Pengertian Umum Budaya Politik

16 terhadap sistem politik, dengan melihat fokus yang diorientasikan, apakah dalam tataran struktur politik, fungsi-fungsi dari struktur politik, dan gabungan dari keduanya. Misal orientasi politik terhadap lembaga politik terhadap lembaga legislatif, eksekutif dan sebagainya. Ketiga : budaya politik merupakan deskripsi konseptual yang menggambarkan komponen-komponen budaya politik dalam tataran masif dalam jumlah besar, atau mendeskripsikan masyarakat di suatu negara atau wilayah, bukan per-individu. Hal ini berkaitan dengan pemahaman, bahwa budaya politik merupakan refleksi perilaku warga negara secara massal yang memiliki peran besar bagi terciptanya sistem politik yang ideal.

C. Hubungan Sistem Politik dan Budaya Politik

Sistem politik pada hakikatnya merupakan seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas perilaku sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan untuk masyarakat. Suatu sistem politik diharuskan memiliki kemampuan untuk mempertahankan kehidupan, kelanggengan, berkelanjutan, mempunyai dorongan alamiah, serta bertahan dalam segala kondisi lingkungan yang menekannya sampai batas tertentu. Sistem politik identik dengan kehidupan politik masyarakat dan kehidupan politik pemerintah. Pemerintah dalam sistem politik merupakan mekanisme formal atau mesin resmi negara disamping pranata sosial-politik yang tidak resmi. Sistem politik merupakan objek budaya politik. Oleh David Easton, diberi pengertian sebagai seperangkat interaksi yang diabstraksikan, dimana nilai-nilai dialokasikan terhadap masyarakat. Dengan kata lain, sistem politik merupakan bagian dari sistem sosial yang menjalankan alokasi nilai-nilai dalam bentuk keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang bersifat otoritatif dikuatkan oleh kekuasaan yang sah dan mengikat seluruh masyarakat. Dalam masyarakat modern otorita atau kekuasaan yang sah memiliki wewenang yang sah utuk menggunakan paksaan kekuasaan adalah negara. Karakter utama sistem politik menurut Easton yaitu unit sistem politik dan batas-batas, input dan output, deferensiasi, dan integrasi. Dengan penjabaran sebagai berikut; a. Unit politik adalah aksi politik yang terstruktur dalam peranan-peranan politik dan kelompok-kelompok politik. b. Batas-batas yang dimaksudkan adalah lingkungan sistem politik yang berupa kegiatan-kegiatan lain yang tidak secara langsung berkaitan dengan proses pembuatan keputusan yang mengikat untuk suatu masyarakat. 17 c. Input merupakan masukan untuk bekerjanya sistem politik d. Output merupakan keluaran yang berupa keputusan yang mengikat. e. Deferensiasi merupakan perbedaan kegiatan yang dijalankan struktur politik dalam mengubah input menjadi output. f. Integrasi sistem merupakan mekanisme untuk memaksa kerjasama struktur politik sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang mengikat. Almond dan Coleman, membedakan struktur politik atas infrastruktur politik dan suprastruktur politik. a. Infrastruktur politik merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang dalam aktivitasnya dapat mempengaruhi, baik langsung atau tidak angsung lembaga-lembaga negara dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya masing-masing. Komponen Infrastuktur politik yakni; a Parpol, b kelompok kepentingan, c kelompok penekan, d media komunikasi politik, dan e tokoh politik. b. Suprastruktur politik merupakan berbagai lembaga kenegaraan yang umumnya dinamakandisebut dengan lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara. Komponen Suprastuktur; a legislatif, beksekutif, dan c Yudikatif.

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

17 138 15

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

JENIS-JENIS KALIMAT INTEROGATIF BAHASA INDONESIA DI PERSIDANGAN PENGADILAN NEGERI JEMBER

7 105 16

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100