11 kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stress menjadi nervous dan
merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak koorperatif.
Beehr dan Franz Tarupolo, 2002:17, mendefinisikan stress kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang
karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Gibson dkk 1996:339, menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu
tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan-perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar
lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.
Menurut Handoko 2001:200 bahwa “Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang”. Sedangkan menurut Efendi 2002 : 303 mengemukakan bahwa
“Stres kerja adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-
hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang”.
2.1.1.2 Penyebab Stress Kerja
Penyebab stress kerja tidak hanya disebabkan oleh satu faktor penyebab saja, namun stress bisa saja terjadi karena penggabungan dari beberapa sebab
sekaligus. Seperti pendapat dari Hasibuan 2008:204 bahwa penyebab stress ada beberapa faktor, yaitu:
a. Beban kerja yang sulit dan berlebihan
Universitas Sumatera Utara
12 b.
Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar c.
Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai d.
Konflik antar pribadi dengan pemimpin atau dengan kelompok kerja e.
Balas jasa yang terlalu rendah f.
Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lain-lain Sedangkan menurut Robbins 2006 tingkat stress pada tiap orang akan
menimbulkan dampak yang berbeda. Sehingga ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi tingkat stress seseorang. Faktor tersebut adalah :
1. Faktor Lingkungan
Ketidakpastian menyebabkan meningkatnya tingkat stress yang dialami karyawan.
Ketidakpastian ekonomi,
ketidakpastian politik,
dan ketidakpastian teknologi sangat berpengaruh pada eksistensi karyawan
dalam bekerja. Tingkat ekonomi yang tidak menentu dapat menimbulkan perampingan pegawai dan pemutusan hubungan kerja PHK, sedangkan
ketidakpastian politik menimbulkan keadaan yang tidak stabil bagi negara, dan inovasi teknologi akan membuat ketrampilan dan pengalaman
seseorang akan menjadi usang dalam waktu yang pendek sehingga menimbulkan stress. Dengan ketiga faktor lingkungan tersebut karyawan
akan dengan mudah mengalami stress. 2.
Faktor Organisasional Faktor lain yang berpengaruh pada tingkat stress karyawan adalah faktor
organisasional. Ada beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
13 penyebab stress, yaitu: tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan
antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi. 3.
Faktor Individual Jika dilogika, setiap individu bekerja rata-rata 40-60 jam per minggu.
Sedangkan waktu yang digunakan mengurusi hal-hal diluar pekerjaan lebih dari 120 jam per minggu Robbins, 2006, sehingga akan besar
kemungkinan segala macam urusan di luar pekerjaan mencampuri pekerjaan. Berbagai hal di luar pekerjaan yang mengganggu terutama
adalah isu-isu keluarga, masalah ekonomi pribadi, dan karakteristik kehidupan interen Robbins, 2006.
Sumber-sumber stress menurut Davis dan Newstrom Toha, 2008:198 yaitu: 1.
Beban kerja yang berlebihan, banyaknya tugas dapat menjadi sumber stress bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan fisik
maupun keahliannya. 2.
Tekanan atau desakan waktu, atasan sering kali memberikan tugas sesuai dengan target waktu yang terbatas.
3. Kualitas supervisi yang jelek, seorang karyawan dapat menjalankan tugas
sehari-harinnya dibawah bimbingan sekaligus mempertanggungjawabkan kepada supervisi. Jika supervisi pandai cakap dan menguasai tugas
bawahannya, ia akan membimbing dan memberikan pengarahan atau instruksi secara baik dan benar.
4. Iklim politis, iklim politis yang tidak aman akan mempengaruhi semangat
kerja.
Universitas Sumatera Utara
14 5.
Wewenang untuk melaksanakan tanggung jawab, atasan sering memberikan tugas kepada bawahannya tanpa diikuti kewenangan yang
memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus berkonsultasi, kadang menyerahkan sepenuhnya kepada atasan.
6. Konflik dan ketaksaan peran, pada situasi seperti ini orang memiliki
harapan yang berbeda akan kegiatan seseorang karyawan pada suatu pekerjaan akibat adanya konflik dan ketidakjelasan peran dalam
organisasi, sehingga karyawan tidak tahu apa yang harus dia lakukan dan tidak dapat memenuhi semua harapan.
7. Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan, artinya perbedaan ini
mencabik-cabik karyawan dengan tekanan mental pada waktu suatu upaya dilakukan untuk memenuhi nilai kebutuhan perusahaan dan karyawan.
8. Frustasi, suatu akibat dari motivasi yang terhambat dan mencegah
seseorang mencapai tujuan yang diinginkan sehingga berpengaruh terhadap pola kerja.
Manuaba 2005:4 menyebutkan bahwa stres yang berkaitan dengan pekerjaan,
dapat disebabkan oleh:
1. Tuntutan pekerjaan terlalu berat atau terlalu rendah
2. Pekerja tidak punya hak atau tidak diikutkan dalam mengorganisir kerja
mereka 3.
Dukungan rendah dari manajemen dan teman sekerja 4.
Konflik karena tuntutan yang tinggi seperti tercapainya kualitas dan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
15
2.1.1.3 Dampak Stress Kerja