57 menggunakan alat peraga Montessori. Observasi tersebut bermaksud untuk
mengetahui bagaimana cara guru dan metode apa saja yang sering digunakan guru untuk menjelaskan materi pelajaran pada siswanya. Kemudian observasi
ini juga mengamati bagaiman kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya observasi yang kedua adalah observasi ketika siswa atau
narasumber belajar menggunakan alat peraga Montessori. Peneliti mengamati perilaku narasumber dalam menggunakan alat peraga Montessori. Observasi
ketika narasumber belajar menggunakan alat peraga lebih condong dalam pengamatan bagaimana sikap atau perilaku narasumber dalam menggunkan
alat peraga Montessori yang sudah disediakan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti tentunya dengan berpedoman pada pedoman observasi yang sudah
dibuat sebelumnya. Penggunaan pedoman observasi dalam melakukan observasi bertujuan agar peneliti dalam melakukan pengamatan masih pada
jalur apa yang seharusnya diamati dari perilaku narasumber, sehingga peneliti tahu batasan apa saja yang harus diamati dan dicatat sebagai data.
3.4.3 Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah salah salah satu teknik pengumpulan data yang vital perannya dalam penelitian ini. Dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2011: 326.
Dokumen merupakan pelengkap dari wawancara dan observasi. Dokumentasi bertujuan untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam melakukan
wawancara dan observasi. Dalam penelitian in digunakan dokumentasi video
58 pembelajaran penggunaan alat peraga Montessori dan rekaman wawancara
dengan narasumber. Dokumentasi juga dapat digunakan sebagai bukti bahwasanya peneliti benar-benar menggali informasi atau data dengan sendiri
dan tanpa manipulasi ataupun dibuat-buat. 3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian, karena validitas data yang diperoleh akan sangat
ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data yang ditempuh. Menurut Sugiyono 2011: 305
terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitan dan kualitas pengumpulan data. Moleong 2009:
168 mengemukakan bahwa peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi
pelapor hasil penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Oleh karena itu, instrumen dalam penelitian ini
adalah peneliti itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, instrumen penlitian harus divalidasi. Jadi, dalam penelitian ini peneliti juga harus
divalidasi. Dalam penelitian ini yang melakukan validasi pada instrumen penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri melalui evaluasi diri seberapa jauh
peneliti memiliki pemahaman tentang metode kualitatif, penguasaan teori, dan wawasan terhadap bidang yang akan diteliti, serta kesiapan dalam memasuki
lapangan.
59 Dalam penelitian ini instrumen penelitian dibantu oleh pedoman
wawancara dan juga pedoman observasi. Wawancara dilakukan pada empat narasumber untuk mengetahui persepsi narasumber terhadap alat peraga
Montessori. Kemudian observasi dilakukan pada saat narasumber menggunakan alat peraga Montessori yang bertujuan untuk mengetahui
perilaku narasumber ketika menggunakan alat peraga Montessori dan pemahaman penggunaan narasumber terhadap penggunaan alat peraga
Montessori. Untuk membantu peneliti ketika melakukan observasi, peneliti menggunakan camera digital untuk merekam kegiatan narasumber ketika
menggunakan alat peraga Montessori. Dalam penelitian ini pelaku validasi adalah peneliti sendiri, yaitu
dengan cara mengevaluasi diri dan kemampuan peneliti sendiri. Pengalaman- pengalaman yang sudah didapat oleh peneliti adalah salah satu modal kuat
dalam melakukan validasi. Peneliti sudah memliki cukup pengalaman untuk bekal dalam melakukan penelitian ini. Pengalaman peneliti didapat ketika
peneliti mengikuti kegiatan-kegiatan atau program-program yang dianjurkan oleh kampus di mana peneliti belajar. Pengalaman tersebut antara lain yaitu,
pada semester II peneliti melakukan pembinaan kegiatan pramukan di Sekolah Dasar. Kemudian dilanjutkan pada semester III dan IV peneliti ditugaskan
oleh kampus untuk melakukan bimbingan belajar bimbel secara rutin kepada siswa sekolah dasar. peneliti melakukan bimbingan belajar awal pada
semester II yaitu di SD BOPKRI Demangan. Dalam bimbel tersebut peneliti membimbing 3 siswa yang disarankan oleh guru kelasnya mengikuti
60 bimbingan belajar. Bimbingan belajar dilakukan pada kelas atas dengan
dilaksanakan satu minggu sekali dalam waktu 2 x 35 menit. Kemudian pada semester IV peneliti melakukan bimbingan belajar kelas bawah di SD
Kanisius Duwet. Peneliti membimbing 5 siswa kelas 3 di SD Kanisius Duwet. Bimbel di SD Kanisius Duwet dilakukan sama waktunya dengan bimbel di
SD BOPKRI Demangan. Selanjutnya peneliti mengikuti kegiatan program pengakraban
lingkungan probaling pada semester V dan VI. Pada semseter V peneliti mengikuti Probaling pertama di SD Kanisius Wirobrajan. Probaling 1 ini lebih
fokus kepada pengamatan dan pelatihan menjadi guru kelas. Probaling 1 dilaksanakan selama satu semester dengan jadwal pelaksanaan satu kali dalam
seminggu. Dalam probaling 1 peneliti dianjurkan untuk mulai berlatih mengajar di dalam kelas. Dalam kegiatan probaling ini banyak hal yang
didapat oleh peneliti. Peneliti mendapatkan pengalaman baru yaitu mengajar secara nyata di dalam kelas kepada siswa. Kemudian pada probaling
selanjutnya yaitu probaling 2, peneliti mengikutinya di SD Kanisius Klepu. Pada probaling 2 lebih terfokus pada pengamatan dan belajar menjadi kepala
sekolah. Peneliti mengamati semua kegitan kepala sekolah. Dalam probaling 2 peneliti menemui sosok kepala sekolah dan sekaligus guru yang sangat
profesional dan kompeten yang mengubah SD Kanisus klepu yang tadinya adalah SD biasa menjadi SD yang dapat diperhitungkan kualitasnya di
Yogyakarta. Kepala sekolah SD Kanisius Klepu mengajarkan banyak hal
61 kepada peneliti yang dapat sebagai acuan peneliti menjadi seorang guru.
Probaling 2 dilakukan selama satu semester sama halnya dengan probaling 1. Kegiatan selanjutnya yang diikuti oleh peneliti adalah kegiatan
Program Pengalaman Lapangan PPL. Pada kegiatan PPL, peneliti mengikutinya di SD Negeri Keceme 1. Kegiatan PPL inilah yang banyak
mengajarkan hal-hal baru pada peneliti. Kegiatan PPL dilakukan selama 2,5 bulan dan setiap hari di SD. Dalam mengikuti PPL diharuskan untuk
melakukan praktek mengajar 18 kali, hal tersebut menjadi kesan tersendiri bagi peneliti. Peneliti menjadi lebih tahu dan bagaimana menghadapi siswa-
siswa SD. Peneliti menjadi lebih akrab dengan lingkungan Sekolah Dasar. Peneliti juga menjadi tau tugas sebagai guru dalam sekolah. Bukan hanya
menjadi pengajar bagi siswanya, tetapi juga harus bisa mengurus segala hal terkait dengan Sekolah Dasar. selain kegiatan-kegiatan di atas, peneliti juga
pernah mengikuti seminar Montessori yang diadakan oleh kampus sehingga peniliti sudah memiliki sedikit modal tentang metode Montessori.
Pengalaman-pengalaman tersebut yang menjadi modal atau bekal peneliti terjun di lapangan untuk melakukan penelitian ini.
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas