Peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisisus Kintelan I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2015/2016 Pransiska Rita Parida Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar karena pembelajaran kurang bervariasi pada IPA kelas IV SD Kanisius Kintelan I. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta; 2) meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta dari 58,75 menjadi 75; dan 3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta dari persentase ketuntasan 35,71% menjadi 75% dan nilai rata-rata 61,68 menjadi 75.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunkan media berbasis IT dalam pembelajaran IPA. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner, dan tes pilihan ganda. Validitas soal menggunakan uji empirik. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif-kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV telah dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) persiapan peralatan; 2) mengamati gambar; 3) mengamati video; 4) menuliskan isi video; dan 5) mendengarkan penjelasan guru; (2) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor motivasi belajar kondisi awal 58,75 (sedang) menjadi 77,65 (tinggi) pada siklus I dan menjadi 92,33 (tinggi) pada siklus II. (3) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase ketuntasan dari kondisi awal 35,71% menjadi 73,68% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II. Nilai rata-rata juga menhgalami peningkatan dari kondisi awal 61,68 menjadi 81,26 pada siklus I dan menjadi 87,16 pada siklus II.
(2)
ABSTRACT
Increasing The Motivation and Achievement of 4th graders by IT Based Learning in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta Academic
Year 2015/2016 Pransiska Rita Parida Sanata Dharma University
2016
The researchers, conducted by researchers motivated by the low motivation and achievement because the learning less have variation in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta. The objectives of this research were: 1) To describe increasing of learning motivation and achievement of 4th graders by using IT based learning in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta; 2) To increase the motivation score of 4th graders from 58.75 to 75 point; and 3) To increase the achievement point of 4th graders the passing score from 35.75% to 75% and the average score 61,68 to 75.
This research was Classroom Action Research (CAR) with 2 cycles in 4 meetings. 18 students from 4th grade of Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta Academic Year 2015/2016 have been chosen as research subjects. In collecting data, researcher used observation guidance, questionnaire and multiple choices test model. Empiric test is used for data validation. For data analyzing, used quantitative and qualitative technique research.
The research’s result showed that the motivation and achievement score of 4th graders with steps:1) the preparations instruments; 2)observed pictures; 3) observed videos; 4) wrote the content in video; dan 5) listened explanation. The research’s result showed that motivation increased from 58.75 to 77.65 point in the 1st cycle and 92.33 point in the 2nd cycle of CAR. Passing score for Science Subject is 75. The research’s result showed that achievement the prior condition was 10 from 28 (35.71%) students who got passing score. In the 1st cycle were 14 from 29 (73.68%) students who got passing score and in the 2nd cycle 100% students got passing score. The prior condition of the average score was 61.68 point. In the 1st cycle, it increased to 81.26 and 87.16 in the 2nd cycle.
(3)
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Pransiska Rita Parida NIM: 121134019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Pransiska Rita Parida NIM: 121134019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
(6)
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku selama kehidupan ini dan memberika saya pertolongan selama pembuatan skripsi.
Kedua orangtuaku yaitu Paulus Kasda dan Cicilia Ngatinah yang selalu memberikan semangat kepadaku dan selalu mendoakanku supaya diberikan kelancaran dalam perkuliahan ini terutama dalam menyusun tugas akhir.
Adikku yaitu Robertus Riko Rianto yang selalu memberikan semangat kepadaku dan mendoakanku, sehingga tugas akhir ini dapat selesai.
Dosen-dosenku di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan bimbingan dan mendidikku untuk menjadi seorang pendidik yang berkualitas.
Teman-temanku yang selalu memberikan semagat, dukungan, pertolongan, dan sebagai tempat curahan hati ketika menghadapi rintangan.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah membentuk menjadi seorang pendidik yang berkualitas.
(8)
v
MOTTO
Jangan, jangan, jangan, jangan pernah menyerah.
(Winston Churchil)
Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini
(Mahatma Gandhi)
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi
dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa harus
kehilangan semangat
(Winston Chucill)
Meskipun dunia penuh dengan penderitaan dunia juga penuh
dengan perjuangan, maka tetaplah berjuang karena perjuangan
takkan menghianati hasil
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Februari 2016 Peneliti,
(10)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Pransiska Rita Parida
Nomor Mahasiswa: 121134019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya berjudul:
“PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016”
Dengan demikian saya memberitahukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan ke dalam internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya, atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 22 Februari 2016 Yang menyatakan,
(11)
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Pransiska Rita Parida Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar karena pembelajaran kurang bervariasi pada IPA kelas IV SD Kanisius Kintelan I. Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta; 2) meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta dari 58,75 menjadi 75; dan 3) meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta dari persentase ketuntasan 35,71% menjadi 75% dan nilai rata-rata 61,68 menjadi 75.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I yang berjumlah 18 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar menggunkan media berbasis IT dalam pembelajaran IPA. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner, dan tes pilihan ganda. Validitas soal menggunakan uji empirik. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif-kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV telah dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) persiapan peralatan; 2) mengamati gambar; 3) mengamati video; 4) menuliskan isi video; dan 5) mendengarkan penjelasan guru; (2) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor motivasi belajar kondisi awal 58,75 (sedang) menjadi 77,65 (tinggi) pada siklus I dan menjadi 92,33 (tinggi) pada siklus II. (3) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV dari kondisi awal mencapai target akhir. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase ketuntasan dari kondisi awal 35,71% menjadi 73,68% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II. Nilai rata-rata juga menhgalami peningkatan dari kondisi awal 61,68 menjadi 81,26 pada siklus I dan menjadi 87,16 pada siklus II.
(12)
ix ABSTRACT
Increasing The Motivation and Achievement of 4th graders by IT Based Learning in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta
Academic Year 2015/2016 Pransiska Rita Parida Sanata Dharma University
2016
The researchers, conducted by researchers motivated by the low motivation and achievement because the learning less have variation in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta. The objectives of this research were: 1) To describe increasing of learning motivation and achievement of 4th graders by using IT based learning in Science Subject at Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta; 2) To increase the motivation score of 4th graders from 58.75 to 75 point; and 3) To increase the achievement point of 4th graders the passing score from 35.75% to 75% and the average score 61,68 to 75.
This research was Classroom Action Research (CAR) with 2 cycles in 4 meetings. 18 students from 4th grade of Kanisius Kintelan I Primary School-Yogyakarta Academic Year 2015/2016 have been chosen as research subjects. In collecting data, researcher used observation guidance, questionnaire and multiple choices test model. Empiric test is used for data validation. For data analyzing, used quantitative and qualitative technique research.
The research’s result showed that the motivation and achievement score of 4th graders with steps:1) the preparations instruments; 2)observed pictures; 3) observed videos; 4) wrote the content in video; dan 5) listened explanation. The research’s result showed that motivation increased from 58.75 to 77.65 point in the 1st cycle and 92.33 point in the 2nd cycle of CAR. Passing score for Science Subject is 75. The research’s result showed that achievement the prior condition was 10 from 28 (35.71%) students who got passing score. In the 1st cycle were 14 from 29 (73.68%) students who got passing score and in the 2nd cycle 100% students got passing score. The prior condition of the average score was 61.68 point. In the 1st cycle, it increased to 81.26 and 87.16 in the 2nd cycle.
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan menyertai penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS IT PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS KINTELAN I
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016” disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis di dalam penulisan skripsi ini, sangat menyadari dan merasakan bahwa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku ketua program pendidikan PGSD Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, selaku wakil ketua program pendidikan PGSD Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Y.B Adimassana, M.A, selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc selaku pembimbing II yang telah bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai.
6. Dosen-dosen PGSD terutama yang telah membantu validasi instrumen penelitian, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lacar.
7. Marciana Sarwi, M.Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius Kintelan I yang telah memberikan bantuan, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
(14)
xi
8. Septi Ria Irawan, S.Pd selaku guru SD Kanisius Kintelan I yang telah memberikan bantuan, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Siswa siswi kelas IV SD Kanisius Kintelan I selaku subjek penelitian yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam proses penelitian.
10. Bapak dan Ibu Guru beserta karyawan/karyawati SD Kanisius Kintelan I yang telah memberikan bantuan, sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
11. Bapak Paulus Kasda dan Ibu Cicilia Ngatinah selaku orangtua peneliti yang telah memberikan semangat dan dukungan serta doa bagi peneliti, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini.
12. Robertus Riko Rianto selaku adik yang telah memberikan semangat dan doa bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat selesai.
13. Sahabat-sahabatku I Gusti Ayu Mas Indah Prawabati Kepakisan dan Valentina Ika Januarti yang selalu memberikan dukungan dan bantuan, sehingga skripsi ini dapat selesai.
14. Teman-teman PGSD angkatan 2012 terutama kelas C atas semangat, dukungan, dan kerjasama selama berproses dalam kegiatan perkuliahan. 15. Teman-teman satu payung IT atas semangat, dukungan, dan kerjasama
selama berproses dalam kegiatan pembuatan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti pun merasa masih banyak kesalahan-kesalahan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kritik dan saran sangat peneliti terima sebagai masukan dalam perbaikian dalam penelitian lain. Atas segala kelebihan dan kekurangannya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Terimakasih.
(15)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINg ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ...viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ...xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Batasan Masalah ... 7
1.3Rumusan Masalah ... 8
1.4Tujuan Penelitian ... 9
1.5Manfaat Penelitian ... 9
1.6Definisi Operasional ... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Motivasi Belajar ... 13
2.1.1.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 13
2.1.1.2 Indikator Motivasi Belajar ... 15
2.1.2 Prestasi Belajar ... 17
(16)
xiii
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 20
2.1.3 Media Pembelajaran ... 22
2.1.3.1 Media Pembelajaran Berbasis IT ... 25
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 30
2.1.4.1 Hakikat IPA ... 30
2.1.4.2 Pendidikan IPA di Sekolah Dasar ... 33
2.1.4.3 Materi Ilmu Pengetahuan Alam ... 35
2.2 Penelitian yang Relevan ... 36
2.3 Kerangka Berpikir ... 40
2.4 Hipotesis Penelitian ... 41
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43
3.2 Setting Penelitian ... 47
3.3 Persiapan ... 49
3.4 Rencana Setiap Siklus ... 50
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.5.1 Observasi ... 54
3.5.2 Dokumentasi... 56
3.5.3 Kuesioner ... 56
3.6 Instrumen Penelitian ... 58
3.6.1 Non Tes ... 58
3.6.2 Tes ... 60
3.7 Validitas dan Reliabilitas Penelitian ... 62
3.7.1 Validitas ... 62
3.7.2 Reliabilitas ... 70
3.8 Indeks Kesukaran Item ... 71
3.8.1 Indeks Kesukaran Siklus I ... 72
3.8.2 Indeks Kesukaran Siklus II ... 73
3.9 Teknik Analisis Data ... 74
3.10 Kriteria Keberhasilan ... 77
(17)
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 79
4.1.1 Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 79
4.1.1.1 Pra Siklus ... 79
4.1.1.2 Siklus I ... 81
4.1.1.2.1 Perencanaan ... 82
4.1.1.2.2 Pelaksanaan ... 82
4.1.1.2.3 Pengamatan ... 84
4.1.1.2.4 Refleksi ... 88
4.1.1.3 Siklus II ... 90
4.1.1.3.1 Perencanaan ... 90
4.1.1.3.2 Pelaksanaan ... 91
4.1.1.3.3 Pengamatan ... 93
4.1.1.3.4 Refleksi ... 97
4.1.2 Hasil Motivasi Siswa ... 98
4.1.3 Hasil Prestasi Belajar Siswa ...102
4.1.3.1 Hasil Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ...103
4.1.3.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa ...104
4.2 Pembahasan ...104
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...111
5.2 Keterbatasan Penelitian ...112
5.3 Saran ...113
DAFTAR REFERENSI ...114
(18)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data... 48
Tabel 3.2 Arah Pernyataan dan Nilai Skala Sikap ... 55
Tabel 3.3 Arah Pernyataan dan Nilai Skala Sikap ... 57
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi dan Kuesioner Motivasi ... 60
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Siklus I ... 61
Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Siklus II ... 62
Tabel 3.7 Arahan Pernyataan dan Skor Validasi ... 64
Tabel 3.8 Hasil Expert Judgement Validitas Isi ... 65
Tabel 3.9 Arahan Pernyataan dan Skor Validasi ... 66
Tabel 3.10 Hasil Expert Judgement Validitas Konstruk ... 66
Tabel 3.11 Hasil Validasi Soal Siklus I ... 68
Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Siklus II ... 69
Tabel 3.13 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 70
Tabel 3.14 Tabel Hasil Reliabilitas Soal Siklus I ... 70
Tabel 3.15 Tabel Hasil Reliabilitas Soal Siklus II ... 71
Tabel 3.16 Kategori Indeks Kesukaran ... 72
Tabel 3.17 Indeks Kesukaran Siklus I ... 72
Tabel 3.18 Indeks Kesukaran Siklus II ... 73
Tabel 3.19 Perhitungan PAP II ... 75
Tabel 3.20 Kategori Tingkat Prestasi Siswa ... 75
Tabel 3.21 Kategori Tingkat Motivasi Siswa ... 77
Tabel 3.22 Kriteria Keberhasilan ... 77
Tabel 3.23 Jadwal Penelitian... 77
Tabel 4.1 Rata-rata Motivasi Kondisi Awal ... 80
Tabel 4.2 Prestasi Belajar IPA Kelas IV 2015/2015 ... 80
Tabel 4.3 Skor Motivasi Berdasarkan Kuesioner pada Siklus I... 85
Tabel 4.4 Skor Motivasi Berdasarkan Observasi pada Siklus I ... 86
Tabel 4.5 Rata-rata Motivasi Siklus I ... 87
(19)
xvi
Tabel 4.7 Hasil Motivasi dan Prestasi pada Siklus I ... 88
Tabel 4.8 Skor Motivasi Berdasarkan Kuesioner pada Siklus II ... 94
Tabel 4.9 Skor Motivasi Berdasarkan Observasi pada Siklus II ... 95
Tabel 4.10 Rata-rata Motivasi Siklus pada II... 96
Tabel 4.11 Hasil Prestasi Belajar Siklus pada II ... 96
Tabel 4.12 Hasil Motivasi dan Prestasi Belajar pada Siklus II ... 97
Tabel 4.13 Rekap Motivasi dari Kuesioner Siklus I dan II ...100
Tabel 4.14 Rekap Motivasi dari Observasi Siklus I dan II ...101
Tabel 4.15 Rekap Motivasi ...101
Tabel 4.16 Rekap Prestasi ...102
(20)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map ... 39
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 41
Gambar 3.1 Model Siklus PTK ... 45
Gambar 4.1 Grafik Ketercapain Motivasi Berdasarkan Kuesioner ... 98
Gambar 4.2 Grafik Ketercapain Motivasi Berdasarkan Observasi ... 99
Gambar 4.3 Grafik Ketercapaian Motivasi ... 99
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM ...103
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian ...118
Lampiran 2 Kondisi Awal Siswa ...121
Lampiran 3 Perangkat Pembelajaran ...139
Lampiran 4 Rubrik Pengamatan Motivasi ...214
Lampiran 5 Hasil Validasi Desain Pembelajaran...218
Lampiran 6 Hasil Olah Data Validasi ...264
Lampiran 7 Hasil Produk Siswa dan Hasil Penelitian ...272
Lampiran 8 Hasil SPSS ...307
Lampiran 9 Foto Kegiatan Penelitian ...324
(22)
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini membahas tentang latar belakang peneliti melakukan penelitian. Bab I ini terdiri dari enam bagian yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Menggunakan Media
Pembelajaran Berbasis IT pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.1Latar Belakang
Pendidikan berperan sangat penting bagi kehidupan manusia, sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Pendidikan merupakan salah satu bagian yang berpengaruh pada perkembangan suatu bangsa dan negara. Pernyataan ini sama halnya yang dinyatakan oleh Hamdani bahwa pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia, sehingga sangat dibutuhkan oleh manusia (Hamdani, 2011: 13). Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan bagian penting dalam hidup manusia, baik untuk kemajuan diri sendiri maupun bersama.
Pendidikan menurut Purwanto dalam buku Dasar-dasar Kependidikan (Hamdani, 20011: 14) mempunyai konsep yang mempunyai dua istilah yang sama yaitu paedagogi dan paedagogik. Paedagogi berarti pendidikan,
(23)
sedangkan paedagogik berarti ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan merenungkan gejala-gejala perbuatan mendidik. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan berkaitan dengan proses pembelajaran.
Proses kegiatan belajar mengajar sangat berkaitan erat dengan pendidikan. Proses kegiatan belajar yang ada di dalam sekolah melibatkan guru dan siswa, dimana guru berperan sebagai pendidik, sedangkan siswa sebagai peserta didik. Proses pembelajaran dapat dikatakan baik apabila terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Prayitno bahwa proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan dan bermanfaat bagi pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik (Prayitno, 2009: 45). Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, di dalam proses pembelajaran harus terjalin dengan baik antara pendidik dan peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Guru di sekolah berperan sebagai orang yang mendidik, sedangkan siswa adalah berperan sebagai penerima pendidikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan baik apabila terjadi interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diajarkan (Prayitno 2009: 45). Guru selama proses pembelajaran menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan, tidak membosankan, membuat siswa aktif selama pembelajaran, kreatif dalam mengajarkan materi yang diajarkan, dan membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Guru menciptakan
(24)
kondisi pembelajaran tersebut disesuaikan dengan kemampuan siswanya karena kemampuan siswa dalam memahami materi berbeda-beda, ada yang cepat dan lambat. Guru dapat memilih metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang mereka ajar, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Hal ini ditegaskan oleh Tirtarahardja dan Sulo (2008: 40-41) bahwa proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan hasil pencapaian tujuan pendidikan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bukan hanya sekedar sebagai pendengar, tetapi terlibat aktif juga.
Siswa sebagai pelajar berperan aktif di sini maksudnya adalah dalam mencari pengetahuan secara mandiri dengan cara mengeksplorasi pengetahuan yang telah mereka ketahui. Siswa apabila ada yang tidak tahu dapat bertanya kepada guru. Guru dalam proses pembelajaran menjadi fasilitator siswa dalam mencari pengetahuan yang mereka belum diketahui terutama dalam mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 04 Agustus 2015 di SD Kanisius Kintelan I. Peneliti menemukan permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran masih berpusat kepada guru meskipun di dalam pembelajaran sudah ada diskusi untuk mengerjakan soal. Siswa hanya duduk diam mendengarkan guru menerangkan materi, mencatat yang ditulis oleh guru dipapan tulis, dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Guru ketika menyampaikan materi kurang memberikan contoh konkrit atau nyata kepada siswa, sehingga siswa hanya membayangkannya saja dan proses
(25)
pembelajarannya masih monoton. Proses pembelajaran yang seperti itu dapat membuat siswa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran yang membosankan dapat membuat siswa menjadi kurang memahami materi dan kurang memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, karena hal tersebut motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menjadi hilang dan membuat prestasi belajar siswa menjadi menurun. Siswa kelas IV di SD Kanisius Kintelan I berjumlah 28 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA adalah 75. Hasil prestasi belajar IPA pada tahun ajaran 2014/2015 persentase ketuntasannya adalah 35,71% dan nilai rata-ratanya adalah 61,68. Berdasarkan data tersebut siswa SD Kanisius Kintelan I prestasi belajarnya masih kurang. Siswa SD Kanisius Kintelan I selain prestasi belajarnya kurang, motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran IPA juga masih kurang, sehingga menyebabkan prestasi belajarnya menurun.
Berdasarkan observasi dengan guru kelas IV SD Kanisius Kintelan I pada tanggal 04 Agustus 2015 dan 11 Agustus 2015 diketahui bahwa, ketika proses pembelajaran IPA berlangsung, motivasi belajar siswa kelas IV hanya 55,50. Data ini diperoleh berdasarkan hasil observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Aspek yang diamati dalam observasi adalah 1) hasrat dan keinginan berhasil, 2) dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam pembelajaran, 5) kegiatan menarik, dan 6) lingkungan belajar yang kondusif. Hasil data hasrat dan keinginan berhasil rata-ratanya adalah 9, dorongan dan kebutuhan dalam belajar ratanya adalah 9,5, adanya harapan dan cita-cita masa depan rata-ratanya adalah 6, adanya penghargaan dalam pembelajaran rata-rata-ratanya adalah
(26)
8,5, kegiatan menarik rata-ratanya adalah 13,5, dan lingkungan belajar yang kondusif rata-ratanya adalah 9. Peneliti selain melakukan observasi untuk motivasi, peneliti pada tanggal 04 Agustus 2015 menyebar kuesioner. Aspek yang diamati dalam kuesioner adalah 1) hasrat dan keinginan berhasil, 2) dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam pembelajaran, 5) kegiatan menarik, dan 6) lingkungan belajar yang kondusif. Hasil rata-rata kuesioner yang telah diisi siswa kelas IV adalah 62. Secara umum motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA adalah 58,75 (sedang). Berdasarkan uraian tersebut dalam proses pembelajaran IPA agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA guru menggunakan media dalam proses pembelajarannya.
