164
PT HUTAMA KARYA Persero | Laporan Tahunan 2014
disebabkan oleh peningkatan harga material pada beban pokok sebesar 4,80 atau sebesar Rp78,55
miliar menjadi Rp1,71 triliun dari Rp1,64 triliun.
Beberapa tantangan yang perlu dihadapi untuk mewujudkan kondisi tersebut, diantaranya:
• Berbagi risiko dengan mitra usaha baik dalam
proses tender maupun proses pelaksanaan proyek. • Sentralisasi pengelolaan material dan vendor
strategis. • Aliansi dengan vendor strategis untuk
mengendalikan gejolak harga beberapa jenis material dan jaminan tersedianya material di
gudang vendor dekat lokasi proyek. • Delivery just in time untuk eisiensi pengelolaan
logistik maupun bunga bank. Informasi mengenai beban pokok pendapatan pada
2014, sebagai berikut: Dalam Miliar Rupiah
Uraian Description 2014
2013 Perubahan Changes
jumlah Amount
Persentase Percentage
Beban Bahan Cost of Materials
1.714,61 1.636,06
78,55 4,80
Beban Upah Cost of Wages
296,06 258,97
37,09 14,32
Beban Peralatan Cost of Equipments
375,30 354,87
20,43 5,76
Beban Sub Kontraktor Cost of Sub-Contractors
1.828,81 1824,90
3,92 0,21
Beban Jasa Pemborong Cost of Wholesaler
238,97 187,74
51,22 27,28
Beban Umum Lapangan General Expenses - Field
276,53 269,20
7,33 2,72
Beban Penyusutan Cost of Depreciation
4,30 2,69
1,61 59,88
Jumlah Beban Konstruksi Total Construction Expenses
4.734,59 4.534,42
200,16 4,41
Jumlah Beban non Konstruksi Total non-Construction Expenses
514,57 496,73
17,84 3,59
Jumlah Beban Pokok Pendapatan Total Cost of Revenue
5.249,16 5.031,15
218,01 4,33
Beban Jasa Pemborong Contractor
Service Expenses 238,97
187,74 51,23
27,29 cost of goods amounted to Rp4.80 or about Rp78.55
billion to Rp1.71 trillion from Rp1.64 trillion.
Several challenges that needs to be overcome in order to realize such condition, among others:
• Risk-sharing with partners both in tender and project implementation processes.
• Centralization of material management and strategic vendors.
• Establish an alliance with strategic vendors to control price luctuation of several types of material
and its availability in vendor’s warehouse near the project site.
• Delivery just in time for the eiciency of logistic management or bank interest.
Information regarding cost of revenue in 2014 is as follows:
In Billion Rupiah
K ila
s K
in er
ja 2
1 4
F la
sh b
a ck
Per for
m a
n ce
2 1
4
An al
isi s
d an
Pe mb
ah asan
M an
aj e
me n
M an
age me
n t
Di sc
u ss
ion an
d A
n al
ys is
La p
or a
n M
a n
a jem
en
M an
age me
n t
R ep
ort
Pr oi
l Per usa
ha an
Comp an
y Proi
le
Tin ja
ua n
Un it
Pen du
ku ng
Su p
p ori
tn B
u ss
in es
s R
ev ie
w
Ta ta
K elola
Per usa
ha an
G ood
Corp orat
e G
ov ern
an ce
Ta ng
gu ng
Ja w
ab S
osia l Per
usa ha
an
Corp orat
e Soc
ial R
es p
on si
b il
it y
165
Annual Report 2014 | PT HUTAMA KARYA Persero
C. Laba Kotor
Sementara laba kotor Perseroan mengalami penurunan 0,53 atau sebesar Rp2,49 miliar menjadi
Rp467,90 miliar di tahun 2014 dibandingkan laba kotor tahun 2013 sebesar Rp470,39 miliar. Hal ini terutama
disebabkan oleh kenaikan beban pokok pendapatan.
D. Laba Ventura Bersama
Laba ventura bersama merupakan bagian laba dari proyek yang dilaksanakan secara bersama, dalam
suatu ikatan Ventura BersamaJoint Operation JO. TujuanKebijakan kerjasama dimaksud adalah untuk:
• Memperkuat Posisi Perusahaan, • Meningkatkan daya saing,
• Alih Teknologi, • Persyaratan masuk ke Pasar,
• Memperoleh laba Proit Motive, • Sinergi sumber daya dengan partner.
Ventura bersama dilakukan dalam skema job alokasi dan atau integrated. Pengakuan pencatatan untuk
proyek yang dilaksanakan dengan skema job alokasi dilakukan sebagaimana proyek internal, yakni
pendapatan dan biaya diakui sebagai pendapatan dan biaya langsung HPP; sedangkan kerjasama
operasi dengan skema integrated dicatat sebagai laba ventura bersama. Bagian laba ventura bersama yang
dilakukan dengan skema integrated dalam pada 2014 tercatat Laba sebesar Rp47,57 miliar turun 33,08
dibandingkan pada 2013, namun melebihi target RKAP 2014 sebesar 18,94 yang tercatat sebesar Rp40
miliar.
