BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam BAB IV ini peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan
pembahasan setiap siklus dapat di deskripsikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Penelitian a. Kondisi Awal
Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar matematika sebelum penerapan pembelajaran kontekstual. Kondisi awal dijadikan sebagai bahan melaksanakan
tindakan pada siklus I dan siklus II. 1 Hasil Belajar
Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA SD Negeri Perumnas Condongcatur dua tahun
terakhir. Berikut ini data nilai siswa kelas VA tahun pelajaran 20132014 pada materi KPK dan FPB.
91
Tabel 4.1 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 20132014
No. Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1. DH
65 √
- 2.
GHS 51
- √
3. AY
71 √
- 4.
MRA 80
√ -
5. RR
72 √
- 6.
EA 82
√ -
7. THYA
60 -
√ 8.
KLIP 68
√ -
9. MM
70 √
- 10.
ARB 62
- √
11. RD
70 √
- 12.
HBD 60
- √
13. RYK
55 -
√ 14.
MH 69
√ -
15. ATJ
50 -
√ 16.
AKL 70
√ -
17. IHTR
75 √
- 18.
NHF 60
- √
19. IP
45 -
√ 20
AWR 58
- √
21. LLRG
70 √
- 22.
RH 58
- √
23. AS
65 √
- 24.
NAP 50
- √
25. ILM
40 -
√ 26
IMS 60
- √
Jumlah Nilai 1.636
Rata-Rata 62,93
Jumlah Siswa Tuntas 13
13 Presentase Ketuntasan
50 50
Tabel 4.1 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa kelas VA tahun ajaran 2013 2014 pada materi KPK dan FPB dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 13 siswa dari 26 siswa yang tuntas atau berhasil mencapai KKM.
Persentase ketuntasan siswa hanya separuhnya saja atau sebesar 50. Nilai rata-rata kelas juga masih di bawah KKM yaitu dengan rata-rata
kelas 62,93. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran 20132014 hasil belajar siswa masih rendah. Agar lebih memperkuat
data, peneliti meninjau kembali hasil belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas VA pada tahun berikutnya, yaitu tahun
ajaran 20142015 yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Nilai KPK dan FPB Siswa Kelas VA Tahun 20142015
No. Nama
Nilai Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1. AFB
80
√ -
2. ADEP
61 -
√
3. AYT
55 -
√
4. ALP
70
√ -
5. HTA
65
√ -
6. HWW
60 -
√
7. IRS
60 -
√
8. IDP
63 -
√
9. IIRP
66
√ -
10. RWB
40 -
√
11. RPD
70
√ -
12. SHT
61 -
√
13. UNA
79
√ -
14. VFA
60 -
√
15. TDPR
73
√ -
16. YAH
67
√ -
17. ZAA
64 -
√
18. ZS
71
√ -
19. ZFN
68
√ -
20 BPJS
55 -
√
21. FZP
79
√ -
Jumlah Nilai 1.367
Rata-Rata 52,38
Jumlah Siswa Tuntas 11
10 Persentase Ketuntasan
52,38 47,62
Tabel 4.2 menunjukkan data keadaan awal hasil belajar siswa kelas VA tahun ajaran 2014 2015 pada materi KPK dan FPB dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu 65. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 11 52,38
siswa dari 21, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa 47,62. Nilai rata-rata kelas
juga masih di bawah KKM sama seperti tahun sebelumnya bahkan lebih menurun, yaitu dengan rata-rata kelas 52,38. Data tersebut
menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran 20132014 hasil belajar siswa masih rendah.
Data hasil belajar dua tahun terakhir yang diperoleh peneliti tersebut kemudian didapatkan rata-rata nilai yaitu 57,66 dengan
persentase ketuntasan 51,19. Hasil belajar siswa dapat disimpulkan masih rendah dengan persentase ketuntasan hanya separuh dan rata-
rata yang masih jauh dari KKM. 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner yang dilakukan pada hari Rabu 30 September
2015. Berdasarkan hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan, dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis matematika siswa
masih rendah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung persentase jumlah siswa yang dianggap mampu berpikir kritis disetiap
indikatornya. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis sebelum tindakan diperoleh skor rata-rata yang dicapai yang kemudian
dikonversikan ke dalam sebuah nilai. Nilai kemampuan berpikir kritis didapatkan dari rata-rata dibagi skor maksimal disetiap indikator dan
dikalikan 100. Skor rata-rata dan nilai kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No. Indikator
Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
1. Menganalisis argumen
11,3 56,5
2. Mampu bertanya
6,2 62
3. Mampu menjawab pertanyaan
5,8 58
4. Memecahkan masalah
18,3 61
5. Membuat kesimpulan
6,9 69
6. Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan. 12,5
62,5
Keseluruhan 60,95
60,95
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, indikator pertama diperoleh rata-rata 11,3 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 56,5. Indikator
kedua diperoleh rata-rata 6,2 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62. Indikator ketiga diperoleh rata-rata 5,8 dengan nilai kemampuan
berpikir kritis 58. Indikator keempat diperoleh rata-rata 18,3 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 61. Indikator kelima diperoleh rata-
rata 6,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 69. Indikator keenam diperoleh rata-rata 12,5 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62,5.
Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner kondisi awal setiap siswa untuk masing-masing indikatornya sebagai berikut:
a. Indikator 1 Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4
pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11 dan 14. Kisi-
kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3, sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item Skor
Kriteria 5
6 11
14
1 TA
4 1
4 4
13 Cukup Kritis
2 AK
1 2
2 4
9 Sangat tidak kritis
3 APAL
1 3
3 2
9 Sangat tidak kritis
4 ABCK
2 4
2 5
13 Cukup Kritis
5 CAS
2 2
1 3
8 Sangat tidak kritis
6 FSA
3 2
5 2
12 Tidak kritis
7 HPZ
4 5
5 4
18 Sangat Kritis
8 AAA
5 2
4 3
14 Cukup Kritis
9 KPH
3 1
4 4
12 Tidak kritis
10 MFAA
1 1
3 2
7 Sangat tidak kritis
11 NFA
2 4
1 3
10 Sangat tidak kritis
12 RMKI
1 1
1 2
5 Sangat tidak kritis
13 AOAP
2 1
2 2
7 Sangat tidak kritis
14 AAN
3 2
4 5
14 Cukup kritis
15 ARA
4 2
4 4
14 Cukup kritis
16 ARA
1 2
3 4
10 Sangat tidak kritis
17 ARR
2 1
3 3
9 Sangat tidak kritis
18 BR
3 2
3 2
10 Sangat tidak kritis
19 FS
4 1
2 1
8 Sangat tidak kritis
20 EAR
5 1
5 5
16 Kritis
21 FIS
2 3
4 5
14
Cukup kritis
22 KDTN
2 4
4 4
14
Cukup kritis
23 R
3 3
4 4
14
Cukup kritis
24 KNH
2 5
2 2
11 Tidak kritis
Jumlah skor kelas 271
Rata-rata skor kelas 11,3
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
56,5 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10
Persentase jumlah siswa 41,66
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan jumlah skor kelas 271 dengan rata-rata skor kelas 11,3 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 56,5. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis
atau dengan persentase 41,66. Kriteria maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor
dapat dilihat pada tabel 3.13. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Indikator 2 Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan
pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item Skor
Kriteria 1
3
1 TA
5 4
9 Sangat kritis
2 AK
3 4
7 Cukup kritis
3 APAL
3 4
7 Cukup kritis
4 ABCK
2 2
4 Sangat tidak kritis
5 CAS
4 4
8 Kritis
6 FSA
1 2
3 Sangat tidak kritis
7 HPZ
2 2
4 Sangat tidak kritis
8 AAA
5 4
9 Sangat kritis
9 KPH
4 2
6 Tidak kritis
10 MFAA
4 5
9
Sangat kritis
11 NFA
2 1
3 Sangat tidak kritis
12 RMKI
2 4
6 Tidak kritis
13 AOAP
2 2
4 Sangat tidak kritis
14 AAN
2 4
6 Tidak kritis
15 ARA
3 2
5 Sangat tidak kritis
16 ARA
5 2
7 Cukup kritis
17 ARR
2 4
6 Tidak kritis
18 BR
3 5
8 Kritis
19 FS
4 4
8 Kritis
20 EAR
3 2
5 Sangat tidak kritis
21 FIS
1 2
3 Sangat tidak kritis
22 KDTN
2 4
6 Tidak kritis
23 R
3 4
7
Cukup kritis
24 KNH
5 4
9 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 149
Rata-rata skor kelas 6,2
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
62 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
11 Persentase jumlah siswa
45,83
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan jumlah skor kelas 149 dengan rata-rata skor kelas 6,2 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 62. Terdapat 11 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 45,83. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.14 c. Indikator 3
Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 4
serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada
setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item Skor
Kriteria 4
8
1 TA
4 4
8 Kritis
2 AK
2 5
7 Cukup kritis
3 APAL
3 2
5 Sangat tidak kritis
4 ABCK
2 4
6 Tidak kritis
5 CAS
1 4
5 Sangat tidak kritis
6 FSA
4 3
7 Cukup kritis
7 HPZ
2 2
4 Sangat tidak kritis
8 AAA
3 2
5 Sangat tidak kritis
9 KPH
2 1
3 Sangat tidak kritis
10 MFAA
2 4
6 Tidak kritis
11 NFA
4 3
7 Cukup kritis
12 RMKI
4 3
7 Cukup kritis
13 AOAP
4 2
6 Tidak kritis
14 AAN
1 1
2 Sangat tidak kritis
15 ARA
4 3
7 Cukup kritis
16 ARA
5 2
7 Cukup kritis
17 ARR
3 4
7 Cukup kritis
18 BR
5 2
7 Cukup kritis
19 FS
1 5
6 Tidak kritis
20 EAR
4 2
6 Tidak kritis
21 FIS
1 4
5 Sangat tidak kritis
22 KDTN
2 4
6 Tidak kritis
23 R
1 4
5 Sangat tidak kritis
24 KNH
1 4
5 Sangat tidak kritis
Jumlah skor kelas 139
Rata-rata skor kelas 5,8
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
58 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
9 Persentase jumlah siswa
37,5
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan jumlah skor kelas 139 dengan rata-rata skor kelas 5,8 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 58. Terdapat 9 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 37,5. Kriteria maksimal pada indikator 3 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.15. d. Indikator 4
Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 2,
7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9, 10, dan 15. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item Skor
Kriteria 2
7 9
10 15
17
1 TA
1 4
4 4
4 3
20
Cukup kritis
2 AK
5 3
4 4
2 2
20
Cukup kritis
3 APAL
4 4
4 5
3 4
24
Kritis
4 ABCK
4 4
5 5
3 3
24
Kritis
5 CAS
3 2
4 4
5 1
19 Tidak kritis
6 FSA
1 3
4 4
5 1
18 Tidak kritis
7 HPZ
1 4
5 4
4 1
19 Tidak kritis
8 AAA
3 5
3 4
4 1
20
Cukup kritis
9 KPH
1 1
1 1
4 4
12 Sangat tidak kritis
10 MFAA
2 4
3 1
3 5
18 Tidak kritis
11 NFA
4 3
2 4
5 3
21
Cukup kritis
12 RMKI
2 2
5 3
1 1
14 Sangat tidak kritis
13 AOAP
4 3
4 1
2 2
16 Sangat tidak kritis
14 AAN
5 1
4 1
3 1
15 Sangat tidak kritis
15 ARA
2 2
3 2
3 1
13 Sangat tidak kritis
16 ARA
3 4
5 3
3 2
20
Cukup kritis
17 ARR
3 2
1 3
4 2
15 Sangat tidak kritis
18 BR
2 2
3 4
4 3
18 Tidak kritis
19 FS
2 3
4 4
4 4
21
Cukup kritis
20 EAR
1 3
4 4
4 2
18 Tidak kritis
21 FIS
4 2
4 5
2 3
20
Cukup kritis
22 KDTN
3 3
2 4
2 3
17 Tidak kritis
23 R
2 2
5 2
4 5
20
Cukup kritis
24 KNH
3 3
2 3
4 3
18 Tidak kritis
Jumlah skor kelas 440
Rata-rata skor kelas 18,3
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
61 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10
Persentase jumlah siswa 41,66
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan jumlah skor kelas 440 dengan rata-rata skor kelas 18,3 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 61. Terdapat 10 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 41,66. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.16. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Indikator 5 Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2 pernyataan
pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 12 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi kuesioner tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item Skor
Kriteria 12
13
1 TA
4 4
8 Kritis
2 AK
1 4
5 Sangat tidak kritis
3 APAL
3 4
7 Cukup kritis
4 ABCK
2 4
6 Tidak kritis
5 CAS
3 4
7 Cukup kritis
6 FSA
1 5
6 Tidak kritis
7 HPZ
1 2
3 Sangat tidak kritis
8 AAA
1 5
6 Tidak kritis
9 KPH
4 4
8 Kritis
10 MFAA
5 4
9 Sangat kritis
11 NFA
5 3
8 Kritis
12 RMKI
4 3
7 Cukup kritis
13 AOAP
3 3
6 Tidak kritis
14 AAN
4 4
8 Kritis
15 ARA
3 5
8 Kritis
16 ARA
2 5
7 Cukup kritis
17 ARR
2 5
7 Cukup kritis
18 BR
2 4
6 Tidak kritis
19 FS
1 5
6 Tidak kritis
20 EAR
1 5
6 Tidak kritis
21 FIS
4 4
8 Kritis
22 KDTN
5 4
9 Sangat kritis
23 R
4 2
6 Tidak kritis
24 KNH
4 4
8 Kritis
Jumlah skor kelas 165
Rata-rata skor kelas 6,9
Cukup kritis Nilai rata-rata kelas
69 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
14 Persentase jumlah siswa
58,33
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan jumlah skor kelas 165 dengan rata-rata skor kelas 6,9 dan dikonversikan menjadi nilai rata-
rata yaitu 69. Terdapat 14 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan
persentase 58,33. Kriteria maksimal pada indikator 5 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat
dilihat pada tabel 3.17. f. Indikator 6
Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu
pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta pernyataan unfavorabel
pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal
No Nama
Item
Skor Kriteria
16 18
19 20
1 TA
4 5
3 4
16 Kritis
2 AK
4 2
3 4
13 Cukup kritis
3 APAL
5 2
2 5
14 Cukup kritis
4 ABCK
2 2
2 5
11 Tidak kritis
5 CAS
1 3
4 4
12 Tidak kritis
6 FSA
5 4
2 4
15 Cukup kritis
7 HPZ
4 3
4 5
16 Kritis
8 AAA
2 2
2 5
11 Tidak kritis
9 KPH
5 4
1 4
14 Cukup kritis
10 MFAA
5 5
4 3
17 Kritis
11 NFA
4 3
1 4
12 Tidak kritis
12 RMKI
4 4
1 2
11 Tidak kritis
13 AOAP
3 2
2 2
9 Sangat tidak kritis
14 AAN
3 1
2 3
9 Sangat tidak kritis
15 ARA
4 5
4 3
16 Kritis
16 ARA
2 2
3 3
10 Sangat tidak kritis
17 ARR
1 2
3 3
9 Sangat tidak kritis
18 BR
3 2
2 1
8 Sangat tidak kritis
19 FS
4 2
1 2
9 Sangat tidak kritis
20 EAR
2 2
1 4
9 Sangat tidak kritis
21 FIS
4 4
3 4
15 Cukup kritis
22 KDTN
4 5
2 3
14 Cukup kritis
23 R
3 4
5 3
15 Cukup kritis
24 KNH
4 1
4 5
14 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 299
Rata-rata skor kelas 12,5
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
62,5 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 12
Persentase jumlah siswa 50
Tabel 4.9 didapatkan jumlah skor kelas 299 dengan rata-rata skor kelas 12,5 dan dikonversikan menjadi nilai rata-rata yaitu 62,5.
