learning adalah: 1 setiap anggota memiliki peran, 2 terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4 guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan 5 guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada beberapa unsur dasar dari pembelajaran kooperatif yang membedakannya dari kerja kelompok yang pembagian kelompoknya dilakukan asal-asalan. Ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur tersebut adalah: 1 positive interdependence saling ketergantungan positif dimana dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari bahan yang ditugaskan dan menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan; 2 personal responsibility tanggung jawab perseorangan dimana dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa 18 akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik; 3 face to face promotive interaction interaksi promotif dimana unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif; 4 interpersonal skill komunikasi antaranggota dimana unsur ini mengoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik; 5 group processing pemrosesan kelompok dimana pada unsur ini setiap anggota menilai kontribusi yang diberikan setiap anggota dalam kelompok Suprijono 2012: 58-61.

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan dari Model pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik. Suprijono 2012 menyebutkan bahwa hal-hal yang perlu disiapkan dalam pembelajaran yang menggunakan model Make a Match adalah kartu-kartu, yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban. Prosedur pelaksanaan model Make a Match dalam Lie 2012: 135, yaitu: 1 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin cocok untuk sesi review persiapan menjelang tes atau ujian. 2 Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. 3 Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya pemegang kartu PERSEBAYA berpasangan dengan kartu SURABAYA. 4 Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu 19 berhubungan, misalnya pemegang kartu 3+3 membentuk kelompok dengan pemegang kartu 2x3 dan 12:2. Model Make a Match tampak pada saat siswa melakukan permainan kartu domica. Dimana siswa memasangkan antara soal dengan jawaban yang tepat pada kartu domica yang dimiliki.

2.1.6 Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMBELAJARAN MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02 SIDOREJO PEMALANG

0 6 191

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GUMAYUN 01 KABUPATEN TEGAL

0 13 263

KEEFEKTIFAN MEDIA SLIDE PRESENTASI TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 06 TEGALSARI KABUPATEN PEMALANG

0 9 281

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PECAHAN PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI LANGGEN KABUPATEN TEGAL

0 15 345

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 TEGAL

2 54 301

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL MIND MAPPING MATERI SUMBER DAYA ALAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 MAJALANGU WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG

4 27 259

Keefektifan Penggunaan Multimedia Microsoft Powerpoint terhadap Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Transportasi pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal

0 9 197

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

Keefektifan Strategi Crossword Puzzle pada Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jatimulya 02 Suradadi Tegal

1 19 197