Bidang Kedokteran Pemanfaatan Radioisotop

Kompetensi Fisika Kelas XII Semester 2 202 c. Three Dimensional Conformal Radiotherapy 3D-CRT Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi sudah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika dan peralatan komputer telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi. Alat tersebut mampu dengan sangat selektif membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metode pembedahan dengan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya gamma knife. Kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan teknik ini. Bahkan, tanpa perlu membuka kulit pasien dan tanpa merusak jaringan di luar target berbagai kasus banyak teratasi. Salah satu penggunaan radioisotop dalam kedokteran adalah dikembangkannya Positron Emission Tomography PET atau Magnetic Resonance Imaging MRI. Dengan menganalisis penyebaran zat radioaktif yang disuntikkan pada pasien, dokter dapat melakukan deteksi dini kelainan fungsi organ tubuh pasien, terutama organ tubuh yang sangat peka misalnya otak, pembuluh darah, dan hati. Dengan alat ini memungkinkan dokter mendapatkan gambar tiga dimensi organ tubuh pasien sehingga mem- permudah diagnosis. Selain itu, pancaran sinar gamma juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, terutama kanker.

4. Bidang Kepurbakalaan

Radioisotop dalam bidang kepurbakalaan digunakan untuk menentukan umur suatu fosil. Dengan menganalisis kandungan isotop karbon–14 pada fosil, para ahli dapat memperkirakan umur fosil tumbuhan atau hewan yang telah mati dan membatu atau peninggalan zaman purba. Penentuan umur dengan menggunakan radiokarbon ber- gantung pada pembentukan karbon–14 di bagian atas atmosfer. Reaksi pembentukan karbon–14 adalah sebagai berikut. o 1 4 1 1 4 1 7 6 1 N + n C + H Berdasarkan persamaan reaksi di atas terjadi konversi nitrogen menjadi karbon–14 yang bersifat radioaktif. Karbon– 14 memiliki waktu paruh 5.730 tahun dan meluruh dengan persamaan berikut. o 1 4 1 4 6 -1 7 C e + N Gambar 11.6 Tampilan gambar otak manusia dari MRI Rep. memorylossonline Gambar 11.7 Fosil peninggalan jaman purba dapat diperkirakan umurnya dengan mengetahui kandungan isotop karbon-14 Rep. www .dinosaursr ock Kompetensi Fisika Kelas XII Semester 2 203 Atom-atom karbon–14 tunggal yang dihasilkan di atmosfer bagian atas bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbondioksida. Karbondioksida ini digunakan oleh tumbuh-tumbuhan untuk berfotosintesis. Tumbuh-tumbuhan ini dimakan oleh hewan, sehingga karbon–14 ikut masuk ke dalam rantai makanan. Penentuan umur fosil dilakukan dengan mengasumsikan bahwa persentase karbon– 14 di atmosfer adalah konstan dan bahwa radiokarbon dalam semua organisme hidup berada dalam kesetimbangan dengan atmosfer. Jika asumsi-asumsi ini benar, persentase karbon–14 dalam organisme hidup akan sama dengan persentase karbon–14 di atmosfer. Ketika tumbuhan dan hewan mati, kesetimbangannya dengan atmosfer juga berhenti, dan karbon–14 dalam tubuh organisme mulai meluruh. Jumlah karbon–14 yang tersisa dapat digunakan untuk memperkirakan umur fosil.

C. Dosis Radiasi

Pemanfaatan radioisotop pada pembahasan di atas harus dilakukan dengan dosis radiasi tertentu. Jika dosis radiasi yang kita berikan tidak sesuai maka hasil yang kita peroleh juga tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dosis radiasi didefinisikan sebagai banyaknya energi radiasi yang diserap tiap satu satuan massa zat. Satuan dosis radiasi dalam SI adalah gray Gy. 1 gray = 1 joule kg = 100 rad energi Dosis radiasi = massa . . . 11.3 Setiap jenis radiasi pada tingkat tertentu berpotensi menyebabkan tingkat kerusakan yang berbeda terhadap jaringan hidup. Potensi kerusakan akibat radiasi tertentu dinyatakan sebagai faktor kualitas QF. Dalam hal ini pembandingnya adalah dosis radiasi 1 gray sinar-X pada 200 keV. Misalnya, jika 10 gray radiasi tertentu menyebabkan kerusakan tujuh kali lebih besar dari 10 gray sinar-X pada 200 keV maka faktor kualitasnya adalah 7. Sering kali faktor kualitas radiasi dinyatakan sebagai RBE relative biological effectiveness = keefektifan biologis relatif. Tabel berikut menunjukkan potensi kerusakan akibat radiasi radioaktif. Tabel 11.1 Potensi Kerusakan akibat Radiasi Radioaktif No. Dosis Radiasi Tingkat Kerusakan 1. 40 gray Kerusakan pada sistem jantung, kelebihan cairan otak hydrocepalus, gangguan sirkulasi darah sebagai penyebab shock. Hal ini dapat menyebabkan kematian dalam selang waktu 48 jam. 2. 10 – 40 gray Kerusakan pada jantung akibat kekurangan cairan elektrolit pada sel dan gagal ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kematian dalam selang waktu 10 hari. 3. 1,5 – 10 gray Kerusakan pada jaringan tulang. Kematian pada selang waktu 4 – 5 minggu sejak teradiasi. Sumber: Encharta Library 2005, Microsoft,USA