106
Gambar tersebut memperlihatkan kegiatan siswa saat mengerjakan tugas menulis buku harian. Dari gambar tersebut terlihat hanya ada tiga siswa yang
tampak serius dalam mengerjakan tugas menulis buku harian, sedangkan beberapa siswa yang lainnya asyik bercanda dengan yang lain bahkan ada siswa yang tidur.
4.1.1.3 Refleksi Siklus I
Pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto pada siklus I masih belum mencapai rata-rata minimum. Hal ini
terlihat dari hasil tes siswa yang baru mencapai nilai rata-rata klasikal 66,9 sehingga siswa belum bisa dikatakan lulus karena batas nilai rata-rata minimum
adalah 70. Hal tersebut disebabkan ada salah satu aspek yang nilainya masih rendah yaitu aspek kualitas isi, dan perlu diperbaiki lagi. Selain itu, masih ada
siswa yang berperilaku negatif, misalnya tidur, bercanda dengan teman sebangkunya, dan lainnya. Perilaku ini mengakibatkan pembelajaran menulis
buku harian kurang maksimal. Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam
penelitian tindakan kelas setelah diterapkannya teknik peta pikiran melalui media foto ini diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang proses belajarnya belum
optimal, belum terlihat adanya perkembangan yang cukup membanggakan tetapi keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, tetapi peningkatan
tersebut hasilnya belum maksimum, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang mengarah pada perkembangan yang cukup berarti.
Dari hasil observasi terdapat kelebihan dan kelemahan dalam proses pembelajaran menggunakan teknik peta pikiran melalui media foto. Berdasarkan
107
hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I, maka masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pencapaian indikator yang harus dicapai dalam
penelitian antara lain kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur-unsur buku harian, kemampuan siswa dalam memilih kata menjadi sebuah peta pikiran
melalui media foto, dan menuliskan pengalaman pribadi dengan bahasa yang baik dan benar. Selain pencapaian indikator yang belum tercapai, hal lain adalah
konsentrasi siswa untuk memperhatikan pelajaran menulis buku harian yang masih kurang. Hal ini dibuktikan masih ada siswa yang tidur, berbicara dengan
teman dibelakangnya, dan bercanda dengan teman sebangkunya. Faktor lain yang menyebabkan perilaku negatif siswa adalah ruang kelas yang dekat dengan
lapangan olahraga dan waktu yang disediakan oleh guru untuk menulis buku harian dirasa siswa kurang sehingga siswa merasa terburu-buru menyelesaikan
tulisan mereka. Selain itu juga mengenai media foto yang digunakan siswa, ada yang kurang sesuai misalnya siswa membawa foto sewaktu mereka di kelas, dan
bahkan ada beberapa siswa yang tidak membawa media tersebut karena lupa. Dari hasil jurnal siswa dan jurnal guru, masih ada siswa yang mengalami
kesulitan saat pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto yaitu pada aspek pemilihan kata. Ada beberapa siswa yang
kurang mengerti pembuatan peta pikiran dan penggunaan media foto. Berdasarkan jurnal guru juga terlihat ada beberapa siswa yang kurang menyukai pembelajaran
menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto dengan alasan pembuatan peta pikiran sulit dan membingungkan. Namun, secara keseluruhan
108
proses pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto berjalan dengan baik dan lancar.
Berdasarkan hasil dokumentasi dapat diketahui bahwa pada siklus I, masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru dan bersikap acuh tak
acuh. Guna mencapai pembelajaran yang sesuai yang diharapkan oleh peneliti, maka hambatan-hambatan tersebut perlu solusi yang tepat agar pada siklus II
pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto dapat berjalan lebih baik dan hasil yang diharapkan dapat lebih meningkat. Jalan
keluar tersebut yaitu guru memberikan motivasi pada siswa dengan cara membuat suasana lebih santai agar mengurangai ketegangan siswa, guru lebih memilih
kriteria media foto yang dapat lebih mudah digunakan siswa dalam membuat peta pikiran dan menghasilkan karangan yang sesuai dengan topik yang terdapat dalam
foto, membacakan nilai hasil pekerjaan siswa menulis buku harian pada siklus I, dan menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menulis buku
harian pada siklus I. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis buku harian pada siklus berikutnya.
4.1.2 Hasil Siklus II
Hasil siklus II merupakan hasil tes dan hasil nontes pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta pikiran melalui media foto yang kedua setelah
dilakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran siklus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada siklus I dan berupaya
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis buku harian sehingga dapat mencapai target yang diinginkan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II