E. Beban Usaha Beban usaha mengalami peningkatan 22,57 atau
sebesar Rp44,06 miliar menjadi Rp206,90 miliar dari beban usaha tahun 2013 sebesar Rp168,81
miliar. Peningkatan ini disebabkan karena adanya
peningkatan biaya pegawai yang digunakan untuk rekrutmen serta penyesuaian pendapatan karyawan.
Informasi beban usaha pada 2014 dibandingkan pada 2013 sebagai berikut:
C. Gross Proit While Company’s gross proit experienced decrease
of 0.53 or amounted to Rp2.49 billion to Rp467.90 billion in 2014 compared to gross proit in 2013 at
Rp470.39 billion. This is primarily caused by increase in cost of revenue.
D. Joint Venture Proit
Joint venture proit is one of the part of proit from the project that is carried out together, in a Joint Operation.
PurposePolicy of the cooperation is intended to :
• Strengthening the Company’s Position • Improving competitiveness
• Technology Shift • Requirements to enter the Market
• Proit Motive • Synergy of resource with partners
Joint venture is carried out within the scheme of job allocation andor integrated. Likewise internal project,
the recognition of recording for project which was implemented with job allocation scheme was carried
out in the same way, which is revenue and recognized cost as the revenue and direct costs HPP; while the
cooperation with integrated scheme is recorded as the proit of joint venture. Part of the proit of joint venture
which was carried out with integrated scheme in 2014 recorded a proit of Rp47.57 billion, down by 33.08
compared to 2013, though it exceeded the target of 2014 RKAP at 18.94 which amounted to Rp40 billion.
E. Operating Expenses Operating expenses increased by 22.57 or about
Rp44.06 billion to Rp206.90 billion from operating expenses in 2013 at Rp168.81 billion. This increase
is due to the Increase of employees expenses which
was used for recruitment and employee’s salary adjustment.
Information of operating expenses in 2014 compared to 2013 is as follows:
166
PT HUTAMA KARYA Persero | Laporan Tahunan 2014
Dalam Miliar Rupiah
Uraian Description 2014
2013 Perubahan Changes
jumlah Amount
Persentase Percentage
Beban Penjualan Sales Expenses
17,48 4,75
12,73 268,00
Beban Pegawai Employee Expenses
137,05 107,27
29,78 27,76
Beban Umum General Expenses
43,17 45,06
1,89 4,19
Beban Pengembangan Pegawai Employee
Development Expenses 5,89
8,16 2,27
27,82 Beban Penyusutan
Depreciation Expenses 3,31
3,57 0,26
7,28 Jumlah Beban Usaha
Total Operating Expenses
206,90 168,81
38,09 22,56
G. Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pendapatan beban lain-lain pada tahun 2014 adalah
sebesar Rp172,46 miliar yang didalamnya terdiri dari pendapatan lain-lain sebesar Rp260,73 miliar dan biaya
lain-lain sebesar Rp88,27 miliar. Jika dibandingkan pada 2013, pendapatan beban lain-lain turun 57,03
atau sebesar Rp38,87 miliar. Informasi pendapatan beban lain-lain dapat dilihat pada tabel berikut:
Dalam Miliar Rupiah
Uraian Description 2014
2013 Perubahan Changes
jumlah Amount Persentase
Percentage
Beban Bunga dan Provisi Interest and Provision Expenses
143,17 90,97
52,21 57,39
Pendapatan Bunga Interest Income
6,29 8,37
2,09 24,94
Laba Penjualan Aset Tetap Proit from Sales of Fixed Assets
- 2,32
2,34 100,00
Selisih Kurs Foregin Exchange
105,57 50,05
55,52 110,93
Penerimaan Piutang Yang Telah Disisihkan
Receivables Which Had Been Set Aside
10,69 4,97
5,72 115,09
Beban Rupa-Rupa – Bersih Miscellaneous Expenses - Net
49,91 42,90
92,81 216,34
Jumlah Pendapatan dan Beban Lain- lain
Total Revenue and Expenses Others
29,29 68,16
38,87 57,03
H. Beban Bunga dan Provisi Beban Bunga tahun 2014 mengalami peningkatan
dari tahun lalu yang semula sebesar Rp90,97 miliar menjadi Rp143,17 miliar atau naik 57,18.
In Billion Rupiah
G. Revenue and Expenses Others Other Revenue expenses in 2014 amounted to
Rp172.46 billion which consists of other revenue amounted to Rp260.73 billion and other expenses at
Rp88.27 billion. In comparison to 2013, other revenue expenses down by 57.03 or Rp38.87 billion.
Information of other revenue expenses can be seen in the following table:
In Billion Rupiah
H. interest and Provision Expenses
Interest expenses in 2014 increases compared to the previous year that was Rp90.97 billion to be Rp143.17
billion or increasing by 57,18.