Terdapat 12 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 50.
Kriteria maksimal pada indikator 6 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal
No Nama
Indikator Skor
Kriteria 1
2 3
4 5
6
1 TA
13 9
8 20
8 16
74 Cukup kritis
2 AK
9 7
7 20
5 13
61 Cukup kritis
3 APAL
9 7
5 24
7 14
66 Kritis
4 ABCK
13 4
6 24
6 11
64 Kritis
5 CAS
8 8
5 19
7 12
59 Tidak kritis
6 FSA
12 3
7 18
6 15
61 Tidak kritis
7 HPZ
18 4
4 19
3 16
64 Tidak kritis
8 AAA
14 9
5 20
6 11
65 Cukup kritis
9 KPH
12 6
3 12
8 14
55 Sangat tidak kritis
10 MFAA
7 9
6 18
9 17
66 Tidak kritis
11 NFA
10 3
7 21
8 12
61 Cukup kritis
12 RMKI
5 6
7 14
7 11
50 Sangat tidak kritis
13 AOAP
7 4
6 16
6 9
48 Sangat tidak kritis
14 AAN
14 6
2 15
8 9
54 Sangat tidak kritis
15 ARA
14 5
7 13
8 16
63 Sangat tidak kritis
16 ARA
10 7
7 20
7 10
61 Cukup kritis
17 ARR
9 6
7 15
7 9
53 Sangat tidak kritis
18 BR
10 8
7 18
6 8
57 Tidak kritis
19 FS
8 8
6 21
6 9
58 Cukup kritis
20 EAR
16 5
6 18
6 9
60 Tidak kritis
21 FIS
14 3
5 20
8 15
65 Cukup kritis
22 KDTN
14 6
6 17
9 14
66 Tidak kritis
23 R
14 7
5 20
6 15
67 Cukup kritis
24 KNH
11 9
5 18
8 14
65 Tidak kritis
Jumlah skor kelas 1.463
Rata-rata skor kelas 60,95
Tidak kritis Nilai rata-rata kelas
60,95 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 9
Persentase jumlah siswa 37,5
Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 3,03
dengan kriteria tidak kritis. Jumlah skor kelas diperoleh hasil 1.463 dengan rata-rata kelas 60,95 tidak kritis dan nilai rata-rata kelas
yaitu 60,95 tidak kritis. Persentase jumlah siswa yang kritis seacara keselurahan adalah sebesar 37,5 9 dari 24 siswa dengan kriteria
sangat tidak kritis. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19.
b. Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I dimulai tanggal 3 Oktober 2015
di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun pelajaran 20152016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan
alokasi waktu di setiap pertemunanya 3x35 menit. 1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian.
Peneliti mengkaji kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian terlebih dahulu. Peneliti melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa
LKS, lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar. Selain itu
peneliti juga menyusun rubrik pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran.
2 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam
pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit.
a. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari
Sabtu, 3 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang bilangan prima,
faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor, dan mencari KPK dengan menggunakan bantuan kalender. Pelaksanaan
pertemuan pertama siklus I memuat komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan siswa dan
meminta siswa untuk bersiap mengikuti pembelajaran. Guru juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai kelipatan dan bilangan prima sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam
materi. Guru menerapkan komponen masyarakat belajar melalui
pembagian kelompok, yaitu menjadi dua kelompok besar untuk melakukan sebuah permainan sebelum materi dimulai. Permainan
yang diberikan guru kepada siswa adalah Happy Clap. Sebelum memulai permainan, guru mengecek pemahaman
siswa terlebih dahulu mengenai kelipatan. Guru bertanya mengenai kelipatan dari 2, 3, dan 4, sehingga dapat dilihat bahwa siswa telah
mengetahui mengenai konsep kelipatan sebagai tahap awal mengetahui konsep KPK. Guru menjelaskan hubungan permainan
Happy Clap dengan KPK. Ketika mereka bertepuk tangan secara
bersama pada satu angka, maka angka tersebut yang menjadi jawaban dari KPK. Maka siswa dapat menyimpulkan bahwa KPK
adalah angka terkecil yang sama dan saling bertemu. Guru menjelaskan aturan permainan, yaitu kelompok pertama
bertepuk tangan ketika guru mengatakan angka 2 dan kelipatannya, sedangkan kelompok dua bertepuk tangan ketika guru mengatakan
angka 3 dan kelipatannya. Setelah menjelaskan aturan tersebut kepada siswa, guru memulai permainan dan menghitung bilangan
asli sampai 20. Melalui permainan tersebut guru menyampaikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan pembelajaran dan siswa kembali ke tempat duduk masing- masing.
Selanjutnya pada kegiatan inti, siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan anggota yang heterogen masyarakat belajar.
Pembagian kelompok secara heterogen dapat saling membelajarkan antar anggota kelompok. Kegiatan selanjutnya setelah siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, guru membagikan lembar kerja siswa berupa angka 1-100 untuk setiap kelompok. Siswa diminta untuk
melingkari angka-angka yang termasuk ke dalam bilangan prima sesuai dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya
konstruktivisme. Ketika siswa mulai bingung, guru tidak memberikan jawaban langsung kepada para siswa, namun guru
menjelaskan dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Selanjutnya siswa dapat melanjutkan lembar kerja dengan
berkelompok. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme.
Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah
indikator berpikir kritis dan mencari mana saja yang termasuk bilangan prima. Para siswa tidak bisa asal melingkari angka, namun
mereka akan memilihnya dan menilai hasil dari pengamatannya indikator berpikir kritis. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS,
perwakilan dari beberapa kelompok maju ke depan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempresentasikan pekerjaannya. Ketika para siswa saling bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok, mereka juga akan
belajar untuk menganalisis argumen indikator berpikir kritis. Para siswa mencari bilangan prima antara 1-100 banyak kemungkinan
jawaban dan pendapat dari anggota kelompoknya. Hal tersebut akan melatih kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis
kembali jawaban teman sampai mereka mendapatkan hasil yang benar. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan
menuliskan hasil pekerjaannya. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai bilangan prima.
Selanjutnya siswa kembali mendapatkan kalender untuk melakukan peragaan menemukan konsep KPK. Sebelum para siswa
menggunakan media kalender, guru memeragakannya terlebih dahulu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa pemodelan.
Ketika guru memeragakan media, guru tetap mengajak siswa untuk ikut berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. Guru tidak
memberikan contoh sampai selesai karena nantinya siswa akan mencoba menyelesaikan dan mencari jawaban dari soal yang
berbeda. Setelah guru menjelaskan, siswa mulai melakukan peragaan
dengan menggunakan media kalender dan melakukan sebuah proses untuk menemukan sendiri konsep dari KPK inkuiri. Siswa
memberikan tanda lingkaran untuk hasil kelipatan dari 4 dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan tanda centang untuk hasil kelipatan dari 6. Siswa akan menemukan bahwa terdapat 2 tanda lingkaran dan centang pada
satu angka. Berdasarkan hasil dari percobaan siswa tersebut, dapat diketahui bahwa KPK adalah bilangan terkecil yang saling bertemu
atau bersekutu yang diperoleh dari hasil kelipatan dan didapatkan hasil yaitu 26. Setelah siswa selesai mengerjakan beberapa soal,
kemudian perwakilan dari kelompok menuliskan jawabannya. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk
berpikir kritis yaitu memecahkan masalah, membuat kesimpulan, serta keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari
pengamatan. Siswa memecahkan masalah ketika mereka mencari tahu konsep dari KPK dengan menggunakan kalender. Siswa juga
dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa KPK dapat ditentukan dengan menggunakan kelipatan dan mencari bilangan sama dan
yang terkecil dari kelipatan tersebut. Siswa juga mengevaluasi dengan memberikan penilaian dari hasil kelipatan yang didapatkan
apakah sudah benar atau belum. Apabila mereka tidak menemukan 2 tanda dalam satu angka, maka mereka akan kembali
mengevaluasi hasil dari kelipatan tersebut. Guru dan siswa melakukan tanya jawab bertanya mengenai
hubungan kalender dengan KPK. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk memancing siswa agar dapat menemukan sendiri konsep
KPK. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai KPK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menggunakan pohon faktor. Setelah siswa mengetahui cara menentukan KPK, maka siswa diharuskan mengerjakan soal secara
individu. Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis.
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi dalam lembar
refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi selanjunya. Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa. b. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3
jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita KPK dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan pertemuan
kedua siklus I memuat komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, dan melakukan absensi. Guru mengkondisikan kelas dan
meminta siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Guru memotivasi
siswa dengan permainan Happy Clap tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memberikan beberapa pertanyaan mengenai KPK bertanya. Guru menjelaskan kembali mengenai
cara mencari KPK untuk mengulang ingatan siswa. Selanjutnya, siswa kembali dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan kelompok
pertemuan pertama masyarakat belajar. Setiap kelompok menerima media gambar agar lebih mudah memahami materi soal
cerita KPK. Sebelum para siswa memeragakan media, guru memberikan contoh terlebih dahulu sehingga siswa lebih paham
pemodelan. Ketika guru memberikan contoh cara penggunaan media, siswa juga ikut serta menjawab beberapa pertanyaan dari
guru. Indikator mampu bertanya juga dapat muncul ketika guru memeragakan media dan memberikan contoh kepada siswa, karena
dapat memancing rasa keingintahuan siswa Siswa memeragakan media gambar dengan menggunakan
pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya kostruktivisme. Selain mendapatkan media gambar, siswa juga mendapatkan soal
cerita sehari-hari mengenai KPK. Kemampuan berpikir kritis siswa yaitu menganalisis argumen juga sangat diperlukan ketika terdapat
anggota kelompok yang berpendapat. Akan ada beberapa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemungkinan pendapat, dan apabila siswa salah menempelkan jumlah kelipatan gambar maka KPK yang didapatkan juga akan
salah. Hal tersebut juga memancing siswa untuk mengevaluasi dan menilai kembali indikator berpikir kritis data yang mereka
peroleh. Kegiatan
selanjutnya adalah
memecahkan masalah
indikator berpikir kritis dalam kegiatan inkuiri. Siswa akan memcahkan masalah dalam soal cerita yang telah dibagikan.
Masalah tersebut akan dipecahkan dengan menggunakan media gambar yang telah diterima. Jadi siswa mencoba menemukan
sendiri hasil dari permaalahan tersebut inkuiri melalui serangkaian proses dengan menggunakan media dan pengetahuan
yang mereka miliki sebelumnya konstruktivisme. Selanjutnya siswa akan menemukan gambar yang telah
ditempel tersebut dan akan bertemu pada satu garis lurus yang merupakan hasil dari KPK. Melalui hasil tersebut siswa dapat
membuat sebuah kesimpulan indikator berpikir kritis bahwa soal cerita KPK juga dapat diselesaikan dengan menggunakan kelipatan.
Kegiatan selanjutnya guru kembali memberikan soal cerita yang berbeda beserta media gambarnya. Siswa kembali bekerja dalam
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam soal. Kegiatan tersebut juga akan membuat siswa untuk semakin
mengetahui bentuk permasalahan sehari-hari mengenai KPK yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nantinya mudah untuk membedakan dengan FPB. Guru menunjuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan dan
menuliskan hasil pekerjannya. Guru kembali memberikan beberapa soal cerita mengenai KPK untuk setiap kelompok. Siswa diberikan
waktu untuk memahami cara penyelesaian soal cerita yang telah didapatkannya
dengan menuliskan
proses penyelesaiannya
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa menggunakan media konstruktivisme.
Guru menujuk salah satu perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjaannya. Guru memberikan penjelasan
mengenai cara menyelesaikan permasalahan soal cerita KPK dengan menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Cara
menjawab soal dengan menuliskan prosesnya tersebut, juga dapat melatih kemampuan berpikir kritis siwa yaitu berpikir secara
sistematis. Selanjutnya, siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-masing dan mengerjakan latian soal secara mandiri.
Beberapa siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil
pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan penilaian hasil belajar siswa berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan
sebelumnya penilaian nyata. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku
catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan
hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mempersiapkan evaluasi I pada pertemuan selanjutnya. Guru
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa. Dan menutup pembelajaran dengan doa.
3 Pengamatan Kegiatan mengamati proses pembelajan dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa. Pengamatan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat melalui nilai evaluasi yang pertama. Sedangkan pengamatan untuk melihat
kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil lembar observasi. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan
pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis. Lembar observasi
berguna untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajatran.
a. Hasil Belajar Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang
dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 69. Peneliti menaikkan KKM tersebut dibantu oleh pertimbangan dan
pendapat dari guru kelas. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I
Jumlah Siswa 24
Jumlah Nilai 1703
Rata-rata 70,95
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Persentase Siswa Tuntas 62,5 15 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 37,5 9 siswa
Berdasarkan tabel 4.11 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 1.703 dengan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 70,95. Ada 15 siswa dari 24 siswa 62,5 yang mendapatkan nilai di
atas KKM dan 9 siswa dari 24 siswa 37,5 yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 7. b. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir
kritis siswa
ketika mengikuti
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan dilakukan disetiap pertemuan yang kemudian didapatkan
rata-rata disetiap indikatornya. Peneliti dibantu oleh teman sejawat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam melakukan observasi. Tabel 4.12 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan.
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus I
Nilai Rata-Rata 1,9
Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa
Persentase 58,33
Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
Berdasarkan tabel 4.12 kemampuan berpikir kritis siswa siklus I secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan, didapatkan
rata-rata sebesar 1,9 tidak kritis. Rata-rata secara keseluruhan tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa dibagi jumlah
seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan pada siklus I yaitu 58,33 atau sebanyak 14 siswa yang termasuk ke
dalam kriteria minimal cukup kritis. 4 Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna
untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi
proses pembelajaran, refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
a. Proses Pembelajaran Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pada hari
Sabtu 3 Oktober 2015 selama 3x35 menit 3 jam pelajaran menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan
pertama membahas tentang bilangan prima, faktorisasi prima dengan menggunakan pohon faktor, dan mencari KPK dengan menggunakan
bantuan kalender. Kegiatan pembelajaran diawali dengan permainan Happy Clap
mengenai konsep KPK. Pada saat permainan siswa sulit untuk diatur sehingga sebagian dari mereka tidak memahami aturan
permainannya. Setelah mencoba bermain, para siswa sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar KPK.
Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi
ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun
setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada
saat setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, terlihat beberapa siswa yang pasif dan hanya menonton temannya yang
mendominasi dalam mengerjakan tugas. Kegiatan berkelompok yang kurang adanya kerjasama tersebut mengakibatkan kondisi kelas yang
ramai, karena beberapa siswa yang pasif malah membuat kegaduhan. Kekurangan pembelajaran dalam pertemuan pertama adalah siswa
yang masih malu-malu atau cenderung pasif ketika diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjannya.
Siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 6 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit 3 jam pelajaran. Pada
pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK. Pada pertemuan ini siswa belajar dengan
menggunakan media gambar beserta soal cerita dan masih bekerjasama dalam kelompok. Siswa antusias ketika peneliti
membagikan media, karena menurut beberapa siswa mengatakan mereka jarang menggunakan media gambar.
Kendala pada pertemuan kedua adalah alokasi waktu yang berkurang karena diminta oleh wali kelas, sehingga waktu peneliti
hanya sekitar 80 menit saja. Kondisi siswa pada pertemuan kedua sudah mulai mudah diatur walaupun waktunya berkurang, semua
kegiatan yang ada di dalam RPP dapat tercapai. Peneliti masih harus membujuk ketika terdapat siswa yang tidak mau maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil pekerjannya. b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Hasil belajar pada siklus 1 terdapat peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian dan hasil yang didapatkan setelah siklus I.
Selain perolehan rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan yang meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran ataupun hasil yang didapatkan. Kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki, diharapkan dapat lebih meningkat di
siklus 2. Hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
akan menjadi patokan apakah terjadi peningkatan pada siklus II atau tidak. Peneliti juga akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
nilai pada materi KPK dan FPB. Oleh karena itu perbaikan dilanjutkan di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan
berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal. c. Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai tanggal 10 Oktober 2015 di kelas VA SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 20152016.
Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuannya 3x35 menit 3 jam pelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang sudah di terapkan di tempat penelitian. 1 Perencanaan
Perencanaan pada siklus 2 sama seperti apa yang dipersiapkan pada siklus 2. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan
dan dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti mengkaji Kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok penelitian terlebih dahulu. Peneliti
melanjutkan menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, lembar soal evalusi, rubrik
penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang dipersiapkan peneliti di siklus 2 adalah manik-manik 2 warna.
2 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam
pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit. Proses pembelajaran dilakaukan dengan
menerapkan komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari
Sabtu, 10 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang soal cerita
FPB dengan menggunakan media manik-manik 2 warna. Pelaksanaan pertemuan pertama siklus II memuat komponen-
komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
Guru melakukan
absensi dan
kehadiran siswa.
Guru mengkondisikan kelas dan meminta siswa agar siap mengikuti
pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Guru memotivasi siswa dengan permainan Happy Clap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang kelipatan seperti pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru memperkenalkan media yang akan digunakan untuk belajar FPB. Guru memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa mengenai FPB. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk
melakukan beberapa
kegiatan masyarakat belajar. Kelompok pada pertemuan pertama siklus II
ini berbeda dengan siklus I. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih terbiasa untuk bekerjasama dengan anggota kelompok yang
berbeda. Guru membagikan media berupa manik-manik 2 warna kepada setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan contoh cara
menggunakan media manik-manik pemodelan. Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing keingintahuan
siswa mengenai hubungan media dan FPB bertanya. Pada kegiatan ini kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat
ketika mereka bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa mencoba melakukan peragaan dengan menggunakan
manik-manik dua warna untuk mengetahui konsep FPB berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya
konstruktivisme. Guru memberikan soal cerita FPB yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.
Pada komponen konstruktivisme tersebut, siswa akan saling berpendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka mengenai
faktor bilangan. Akan ada banyak pendapat dan jawaban dari anggota kelompok sehingga siswa akan saling membelajarkan dan
menganalisis argumen indikator berpikir kritis. Beberapa siswa mulai menemukan cara untuk membagi manik-manik tersebut dan
kembali mencoba bersama kelompoknya. Kegiatan mencari dan mencoba tersebut masuk ke dalam
komponen inkuiri karena siswa akan terus mencoba hingga manik- manik tersebut terbagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
yang sama untuk setiap manik-manik. Apabila manik-manik tidak terbagi dengan merata maka siswa harus mengevaluasi dan menilai
kembali indikator berpikir kritis hasil dari pengamatannya. Kemudian siswa menjawab permasalahan tersebut pada lembar
jawab menggunakan cara yang mereka ketahui. Guru membagi perwakilan dari kelompok untuk menuliskan hasil pekerjannya di
depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai hubungan manik-manik dan FPB. Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru mengenai FPB dan cara menentukannya dengan menggunakan pohon faktor.
Siswa kembali ke dalam tempat duduk masing-masing dan mengerjakan lembar kerja mengenai materi FPB secara mandiri.
Beberapa siswa maju ke depan untuk menuliskan hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pekerjaannya. Siswa dan guru membahas hasil pekerjaan siswa bersama-sama. Guru memberikan nilai hasil belajar siswa
berdasarkan rubrik penilaian yang telah ditentukan. penilaian nyata
. Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa
untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya yaitu soal cerita FPB. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa.
Dan menutup pembelajaran dengan doa. b. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Oktober 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3
jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita FPB dengan menggunakan media cerita sehari-hari. Pelaksanaan
pertemuan kedua
siklus II memuat
komponen-komponen pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
Guru memberi salam dan berdoa. Guru melakukan absensi dan kehadiran siswa. Guru mengkondisikan kelas dan meminta
siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari. Guru membotivasi siswa agar semangat mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa mengenai
pengalaman sehari-hari mengenai permasalahan FPB. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan kelompok
pada pertemuan
sebelumnya masyarakat
belajar .
Guru memberikan sebuah cerita sehari-hari yang berkaitan dengan
permasalahan FPB yaitu berupa soal cerita. Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pengetahuan awal
mereka dan mengaitkan materi pada pertemuan sebelumnya konstruktivisme. Siswa mencoba untuk menemukan jawaban dari
permasalahan tersebut dengan menerapkan konsep FPB pada pertemuan sebelumnya inquiry. Siswa kembali harus
menganalisis beberapa pendapat indikator berpikir kritis dari temannya agar hasil yang didapatkan benar. Apabila FPB yang
mereka dapatkan sudah tepat, maka penyelesaian permasalahan pun juga tidak benar. Hal tersebut memancng siswa untuk
mengevaluasi dan menilai indikator berpikir kritis agar jawaban yang mereka peroleh tepat. Siswa sesekali bertanya kepada guru,
namun guru hanya memberikan petunjuk sehingga siswa akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berusaha untuk memecahkannya dengan cara mereka. Siswa menjawab permasalahan beserta prosesnya berdasarkan
pengetahuan awal mereka dan siswa dibebaskan untuk menjawab dengan menggunakan cara yang mereka ketahui konstruktivisme.
Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke depan menuliskan hasil dari diskusinya. Guru mengkonfirmasi dan
membahas bersama mengenai jawaban siswa. Guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menjawab soal cerita FPB dengan
menuliskan diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi yang mengikutsertakan siswa agar tetap aktif pemodelan. Ketika guru
menjelaskan, terdapat beberapa siswa yang bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami bertanya. Siswa kembali ke
tempat duduk masing-masing dan mengerjakan lembar kerja siswa secara mandiri. Guru menunjuk salah satu siswa untuk maju ke
depan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Siswa dan guru membahas dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswa bersama-
sama. Pada kegiatan penutup, siswa membuat sebuah kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan menuliskannya di buku catatan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa
membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari selama kegiatan berlangsung, dengan
menuliskan kesulitan dan kendala yang dihadapi apa saja dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lembar refleksi. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk belajar mempersiapkan mengerjakan soal evaluasi pada
pertemuan selanjutnya. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa dan menutup pembelajaran dengan doa.
3 Pengamatan Kegiatan mengamati proses pembelajan dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara langsung mengenai kemampuan berpikir kritis siswa seperti pada siklus I. Pengamatan juga
digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang dilihat melalui nilai evaluasi
yang kedua. Pengamatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil evaluasi 2 dan hasil dari evaluasi akhir yaitu gabungan evaluasi 1
dan evaluasi 2. Sedangkan pengamatan untuk melihat kemampuan berpikir kritis dilihat melalui data pada hasil kuesioner yang
diberikan setelah siklus II dan lembar observasi untuk memperkuat data kuesioner. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam
melakukan pengamatan agar lebih efisien. Observasi terhadap siswa berpedoman pada lembar pengamatan kemampuan berpikir kritis.
Lembar observasi berguna untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti proses pembelajatran. Selain
pengamatan dengan menggunakan lembar observasi, di akhir siklus 2 peneliti juga menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Hasil Belajar Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang
dilakukan di akhir siklus II dan evaluasi gabungan siklus I dan silus II. Evaluasi 2 ini peneliti menaikkan KKM menjadi 73.
KKM tersenut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan wali kelas VA. Data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 2 dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II
Jumlah Siswa 24
Jumlah Nilai 1.969
Rata-rata 82,04
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Persentase Siswa Tuntas 75 18 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 25 6 siswa
Berdasarkan tabel 4.13 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 1.969 dengan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 82,04. Ada 18 siswa dari 24 siswa 75
yang mendapatkan nilai di atas KKM namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 6 siswa dari 24 siswa 25.
Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
8. Peneliti kembali menaikkan KKM menjadi 77 pada
evalusi akhir yaitu evaluasi gabungan siklus I dan siklus II. KKM tersebut didapatkan dari diskusi dan pertimbangan dari wali kelas
VA. Hasil evaluasi akhir dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir
Jumlah Siswa 24
Jumlah Nilai 2.160
Rata-rata 90
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 63
Persentase Siswa Tuntas 91,66 22 siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas 8,34 2 siswa
Berdasarkan tabel 4.14 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 24 siswa didapatkan jumlah nilai 2.196 dengan nilai
rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA pada materi KPK dan FPB adalah sebesar 90. Ada 22 siswa dari 24 siswa 91,66
yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa 8,34 yang masih belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data hasil nilai
evaluasi akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 9. b. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis siswa ketika mengikuti pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
untuk memperkuat data kuesioner pada akhir siklus II. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi. Tabel
4.15 merupakan hasil perhitungan pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa ketika proses pembelajaran.
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Secara
Keseluruhan Siklus I
Nilai Rata-Rata 2,4
Jumlah rata-rata setiap siswa dibagi jumlah seluruh siswa
Persentase 75
Jumlah siswa yang minimal cukup ktiris dibagi jumlah seluruh siswa
Berdasarkan tabel 4.15 kemampuan berpikir kritis siswa siklus II secara keseluruhan jika dilihat dari hasil pengamatan,
didapatkan rata-rata sebesar 2,4 kritis. Rata-rata secara keseluruhan tersebut didapatkan dari rata-rata skor seluruh siswa
dibagi jumlah seluruh siswa. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keseluruhan pada siklus II yaitu 75 atau sebanyak 18
siswa yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis. Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk melihat
kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan di akhir siklus II. Hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-
masing indiaktor dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No. Indikator
Skor Rata-Rata yang Dicapai
Nilai Kemampuan Berpikir Kritis
1. Menganalisis argumen
17,1 85,5
2. Mampu bertanya
8,21 82,1
3. Mampu menjawab pertanyaan
8,04 80,4
4. Memecahkan masalah
25 83,33
5. Membuat kesimpulan
8,08 80,8
6. Keterampilan mengevaluasi dan
menilai hasil dari pengamatan. 14,9
74,5
Keseluruhan 81,33
81,33
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut, indikator pertama diperoleh rata-rata 17,1 dengan nilai kemampuan berpikir kritis
85,5. Indikator kedua diperoleh rata-rata 8,21 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 82,1. Indikator ketiga diperoleh rata-
rata 8,04 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,4. Indikator keempat diperoleh rata-rata 25 dengan nilai kemampuan berpikir
kritis 83,33. Indikator kelima diperoleh rata-rata 8,08 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 80,8. Indikator keenam diperoleh rata-
rata 14,9 dengan nilai kemampuan berpikir kritis 74,5. Kemampuan
berpikir kritis
kondisi akhir
secara keseluruhan diperoleh skor rata-rata 81,33 sedangkan nilai rata-
rata sebesar 81,33.Peneliti juga menyajikan data hasil kuesioner kondisi akhir setiap siswa untuk masing-masing indikatornya
sebagai berikut: 1 Indikator 1
Indikator 1 yaitu menganalisis argumen terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 5 dan 6 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 11 dan 14. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3
sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No Nama
Item Skor
Kriteria 5
6 11
14
1 TA
5 4
5 5
19
Sangat kritis
2 AK
5 5
4 5
19
Sangat kritis
3 APAL
3 4
3 5
15
Cukup kritis
4 ABCK
4 5
4 4
17
Kritis
5 CAS
5 5
5 5
20
Sangat kritis
6 FSA
3 4
2 2
11 Tidak kritis
7 HPZ
5 5
5 5
20
Sangat kritis
8 AAA
5 5
4 5
19
Sangat kritis
9 KPH
4 4
5 5
18 Sangat kritis
10 MFAA
4 5
5 5
18 Sangat kritis
11 NFA
4 5
4 5
18 Sangat kritis
12 RMKI
5 5
4 5
19 Sangat kritis
13 AOAP
4 2
1 5
12 Tidak kritis
14 AAN
2 4
2 5
13 Cukup kritis
15 ARA
5 3
4 5
17 Kritis
16 ARA
1 2
3 4
10 Sangat tidak kritis
17 ARR
3 2
3 5
13 Cukup kritis
18 BR
5 5
5 5
20 Sangat kritis
19 FS
5 5
5 5
20 Sangat kritis
20 EAR
4 5
3 5
17 Kritis
21 FIS
5 4
5 5
20 Sangat kritis
22 KDTN
5 5
5 5
20 Sangat kritis
23 R
4 4
4 4
16 Kritis
24 KNH
5 4
5 5
19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 410
Rata-rata skor kelas 17,1
Kritis Nilai rata-rata kelas
85,5 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 21
Persentase jumlah siswa 87,5
Berdasarkan tabel 4.17 didapatkan jumlah skor kelas 410 dengan rata-rata skor kelas 17,1 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 85,5. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 87,5. Kriteria maksimal pada indikator 1 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.13. 2 Indikator 2
Indikator 2 yaitu mampu bertanya terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 1 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 3. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada
setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No Nama
Item Skor
Kriteria 1
3 1
TA 5
5 10
Sangat kritis
2 AK
5 5
10
Sangat kritis
3 APAL
2 3
5 Sangat tidak kritis
4 ABCK
5 5
10
Sangat kritis
5 CAS
5 4
9
Sangat kritis
6 FSA
4 4
8
Kritis
7 HPZ
5 4
9
Sangat kritis
8 AAA
4 4
8
Kritis
9 KPH
4 4
8
Kritis
10 MFAA
4 5
9
Sangat kritis
11 NFA
2 4
6 Tidak kritis
12 RMKI
5 3
8
Kritis
13 AOAP
5 3
8
Kritis
14 AAN
4 2
6 Tidak kritis
15 ARA
2 5
7
Cukup kritis
16 ARA
3 4
7
Cukup kritis
17 ARR
3 5
8
Kritis
18 BR
