kepada temannya. d.
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. e.
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama ± 5 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bolasatu petanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi
h. Penutup
40
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian yang di lakukan oleh Vivi Ria Lancarwati, jurusan Pendidikan IPS di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2012, dengan
judul skripsi “Peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII dengan
menggunakan metode Snowball Throwing di SMPN 4 Satuatap Bawang Banjarnegara” mengemukakan bahwa:
1. Pelaksanaan pembelajaan dengan metode Snowball Throwing di kelas VIII SMP N 4 Satuatap Bawang terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa.
2. Prosentase motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 4 Satuatap Bawang berhasil, karena telah melampaui kriteria keberhasilan.
Elsa Aliyah dalam skripsi pada sarjana jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014, dengan judul “Peningkatan motivasi belajar
PAI melalui penerapan pendekatan CTL di kelas VII SMP Islam Miftahul Huda B
ogor”, mengemukakan bahwa penerapan metode CTL yang telah dipraktekkan kepada siswa dapat meningkatkan motivasi siswa pada mata
pelajaran PAI. Hal ini dengan melihat adanya peningkatkan skor rata-rata hasil angket motivasi belajar siswa belajar PAI sebesar 82,29 meningkat
menjadi 85,63 dan rata-rata hasil belajar dari 70,9 meningkat menjadi 76,4
40
Ibid., h. 159-160
serta prosentase ketuntasan belajar dari 53 meningkat menjadi 76. Mut`ah Mutmainah dalam skripsi sarjana PAI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2014, dengan judul ”Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa pada bidang studi SKI di MTS N 19 Jakarta”, mengemukakan
bahwa, motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini
ditunjukkan pada koefisien korelasi sebesar 0,4231 jika di interpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang.
Hasim Fauzi dalam skripsi sarjana PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakata tahun 2013, dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw terhadap motivasi belajar siswa padamata pelajaran IPS di MI Nurul Falah III Siti Ilir”, mengemukakan bahwa motivasi siswa setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw jadi lebih bersemangat, sehingga pada pembelajaran IPS jadi lebih menyenangkan, itu dilihat
berdasarkan hasil observasi dikels yang menunjukkan bahwa siswayang berkemampuan tinggi terlihat lebih antusias, serta memunculkan kerja sama
dan mau berinteraksi serta saling membantu dan berbagi pendapat, mau mendengarkan pendapat teman dalam menyelesaikan tugas dengan baik ssuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
C. Kerangka Konseptual Intervensi Tindakan
Dari beberapa uraian di atas telah dikemukakan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan pendidikan. Oleh karena itu guru
di dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki berbagai metode mengajar yang bervariatif, agar materi yang akan sampai kepada siswa lebih bermakna
dan tidak bersifat menjenuhkan bahkan mengantuk, yang pada akhirnya proses belajar mengajar tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Maju mundurnya suatu pendidikan dan berhasil atau tidaknya dunia pendidikan dapat kita lihat dari mutu pendidikan yang dihasilkan melalui
pembelajaran yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi peserta
didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-
manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah
SWT, baik sebagai Tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimaksudkan selalu berdasarkan kepada ajaran Al-qur`an dan
Al-hadits. Dengan demikian, seorang guru dalam menyampaikan materi PAI
janganlah bersifat monoton atau statis, karena akan membuat siswa menjadi jenuh, bosan dan tidak memperhatikan materi yang sedangkan diajarkan. Oleh
karena itu guru lebih banyak menggunakan pendekatan metode yang bervariatif agar siswa dalam proses belajar mengajar jadi lebih bersemangat
dan materi PAI menjadi lebih bermakna, sehingga siswa dapat merealisasikan pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu diingat sampai
kapanpun. Penggunaan metode dalam pendidikan agama Islam yang perlu dipahami
adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utamanya pendidikan Islam, yaitu terbentuknya
pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Di samping itu pendidik pun perlu memahami metode-metode intruksional
yang aktual yang ditujukan dalam Al-Qur`an atau yang dideduksikan dari Al- Qur`an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam istilah Al-Qur`an
disebut dengan pemberian anugerah tsawab dan hukuman `iqab. Selain kedua hal tersebut, bagaiman seorang pendidik dapat mendorong peserta
didiknya untuk menggunakan akal fikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya, mendorong peserta didik
untuk mengamalkan
ilmu pengetahuannya
dan mengaktualisasikan
keimanannya dan ketakwaannya dalam kehidupannya sehari-hari. Seorang pendidik pun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini