Memperluas Keanggotaan Komunitas CUM “Talenta”: Membangun Kelompok unit di Basis Jemaat

112 Desember 2006, sembilan orang Pendeta muda GKPS yang ada di Distrik III menyatakan kesediaannya untuk mendirikan komunitas CUM sebagai wadah bagi para Pendeta dan Penginjil GKPS di distrik III untuk mempraktikkan sikap hidup saling membantu dan berbagi di bidang keuangan. Pada tanggal 16 Januari 2007, bersamaan dengan penyelenggaraan acara “Refleksi dan Syukuran Tahun Baru 2007 Pendeta dan Penginjil GKPS distrik III” di rumah Praeses GKPS distrik III di Saribudolok, 16 orang Pendeta GKPS menyatakan komitmennya untuk mendirikan suatu komunitas CUM dalam konteks GKPS. Dan, pada hari yang sama, enam belas orang Pendeta muda GKPS itu mendeklarasikan berdirinya kesatuan sosial komunitas CUM “Talenta”. 172 Deklarasi berdirinya komunitas CUM “Talenta” tersebut ditandai dengan membuat kesepakatan bahwa setiap anggota yang ingin menjadi anggota komunitas, diwajibkan membayar sebesar Rp.15.000,- sebagai uang pangkal, Rp.100.000,- sebagai simpanan pokok serta Rp. 20.000 sebagai simpanan wajib per bulan. Selain itu, setiap anggota juga diperkenankan untuk menyimpankan uangnya di komunitas CUM “Talenta” sebagai simpanan sukarela. LG kemudian ditunjuk menjadi kordinator sementara komunitas, utuk mengelola aktivitas awal, pembukuan serta pengembangan keanggotaan komunitas.

