Gambar 4.62 merupakan pemberian animasi pada visualisasi peta lokasi dengan memberikan action script pada masing-masing gambar gedung yang bertujuan untuk
menampilkan informasi letak gedung serta keterangan gedung yang ditampilkan secara menarik dan interaktif.
d. Membuat Denah Ruang Ujian
Gambar 4.72 Denah Ruang Ujian
Denah ruang ujian dibuat pada Adobe Photoshop dengan resolusi 640x480 pixels disimpan dengan file berformat .png. Denah lokasi ini disatukan pada halaman
pencarian atau menu informasi peserta ujian.
Gambar 4.73 Gambar Penunjuk Letak Gedung
Penunjuk letak gedung dibuat pada Adobe photoshop dari pengambilan gambar replika Gedung-gedung UIN Jakarta yang terletak pada Gedung Rektorat UIN Jakarta
dan diedit dengan merubah latar belakang gedung serta menambah teks informasi nama gedung pada setiap gedung. Penunjuk letak gedung disatukan pada halaman
pencarian atau menu informasi peserta ujian.
e. Pengkodean Menggunakan Dreamweaver
Gambar 4.74 Pengkodean Interface
Dilakukan pengkodean interface menggunakan hypertext markup language html dan cascading style sheets css. Pada tahap pengkodean ini, terdapat penggabungan
pengkodean antara php, html dan css untuk menampilkan elemen-elemen yang ditampilkan pada website.
f. Membuat Interface Virtual Reality
Gambar 4.75 Interface Virtual Reality
Pembuatan interface virtual reality pada Adobe Photoshop dengan resolusi 800x600 pixels disimpan dengan format .jpeg.
g. Pemodelan Letak Ruang Ujian Pada Gedung Dakwah dan Ushuluddin
dengan Virtual Reality
Langkah awal dari pembuatan pencarian ruang ujian secara 3 dimensi dengan virtual reality adalah membuat pemodelan gedung dengan proses digitasi AS BUILT
DRAWING agar dapat dijadikan acuan dalam pembuatan gedung. Adapun tahap- tahapannya adalah sebagai berikut:
- Memfoto blueprint AS BUILT DRAWING dengan camera digital menghasilkan output file berformat .jpg.
- Gunakan AS BUILT DRAWING sebagai acuan untuk membuat gedung dengan menggunakan Archicad dengan skala tetap sama pada AS BUILT DRAWING
yaitu 1 : 250, gambar yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.76
1st Floor Plan
Gambar 4.77 Pemodelan Gedung Dakwah dan Ushuluddin
Sebelum membuat pemodelan 3 dimensi menjadi virtual reality, dibuat pemodelan 3 dimensi gedung lokasi ujian Gedung Fakultas Dakwah dan Ushuluddin yang terdiri
dari tujuh lantai yang pada lantai 3,5,6 dan 7 terdapat ruang-ruang kelas yang dijadikan sebagai ruang ujian. Pada tahap pemodelan, peneliti menggunakan teknik
polygon karena pemodelan yang dibuat adalah pemodelan gedung yang dibentuk dari objek-objek primitf cube kubus atau sphere bola
.
Setelah pemodelan gedung dari lantai satu sampai tujuh selesai, pemodelan gedung disimpan perlantai dengan format
3ds. Dalam merancang pemodelan 3 dimensi, peneliti menggunakan tahapan yang
terdiri dari: 1. Teknik Poligon
Teknik poligon diimplementasikan pada perancangan gedung menggunakan software archicad yaitu pada gambar 4.68 menggunakan objek-objek kubus.
2. Tipe cahaya omni Pencahayaan menggunakan tipe omni, agar objek terlihat seperti gambar nyata
dengan setingan standar yang terdapat pada software 3ds Max, terlihat pada gambar 4.69.
3. Texturing dan Material Digunakan untuk member tekstur atau material dengan mendrag material yang
diperlukan pada objek kubus yang telah dibentuk.pada objek yang dibentuk berupa pintu, jendela, warna tembok, tangga, yang disesuaikan dengan keadaan
asli dari objek nyata yang dirancang. Hasil dari pemberian texturing dan material dapat dilihat pada gambar 4.78.
Gambar 4.78 Gedung yang Dibuat pada 3ds Max
Pada gambar 4.78, merupakan contoh pemodelan pada salah satu lantai gedung yang akan diberikan material dan cahaya agar objek tampak seperti nyata.
Pemberian material dan cahaya pada objek 3 dimensi dilakukan menggunakan software 3ds Max 8. Jika objek telah diberi material dan cahaya yang cukup,
seringkali mengalami kendala dalam merender objek menjadi file w3d. Tipe cahaya yang digunakan dalan tool 3ds Max adalah omni karena cahaya yang diinginkan
adalah menyebar ke seluruh ruangan sehingga semua objek terlihat menjadi nyata. Dalam pencahayaan, peneliti menggunakan dua omni agar tidak terlalu terang pada
area yang diberi cahaya. Apabila pengaturan cahaya pada objek kurang tepat maka akan mengalami ketidaksesuaian warna atau material antara objek dalam file 3ds
Max 8 dengan objek yang telah diekport menjadi format w3d. Hal itu menyebabkan perulangan dalam mengatur cahaya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Tool
extrude digunakan pada tulisan ruang untuk mempertebal teks agar terlihat jelas pada saat dieksport menjadi file w3d. Objek ruang yang telah selesai diberi material dan
cahaya yang cukup, objek dieksport ke dalam file berformat W3D dengan compression setting 100 untuk kualitas geometry dan texture quality, camera yang
digunakan adalah active viewport. Setelah semua selesai diatur, peneliti menekan tombol export untuk menyimpan file menjadi format W3D.
Gambar 4.79 Pembuatan Virtual Reality
Pada Adobe director beberapa file yang telah dipersiapkan digabungkan menjadi satu interface. Penggabungan file-file itu di antaranya adalah file interface virtual
reality yang dibuat pada Adobe Photoshop, tombol navigasi lantai 1 sampai 7 serta tombol navigasi awal dan video yang berformat .swf serta file w3d yang sebelumnya
telah dibuat pada 3ds Max. Setelah file berformat .w3d disiapkan, import file .w3d ke dalam software Adobe
Director. Di dalam software Adobe Director, file .w3d yang telah diimport diberikan 3D action dan triggers sehingga objek 3 dimensi menjadi interaktif dengan
menggunakan kendali gerak pada keyboard yang diberi Lingo script. Dengan menggunakan Lingo script, pengguna dapat berinteraksi dengan objek 3 dimensi
dalam mencari ruang ujian pada setiap lantai atau secara virtual reality. Berikut ini adalah script yang digunakan:
Script tombol navigasi “lantai 1”:
on mouseUp
me go
6 end
Script untuk interaksi gerak ke kiri, kanan, depan dan belakang: on
controlCamera me
-- jika tombol panah ke kiri ditekan if
pLeftArrow then
pCamera. rotate
, 2
, -- jika tombol panah ke kanan ditekan
if pRightArrow
then pCamera.
rotate ,-
2 ,
-- jika tombol panah ke atas ditekan if
pUpArrow then
pCamera. translate
, ,-
1 -- jika tombol panah ke bawah ditekan
if pDownArrow
then pCamera.
translate ,
, 1
Pada virtual reality menggunakan konsep deteksi tumbukan atau collision detection pada dinding yang bertujuan membuat objek tampak seperti pada dunia nyata. Untuk
mewujudkan konsep deteksi tumbukan pada objek, digunakan Lingo script. Berikut adalah beberapa script yang digunakan:
Script untuk mendeteksi benturan: -- cek collision jika terdapat objek di depan kamera
if collisionList.
count then
me .checkForCollisioncollisionList[
1 ]
end if Script di atas adalah contoh dari sebagian Lingo script yang dipakai, untuk lebih
lengkapnya ada pada lampiran 3.
h. Pembuatan Video Pengenalan Gedung Lokasi Ujian