3. Konversi diagram jalur ke dalam serangkaian persamaan struktural dan spesifikasi model pengukuran.
4. Pemilihan matrik input dan teknik estimasi atas model yang dibangun 5. Menilai masalah identifikasi
6. Evaluasi model dengan kriteria goodness of fit 7. Interpretasi dan modifikasi model.
3.8.1 Pengembangan Model Teoritis
Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan serangkaian eksploitasi ilmiah melalui telaah pustaka
guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. SEM digunakan bukan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk
mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik.
3.8.2 Pengembangan Path Diagram
Dalam langkah kedua ini, model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram, yang akan mempermudah
untuk melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Pada path diagram, hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak
panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis lengkung antara
konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antara konstruk-konstruk yang dibangun dalam path diagram yang dapat dibedakan
dalam dua kelompok, sebagai berikut :
1. Konstruk Eksogen Exogenus Constructs
Universitas Sumatera Utara
Konstruk eksogen disebut juga sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model.
2. Kontruk Endogen Endogenous Constructs
Konstruk endogen merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat
berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Berdasarkan pijakan teoritis yang cukup, seorang peneliti akan menentukan mana yang akan diperlakukan
sebagai konstruk endogen dan mana sebagai variabel eksogen. Hubungan- hubungan kausalitas yang ingin diuji Pada path diagram dapat dilihat pada
Gambar 3.1:
Kompetensi Pelatihan
Kinerja Pegawai X
11
X
12
Disiplin X
23
X
22
X
21
Z
23
Z
22
Z
21
Y
12
Y
11
Gambar 4.1 Diagram Alur
3.8.3 Konversi Diagram Jalur ke dalam Persamaan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model
tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun akan terdiri dari:
1. Persamaan-persamaan struktural structural equations.
Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan
pedoman berikut ini:
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error
2. Persamaan spesifikasi model pengukuran measurement model.
Pada spesifikasi itu peneliti menetukan variabel dalam mengukur konstruk, serta menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan
korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau variabel.
Measurement Model:
Kualitas
= β Kinerja Pegawai+ є
Kuantitas =
β Kinerja Pegawai + є Sikap
= β Kompetensi+ є
Pengetahuan =
β Kompetensi + є Keterampilan
= β Kompetensi + є
Kebutuhan =
β Pelatihan + є Evaluasi
= β Pelatihan + є
Peraturan =
β Disiplin + є Waktu
= β Disiplin + є
Tanggung jawab =
β Disiplin + є
Kinerja Pegawai =
β Pelatihan + β Disiplin + β Kompetensi + є
Universitas Sumatera Utara
3.8.4 Memilih Matriks Input dan Estimasi Model
Memilih matriks input dan estimasi model adalah memilih kovarians atau korelasi. Perbedaan SEM dengan teknik-teknik multivariat lainnya adalah dalam
input data yang digunakan dalam permodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks varianskovarians atau matriks korelasi sebagai data input
untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.
3.8.5 Menilai Problem Identifikasi