3.3.4. Memperluas Keanggotaan Komunitas CUM “Talenta”: Membangun Kelompok unit di Basis Jemaat

Sambil mengelola aktivitas awal komunitas CUM “Talenta”, secara perlahan LG mulai memperluas keanggotaan komunitas CUM “Talenta” agar dapat melibatkan warga gereja jemaat dan masyarakat umum. Untuk kepentingannya tersebut, LG tampak 172 Pelaksanaan Refleksi dan Syukuran Tahun Baru Pendeta dan Penginjil GKPS distrik III itu dilaksanakan di rumah Praeses GKPS distrik III Pdt.Jameldin Sipayung di Saribudolok, Kecamatan Silimakuta. Hingga tanggal, 20 Januari 2010, jumlah Pendeta GKPS yang menjadi anggota komunitas CUM “Talenta” adalah 129 orang dari 170 orang jumlah pendeta GKPS secara keseluruhan. Sumber: Dok, CUM Talenta, Data Anggota CUM Talenta; Pendeta se GKPS. 113 tetap merawat “pertemuan informal setiap hari Rabu” yang dilakukan para Pendeta muda GKPS itu. LG tampak memosisikan para Pendeta muda GKPS itu menjadi semacam “kelompok inti” core group dalam komunitas CUM “Talenta”, sekaligus menjadi semacam serat penghubung agar LG dapat menyosialisasikan wacana CUM dan mendirikan unit-unit komunitas CUM “Talenta” di basis-basis jemaat di mana para Pendeta muda itu melayani. Selanjutnya, upaya LG untuk memperluas keanggotaan komunitas CUM “Talenta”, dilakukannya dengan menyosialisasikan ulang wacana CUM itu kepada para Sintua penetua dan anggota majelis jemaat GKPS. Momen pelaksanaan sermon hadomuan 8 resort yang diselenggarakan secara rutin di setiap hari Rabu di GKPS Saribudolok, dimanfaatkannya sebagai wadahnya. Sermon hadomuan delapan resort ini adalah sebuah pertemuan rutin untuk mendiskusikan bahan khotbah kebaktian Minggu dan khotbah kebaktian partonggoan persekutuan doa antar keluarga yang dilakukan oleh para Pendeta dan Penginjil GKPS di distrik III bersama dengan anggota majelis jemaat dari 8 resort GKPS yang berbeda. Kegiatan ini, dipimpin oleh Praeses GKPS distrik III di mana pengantar diskusi bahan khotbah dalam sermon hadomuan 8 resort dipersiapkan oleh Pendeta atau Penginjil GKPS secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama. Setiap kali, pelaksanaan sermon hadomuan 8 resort itu hendak diakhiri, di situlah LG selalu meminta waktu untuk menyosialisasikan ulang wacana CUM itu tersebut. Dari proses sosialisasi di sermon hadomuan 8 resort itulah, LG kemudian diminta kembali oleh Pimpinan Majelis jemaat tertentu bersama dengan Pendeta Resort- nya, untuk mengadakan “sosialisasi lanjutan”, secara langsung di basis jemaat. Momen pelaksanaan “sosialisasi lanjutan” itu, dilakukan dengan memanfaatkan kegiatan rutin 114 GKPS yang sudah terstruktur yakni kebaktian partonggoan persekutuan doa antar keluarga yang dilaksanakan sekali dalam seminggu. Di daerah pelayanan GKPS di distrik III pelaksanaan partonggoan itu pada umumnya dilakukan pada malam hari. Maklum saja, sebab profesi warga GKPS di daerah pelayanan GKPS di distrik III ini, sebagian besar adalah Petani. Bahkan, tidak sedirikit warga GKPS yang berprofesi sebagai pegawai negari sipil seperti guru, perawat-bidan, dan lain-lain juga memiliki usaha pertanian. Biasanya, para petani di daerah ini, baru akan pulang ke rumahnya masing-masing pada sekitar jam enam sore 18.00 Wib. Setelah itu, masing-masing keluarga pada umumnya perempuan;istri masih harus memasak untuk makan malam keluarga. Jadi sangat dapat dimengerti mengapa partonggoan GKPS di wilayah distrik III pada umumnya baru dimulai pada jam 20.00. Rata-rata durasi penyelenggaraan partonggoan memakan waktu antara satu sampai satu setengah jam sehingga tidak mengherankan kalau partonggoan itu baru berakhir pada jam 21.30. Setelah berakhirnya, acara partonggoan itulah LG menyosialisasikan wacana CUM itu kepada warga jemaat.Itulah sebabnya, tidak jarang LG baru akan tiba kembali di rumahnya pada waktu tengah malam bahkan dinihari. Dinginnya udara malam yang menyelimuti daerah pedesaan Saribudolok sekitarnya tidak jarang juga disertai turunnya kabut embun yang cukup tebal tidak membuat semangat dan gairah LG menjadi surut. Setiap kali melakukan sosialisasi lanjutan di basis-basis jemaat itu, LG selalu mengutip Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab sebagai dasar bagi praktik diskursif CUM. Salah satu ayat Alkitab yang dikutip LG sebagai penadasaran kegiatan sosialisasi itu adalah: Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu Demikianlah, kamu memenuhi hukum Kristus”. Galatia 6:2. Dengan cara seperti itu, LG mau menegaskan 115 kembali bahwa praktik ber-CUM tidak sama dengan ber-CU pada umumnya. Di dalam komunitas CUM “Talenta”, anggota tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi tetapi juga manfaat sosial dan spiritual. Dari proses sosialisasi lanjutan seperti itulah, LG membentuk “unit” sering juga disebut komisariat komunitas CUM “Talenta” di tingkat jemaat. Kalau wacana CUM yang diperkenalkan LG lewat sosialisasi lanjutan di partonggoan itu dapat diterima oleh jemaat maka di situ akan didirikan unit atau komisariat komunitas CUM “Talenta”. Syarat berdirinya sebuah unit atau komisariat CUM “Talenta” di basis jemaat tertentu apabila di sana sudah ada 15 orang anggota. Sebuah unit komisariat dipimpin oleh seorang kordinator yang disebut dengan komisaris. Dalam kedudukannya sebagai kordinator unit, seorang komisaris memiliki dua fungsi. Pertama, seorang komisaris merupakan pemimpin yang mengorganisasi kegiatan-kegiatan komunitas CUM “Talenta” di tingkat basis. Kedua, seorang komisaris adalah perpanjangan tangan Manajer di tingkat tingkat unit. Sebelum melaksanakan tugasnya, seorang komisaris terlebih dahulu dilantik pada suatu kebaktian Minggu di jemaat GKPS di mana unit itu terbentuk. Hal itu dilakukan sebab bagaimanapun juga komunitas CUM “Talenta” telah menyatakan dirinya sebagai alat pelayanan gereja di bidang keuangan sebagaimana dirumuskan dalam ADART tahun 2009, di mana dalam bab III pasal 4 disebutkan bahwa komunitas CUM adalah lembaga pelayanan gereja di bidang keuangan. Lalu, kalau dilihat dari ADART komunitas CUM “Talenta” edisi revisi tahun 2012, pada bab III pasal 4, dinyatakan bahwa bentuk dan jenis komunitas CUM “Talenta” adalah unit pelayanan gereja dalam bidang pemberdayaan ekonomi jemaat. Itu sebabnya, dalam struktur organisasi komunitas CUM “Talenta” di tingkat unit komisariat, Pimpinan Majelis Jemaat GKPS diposisikan sebagai Penasehat. Hal ini dimaksudkan agar aktivitas 116 komunitas CUM ”Talenta” di tingkat unit senantiasa dapat dijalankan sesuai dengan visi dan misi gereja”. 173 Dengan menempuh langkah sosialisasi sebagaimana yang diceritakan di atas, LG tampak berhasil mengembangkan dan memperluas keanggotaan komunitas CUM “Talenta” sehingga identitas keanggotaannya tidak hanya warga gereja GKPS tetapi juga warga gereja denominasi lain bahkan masyarakat agama yang lain. Dengan begitu, komunitas CUM “Talenta” adalah sebuah kesatuan sosial di mana keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka inklusif. Berikut ini, ditampilkan gambaran umum perkembangan organisasi komunitas CUM “Talenta” berdasarkan laporan pertanggungjawaban pengurus komunitas CUM “Talenta” tahun buku 2011: 174 Tabel 5: Gambaran Umum Pertumbuhan unit, calon unit dan bakal calon unit Komunitas CUM “Talenta” hingga tahun 2011 No Kantor Cabang Jumlah Unit Calon unit Bakal calon unit 1. Saribudolok 57 30 11 2. Pematang Raya 39 12 29 3. Pematang Siantar 8 4 6 Jumlah total 104 46 46 Sementara itu, rincian pertumbuhan dan perkembangan jumlah anggota komunitas CUM “Talenta” sejak berdiri tahun 2007 hingga tahun 2011 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 173 Lihat: ADART komunitas CUM “Talenta” Bab X pasal 18 ayat 1d 174 Diolah berdasarkan Laporan Hasil Pengawasan CUM “Talenta” Tahun buku 2011, Selanjutnya lihat: Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas CUM “Talenta” tahun buku 2011 dan Program Kerja CUM “Talenta” Tahun 2012, hlm, 21 117 Tabel 6: Jumlah anggota Komunitas CUM “Talenta” per 31 Desember 2011 No Keterangan Kantor Cabang Jumlah Total Saribudolok P.Raya P.Siantar 1. Jumlah anggota per 31 Desember 2010 3209 1.306 4.515 2. Pertambahan anggota tahun 2011 1198 1.006 105 2.309 3. Anggota yang keluar sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 151 17 - 168 4. Jumlah anggota dimutasikan 388 141 - 529 5. Jumlah anggota diterima mutasi 529 6. Jumlah anggota aktif per 31 Des 2011 3.504 2.129 632 6265 Sebagai catatan tambahan, proses masuknya warga gereja dari gereja denominasi yang lain serta masyarakat agama yang lain muslim menjadi anggota komunitas CUM “Talenta”, tidak dilakukan lewat kerja pengorganisasian secara khusus melainkan hasil dari sosialisasi dan interaksi sosial yang dilakukan oleh anggota dan komisaris komunitas CUM “Talenta” di wilayah partikularnya masing-masing. Bapak Sutrisno seorang muslim misalnya mengungkapkan bahwa keputusannya untuk masuk menjadi anggota komunitas CUM “Talenta” unit Marihat Saribujandi, setelah ia mendengar paparan tentang wacana CUM dari anggota dan komisaris CUM “Talenta”. Lebih jauh bapak Sutrisno mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya adalah kelompok minoritas dari sisi agama di komunitas CUM “Talenta” tetapi ia merasa diperlakukan sama dengan anggota lainnya. Saya sudah dua kali merasakan manfaat sosial dan finansial sebagai anggota komunitas CUM “Talenta”; yang pertama ketika hendak menikahkan 118 anaknya ia memperoleh pinjaman sebesar Rp.4 jt, dan kedua ketika hendak merenovasi rumah sebesar Rp.10 jt”. 175 3.4. Hubungan Komunitas CUM “Talenta” Dengan GKPS 3.4.1. Klaim Sebagai Bidang Pelayanan GKPS

