untuk menginterpretasikan indeks reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
22
Tabel 3.11 Kriteria Interpretasi Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 ≤ r ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ≤ r ≤ 0,60 Sedang
0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat Rendah Tidak Reliabel
Selanjutnya, hasil uji reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Keterangan Hasil
Reliabilitas Tes 0,70
Kesimpulan Reliabilitas Tinggi
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen tes dapat diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid ada 20 soal dan diperoleh hasil uji
reliabilitas tes sebesar 0,70 yang berarti reliabilitas tinggi. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tes. Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui
apakah soal yang yang digunakan tergolong mudah atau sukar. Adapun, kriteria
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 188.
untuk menginterpretasikan indeks taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
23
Tabel 3.13 Kriteria Indeks Taraf Kesukaran Butir Soal
Indeks Kesukaran P Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Selanjutnya, hasil analisis taraf kesukaran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.14 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal
Jumlah
Sangat Mudah 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
18, 19, 20, 22, 23, 26, 29, 30, 32, 34, 40
22 Mudah
2, 3, 8, 9, 14, 15, 24, 25, 28, 33, 35, 37, 38
13 Sedang
21, 27, 31, 36, 39 5
Jumlah 40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 22 soal sangat mudah, 13 soal mudah, dan 5 soal sedang.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal digunakan untuk membedakan siswa yang termasuk kelompok atas upper group dengan siswa yang termasuk kelompok
bawah lower group.
24
Adapun, kriteria untuk menginterpretasikan derajat daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
25
23
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, hlm. 210.
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Cet. Ke-8, hlm. 211.
25
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Loc. cit., hlm. 208.
Tabel 3.15 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Klasifikasi
Negatif Semua tidak baik
0,70 ≤ D 1,00 Baik Sekali
0,40 ≤ D 0,70 Baik
0,20 ≤ D 0,40 Cukup
0,00 ≤ D 0,20 Buruk
Selanjutnya, hasil analisis daya pembeda instrumen tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Klasifikasi Nomor Soal
Jumlah
Sangat Baik -
- Baik
3, 21, 24, 25, 28, 31, 33, 36, 38, 39
10 Cukup
9, 10, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 27, 29, 30, 35, 37
13 Buruk
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 22, 23, 26, 18, 32, 34,
40 17
Jumlah 40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwaterdapat 17 butir soal yang terklasifikasi memiliki daya pembeda buruk, 13 butir soal yang terklasifikasi
memiliki daya pembeda cukup, dan 10 butir soal yang terklasifikasi memiliki daya pembeda baik.
2. Uji Coba Instrumen Nontes
Pengujian instrumen nontes yang pertama adalah pengujian internal instrumen yang dilakukan oleh ahli.
26
Dalam pengujian ini, penulis membawa
26
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi STD, Op. cit., hlm. 75.