5 5
10
Sangat kritis
19 FS
5 5
10
Sangat kritis
20 EAR
5 5
10
Sangat kritis
21 FIS
3 5
8
Kritis
22 KDTN
5 4
9
Sangat kritis
23 R
3 3
6 Tidak krits
24 KNH
5 3
8
Kritis
Jumlah skor kelas 197
Rata-rata skor kelas 8,21
Kritis Nilai rata-rata kelas
82,1 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
20 Persentase jumlah siswa
83,33
Berdasarkan tabel 4.18 didapatkan jumlah skor kelas 197 dengan rata-rata skor kelas 8,21 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 82,1. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 83,33. Kriteria maksimal pada indikator 2 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.14. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Indikator 3 Indikator 3 yaitu mampu menjawab pertanyaan terdiri dari
2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 4 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 8. Kisi-kisi
kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No. Nama
Item Skor
Kriteria 4
8
1 TA
5 4
9
Sangat kritis
2 AK
5 5
10 Sangat kritis
3 APAL
3 4
7 Cukup kritis
4 ABCK
4 5
9 Sangat kritis
5 CAS
4 5
9 Sangat kritis
6 FSA
4 2
6 Tidak kritis
7 HPZ
5 4
9 Sangat kritis
8 AAA
4 3
7 Cukup kritis
9 KPH
4 5
9 Sangat kritis
10 MFAA
4 5
9 Sangat kritis
11 NFA
5 4
9 Sangat kritis
12 RMKI
5 4
9 Sangat kritis
13 AOAP
4 5
9 Sangat kritis
14 AAN
4 3
7 Cukup kritis
15 ARA
3 2
5 Sangat tidak kritis
16 ARA
5 1
6 Tidak kritis
17 ARR
5 4
9 Sangat kritis
18 BR
4 5
9 Sangat kritis
19 FS
4 5
9 Sangat kritis
20 EAR
4 2
6 Tidak kritis
21 FIS
5 4
9 Sangat kritis
22 KDTN
4 4
8 Kritis
23 R
3 1
4 Sangat tidak kritis
24 KNH
5 5
10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 193
Rata-rata skor kelas 8,04
Kritis Nilai rata-rata kelas
80,4 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
19 Persentase jumlah siswa
79,19
Berdasarkan tabel 4.19 didapatkan jumlah skor kelas 193 dengan rata-rata skor kelas 8,04 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 80,4. Terdapat 19 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 79,19. Kriteria maksimal pada indikator 3 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.1. 4 Indikator 4
Indikator 4 yaitu memecahkan masalah terdiri dari 6 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 2, 7, dan 17 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 9, 10, dan 15. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel
3.3 perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No Nama
Item Skor
Kriteria
2 7
9 10
15 17
1 TA
5 4
4 4
5 5
27 Sangat kritis
2 AK
5 4
4 5
5 5
28 Sangat kritis
3 APAL
2 4
4 4
2 5
21 Cukup kritis
4 ABCK
4 5
5 5
5 4
28 Sangat kritis
5 CAS
5 5
5 4
5 4
28 Sangat kritis
6 FSA
4 3
2 2
2 5
18 Tidak kritis
7 HPZ
5 4
5 4
4 5
27 Sangat kritis
8 AAA
5 5
4 4
5 4
27 Sangat kritis
9 KPH
5 4
5 4
4 4
26 Kritis
10 MFAA
5 4
4 5
4 4
26 Kritis
11 NFA
4 4
4 5
5 5
27 Sangat kritis
12 RMKI
4 5
4 5
4 4
26 Kritis
13 AOAP
2 2
4 3
2 4
17 Tidak kritis
14 AAN
2 3
2 2
5 4
18 Tidak kritis
15 ARA
2 4
2 2
3 3
16 Sangat tidak kritis
16 ARA
4 4
5 4
4 5
26 Kritis
17 ARR
5 5
5 5
4 5
29 Sangat kritis
18 BR
5 4
4 5
5 5
28 Sangat kritis
19 FS
5 4
4 5
5 5
28 Sangat kritis
20 EAR
5 4
5 4
5 4
27 Sangat kritis
21 FIS
5 3
2 5
5 5
25 Kritis
22 KDTN
5 5
5 5
4 5
29 Sangat kritis
23 R
4 3
4 4
2 4
21 Cukup kritis
24 KNH
5 5
4 5
5 4
28 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 601
Rata-rata skor kelas 25
Kritis Nilai rata-rata kelas
83,33 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 20
Persentase jumlah siswa 83,33
Berdasarkan tabel 4.20 didapatkan jumlah skor kelas 601 dengan rata-rata skor kelas 25 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 83,33. Terdapat 20 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 83,33. Kriteria maksimal pada indikator 4 yaitu 30 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.16. 5 Indikator 5
Indikator 5 yaitu membuat kesimpulan terdiri dari 2 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada
nomor 12 serta pernyataan unfavorabel pada nomor 13. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No Nama
Item Skor
Kriteria 12
13 1
TA 4
4 8
Kritis
2 AK
5 4
9
Sangat kritis
3 APAL
3 3
6 Tidak kritis
4 ABCK
4 3
7
Cukup kritis
5 CAS
3 4
7
Cukup kritis
6 FSA
2 2
4 Sangat tidak kritis
7 HPZ
5 5
10
Sangat kritis
8 AAA
4 3
7
Cukup kritis
9 KPH
5 5
10
Sangat kritis
10 MFAA
5 5
10
Sangat kritis
11 NFA
5 5
10
Sangat kritis
12 RMKI
3 4
7
Cukup kritis
13 AOAP
3 4
7
Cukup kritis
14 AAN
4 4
8
Kritis
15 ARA
4 2
6 Tidak kritis
16 ARA
4 4
8
Kritis
17 ARR
4 3
7
Cukup kritis
18 BR
5 5
10
Sangat kritis
19 FS
5 4
9
Sangat kritis
20 EAR
4 3
7
Cukup kritis
21 FIS
5 5
10
Sangat kritis
22 KDTN
5 5
10
Sangat kritis
23 R
4 4
8
Kritis
24 KNH
4 4
8
Kritis
Jumlah skor kelas 193
Rata-rata skor kelas 8,08
Kritis Nilai rata-rata kelas
80,8 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis
21 Persentase jumlah siswa
87,5
Berdasarkan tabel 4.21 didapatkan jumlah skor kelas 193 dengan rata-rata skor kelas 8,08 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 80,8. Terdapat 21 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 87,5. Kriteria maksimal pada indikator 5 yaitu 10 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.17. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Indikator 6 Indikator 6 yaitu keterampilan mengevaluasi dan menilai
hasil dari pengamatan terdiri dari 4 pernyataan pada kuesioner, yaitu pernyataan favorabel pada nomor 18 dan 19 serta
pernyataan unfavorabel pada nomor 16 dan 20. Kisi-kisi kuesioner tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 sedangkan
perhitungan pada setiap pernyataan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir
No Nama
Item Skor
Kriteria 16
18 19
20
1 TA
5 4
5 4
18
Sangat kritis
2 AK
5 4
5 4
18
Sangat kritis
3 APAL
5 2
2 1
10 Sangat tidak kritis
4 ABCK
2 2
2 4
10 Sangat tidak kritis
5 CAS
5 5
4 4
18
Sangat kritis
6 FSA
3 3
5 5
16
Kritis
7 HPZ
4 5
4 3
16
Kritis
8 AAA
5 5
4 4
18
Sangat kritis
9 KPH
2 5
3 4
14
Cukup kritis
10 MFAA
5 5
4 4
18
Sangat kritis
11 NFA
4 4
5 4
17
Kritis
12 RMKI
5 5
5 5
20
Sangat kritis
13 AOAP
4 3
3 2
12 Tidak kritis
14 AAN
4 3
2 3
12 Tidak kritis
15 ARA
5 3
1 4
13 Cukup kritis
16 ARA
2 1
2 2
7 Sangat tidak kritis
17 ARR
4 2
3 2
13 Cukup kritis
18 BR
4 4
4 4
16 Kritis
19 FS
5 5
3 4
17 Kritis
20 EAR
4 4
3 4
15 Cukup kritis
21 FIS
4 4
4 4
16 Kritis
22 KDTN
3 5
4 4
16 Kritis
23 R
3 2
2 2
9 Sangat tidak kritis
24 KNH
5 5
4 5
19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 358
Rata-rata skor kelas 14,9
Cukup kritis Nilai rata-rata kelas
74,5 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 18
Persentase jumlah siswa 75
Berdasarkan tabel 4.22 didapatkan jumlah skor kelas 358 dengan rata-rata skor kelas 14,9 dan dikonversikan menjadi nilai
rata-rata yaitu 74,5. Terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup
kritis atau dengan persentase 75. Kriteria maksimal pada indikator 6 yaitu 20 jumlah pernyataan x 5. Kriteria pada
masing-masing skor dapat dilihat pada tabel 3.18.
Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir
No Nama
Indikator Skor
Kriteria 1
2 3
4 5
6
1 TA
19 10
9 27
8 18
91 Sangat kritis
2 AK
19 10
10 28
9 18
94 Sangat kritis
3 APAL
15 5
7 21
6 10
64 Tidak kritis
4 ABCK
17 10
9 28
7 10
81 Kritis
5 CAS
20 9
9 28
7 18
91 Sangat kritis
6 FSA
11 8
6 18
4 16
63 Tidak kritis
7 HPZ
20 9
9 27
10 16
91 Sangat kritis
8 AAA
19 8
7 27
7 18
86 Kritis
9 KPH
18 8
9 26
10 14
85 Kritis
10 MFAA
18 9
9 26
10 18
90 Sangat kritis
11 NFA
18 6
9 27
10 17
87 Kritis
12 RMKI
19 8
9 26
7 20
89 Kritis
13 AOAP
12 8
9 17
7 12
65 Cukup kritis
14 AAN
13 6
7 18
8 12
64 Tidak kritis
15 ARA
17 7
5 16
6 13
64 Tidak kritis
16 ARA
10 7
6 26
8 7
64 Tidak kritis
17 ARR
13 8
9 29
7 13
79 Cukup Kritis
18 BR
20 10
9 28
10 16
93 Sangat kritis
19 FS
20 10
9 28
9 17
93 Sangat kritis
20 EAR
17 10
6 27
7 15
82 Kritis
21 FIS
20 8
9 25
10 16
88 Kritis
22 KDTN
20 9
8 29
10 16
92 Sangat kritis
23 R
16 6
4 21
8 9
64 Tidak kritis
24 KNH
19 8
10 28
8 19
92 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 1.952
Rata-rata skor kelas 81,33
Kritis Nilai rata-rata kelas
81,33 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 18
Persentase jumlah siswa 75
Berdasarkan tabel 4.23 diperoleh jumlah skor kelas sebesar 1.952 dengan rata-rata kelas sebesar 81,33 kritis dari rata-rata
maksimal 100. Nilai rata-rata kelas yaitu 81,33 kritis. Kemudian terdapat 18 siswa dari 24 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk
ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 75. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19.
4 Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti kembali
melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi ini masih sama seperti siklus I yaitu berguna untuk memperbaiki kendala atau
kekurangan yang terjadi di siklus II. Refleksi yang dilakukan peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran serta refleksi hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis. a. Proses Pembelajaran
Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu,10 Oktober 2015 selama 3x35 menit
3 jam pelajaran menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan pertama membahas tentang FPB dengan menggunakan media
manik-manik dua warna. Pelaksanaan pembelajaran masih sesuai dengan apa yang ada di
dalam RPP. Kendala pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa
menginginkan anggota kelompok yang dipilhnya sendiri, namun setelah peneliti memberikan pengertian akhirnya para siswa mau dibagi ke dalam
kelompok yang anggotanya dipilih secara acak. Pada saat setiap kelompok bekerja dengan menggunakan media, hanya beberapa siswa
saja yang memperhatikan cara penggunaannya, sehingga masih banyak pertanyaan dari siswa. Setelah siswa paham cara menggunakan media,
mereka sudah mulai aktif dan mau bekerjasama. Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 13 Oktober
2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit 3 jam pelajaran. Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan tentang soal cerita FPB. Pada
pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan media soal cerita. Kendala pada pertemuan kedua adalah masih banyaknya pertanyaan
siswa mengenai perbedaan soal cerita KPK dan FPB. Hal tersebut diatasi dengan dengan pemberian soal campuran KPK dan FPB sehingga siswa
mulai memahami perbedaannya. Guru juga mengulang dengan menghadirkan media KPK dan FPB sebagai pembanding.
b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Hasil belajar pada siklus II terdapat peningkatan dari kondisi awal
sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Peningkatan terlihat dari hasil rata-rata dan persentase ketuntasan. Kemampuan berpikir kritis siswa
juga mengalami peningkatan dari kondisi awal dan kondisi akhir setelah peneitian. Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis telah mencapai
targaet yang ditentukan, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2. Grafik Penelitian Hasil Belajar Gambar 4.1 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu rata-
rata hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir.
100 70 70,95
90 82,04 80
75 57,66
kondisi awal target
pencapaian
kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir
Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar didapatkan rata-rata sebesar 57,66 yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target rata-rata
evaluasi 1 adalah 70 sedangkan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 70,95. Target rata-rata evaluasi 2 adalah 75 dan capaian
rata-rata hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 82,04. Target rata-rata evaluasi akhir adalah 80 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi
akhir adalah 90. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti juga menyajikan grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi
1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir sebagai berikut:
100 90
80 70
60 50
40 30
20 10
51,19
60 62,5
70 75
91,66 80
kondisi awal target
pencapaian
kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir
Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar didapatkan persentase ketuntasan sebesar 51,19 yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun
terakhir. Target persentase ketuntasan evaluasi 1 adalah 60 sedangkan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 62,50.
Target persentase ketuntasan evaluasi 2 adalah 70 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 75. Target
persentase ketuntasan evaluasi akhir adalah 80 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 91,66.
3. Grafik Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Gambar 4.3 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu nilai
kemampuan berpikir kritis siswa. Nilai tersebut didapatkan dari hasil rata- rata yang dikonversikan ke dalam sebuah nilai.
Peneliti juga menyajikan persentase jumlah siswa yang kritis berdasarkan hasil kuesioner. Kemampuan berpikir kritis juga dilihat dari hasil
pengamatan peneliti selama proses pembelajaran.
100 90
80 85,5
82,1 80,4 83,33 80,8 69
74,5 81,33
70 62 60
56,5 50
40 30
20 10
58 61 62,5 60,95
Kondisi Awal Kondisi akhir
Gambar 4.3 Nilai Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 56,5 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 85,5. Kondisi awal pada
indikator kedua didapatkan nilai sebesar 62 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 82,1. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan
nilai 58 dan meningkat pada kondisi akhir dengan nilai 80,4. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan nilai sebesar 61 dan meningkat pada
kondisi akhir menjadi 83,33. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan nilai sebesar 69 dan meningkat pada kondisi akhir yaitu 80,8.
Indikator keenam juga terjadi peningkatan dari kondisi awal yaitu 62,5 menjadi 74,5. Nilai kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan
diperoleh hasil hasil 60,95 pada kondisi awal dan 81,33 pada kondisi akhir. Selain grafik rata-rata hasil kuesioner, peneliti juga menyajikan
data persentase jumlah siswa yang kritis sebagai berikut:
100 90
87,5 83,33
79,19 83,33
87,5 80 75 75
70 60
50 45,83 41,66
70 75 75
58,33 75 75
70 70 50
Kondisi Awal Target
40 37,5 41,66
30 37,5
Kondisi akhir
20 10
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6 Keseluruhan
Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis
Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan persentase sebesar 41,66 dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5 dengan target
75. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan persentase sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45,83 dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan persentase sebesar
37,5 dan kondisi akhir didapatkan persentase 79,19 dengan target 70. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan persentase sebesar
41,66 dan kondisi akhir didapatkan persentase 83,33 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan persentase sebesar
58,33 dan kondisi akhir didapatkan persentase 87,5 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan persentase sebesar
50 dan kondisi akhir didapatkan persentase 75 dengan 70. Persentase secara keseluruhan pada kondisi awal yaitu 37,5 meningkat menjadi75
pada kondisi akhir dengan target 70.
B. Pembahasan