Dokumen yang terkait

Studi Komparatif Peran Koperasi dan Credit Union (CU) Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) di Kecamatan Medan Area

1 74 105

Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)

3 99 107

Credit Union Sebagai Usaha Pemberdayaan Masyarakat ( Studi Deskriptif Usaha Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Tukka Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbahas)

3 77 127

Evaluasi penyusunan laporan keuangan credit union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) : studi kasus di Credit Union Pancur Kasih tempat pelayanan pemangkat.

3 25 189

Evaluasi penyajian laporan keuangan Credit Union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) revisi tahun 2013. Studi kasus di Credit Union Barerod Gratia.

0 0 143

Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat.

3 21 233

Evaluasi penyusunan laporan keuangan credit union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) studi kasus di Credit Union Pancur Kasih tempat pelayanan pemangkat

2 25 187

Artikulasi kolektif masyarakat Dayak melawan perusahaan PT. Ledo Lestari (studi kasus tentang konflik agraria di Desa Semunying Jaya dalam perspektif Hegemoni Ernesto Laclau-chantal Mouffe).

4 16 126

Evaluasi penyajian laporan keuangan Credit Union berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) revisi tahun 2013. Studi kasus di Credit Union Barerod Gratia

0 0 141

HEGEMONI SOSIAL DAN POLITIK IDENTITAS PUTRA DAERAH JAMBI

0 0 27