Berdasarkan data yang telah didapatkan melalui hasil observasi, kuesioner dan nilai 1 tahun sebelumnya ternyata nilai prestasi dan motivasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang dapat membantu siswa dalam memahami materi. Hamdani (2011 :15) mengemukakan bahwa, mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yang mudah diterima sehingga dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga sama seperti yang diungkapkan oleh Prayitno bahwa agar materi pembelajaran itu dapat diproses dan diolah dengan baik, maka pendidik perlu mengaplikasikan pendekatan, metode, dan cara-cara yang tepat supaya materi pembelajaran dapat terjangkau dan bermanfaat bagi peserta didik (Prayitno, 2009: 55). Pendapat lain juga mengatakan bahwa, pembelajaran tidak hanya sekedar pada apa yang diajarkan, tetapi bagaimana cara mengajarkannya. Agar
(27)
pembelajaran dapat diterima, maka perlu metode yang tepat untuk semua waktu, kondisi, dan bidang (Jogiyanto, 2006: 23). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidik harus mencari metode atau cara yang tepat dalam menyampaikan materi supaya peserta didik dapat menerima materi dengan baik dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT. Penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat membantu siswa dalam memahami materi. Siswa dapat memahami materi karena siswa melihat video atau gambar-gambar secara nyata tanpa harus membayangkannya. Media IT adalah suatu cara penyampaian materi menggunakan bantuan teknologi berupa video, gambar, dan animasi yang terangkum dalam satu program yaitu program microsoft Powerpoint.
Media berbasis IT berupa microsoft Powerpoint mempunyai kelebihan menarik perhatian siswa dalam memperhatikan pembelajaran, karena di dalam microsoft Powerpoint dapat dimasukan gambar, animasi, dan video. Siswa apabila pembelajaran menggunakan Powerpoint interaktif (video, gambar, dan animasi) diharapkan dapat membuat siswa lebih mudah dalam mengingat materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat membantu siswa untuk melihat benda, kondisi atau kejadian yang sebenarnya.
Konsep mata pelajaran IPA bersifat abstrak. Konsep mata pelajaan IPA supaya mudah dalam memahaminya, sebaiknya pembelajaran IPA dirancang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa dan menggunakan
(28)
bentuk-bentuk konkrit (nyata). Suyono dan Hariyanto, (2011: 84) menyatakan bahwa perkembangan kognitif menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak sekolah dasar (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkrit, artinya anak akan lebih mudah memahami yang konkrit. Siswa perlu memamhami konsep IPA dalam bentuk konkrit terlebih dahulu sebelum memahami bentuk abstraknya, yaitu menggunakan suatu cara untuk mengkonkritkan materi IPA. Media merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengonkritkan materi pelajaran yang abstrak.
Alasan peneliti memilih judul penelitian tersebut karena penggunaan media berbasis IT dapat membantu untuk siswa lebih memahami materi yang diajarkan, sehingga motivasi dan prestasi belajar siswa akan mengalami
peningkatan. Dengan demikian peneliti mengangkat judul “Peningkatan
Motivasi dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016”.
1.2Batasan Masalah
Peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian ini. Pembatasan masalah ini dilakukan untuk memfokuskan penelitian. Penelitian ini hanya terbatas meneliti perbedaan prestasi belajar siswa atas penggunaan metode berbasis IT berupa powerpoint interaktif pada siswa sekolah dasar kelas IV SD Kanisius Kintelan I dengan mata pelajaran IPA. Peneliti selain meneliti tentang prestasi belajar, peneliti juga meneliti motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Standar kompetensi IPA yang diteliti
(29)
adalah 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kompetensi dasar 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan
dimakan” antara makhluk hidup (rantai makanan). Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada ranah kognitif saja karena pada studi tentang kemampuan pada tingkat internasional yang diukur hanya ranah kognitif saja.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016?
1.3.2 Apakah penggunaan media berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA pada kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 dari skor 58,75 (sedang) pada kondisi awal menjadi 75 (tinggi) pada kondisi akhir?
1.3.3 Apakah penggunaan media berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dari persentase ketuntasan 35,71% menjadi 75% dan dari nilai rata-rata 61,68 menjadi 75?
(30)
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Mendeskripsikan upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
1.4.2 Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I tahun ajaran 2015/2016 dari 58,75 (sedang) pada kondisi awal menjadi 75 (tinggi) pada kondisi akhir.
1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I tahun ajaran 2015/2016 dari persentase ketuntasan 35,71% menjadi 75% dan nilai rata-rata dari 61,68 menjadi 75.
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti adalah (a) penelitian dapat mengetahui cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA; (b) penelitian ini dapat menambah wawasan tentang media yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA; (c) penelitian dapat menambah pengetahuan tentang media berbasis IT .
(31)
2. Bagi sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah (a) sekolah mendapatkan sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena guru mendapat tambahan wawasan tentang media yang dapat diterapkan di sekolah; (b) penelitian ini dapat menigkatkan prestasi sekolah karena dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah (a) guru mendapat wawasan tentang media pembelajaran; (b) guru mendapatkan inspirasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan berbagai metode yang relevan dengan pembelajaran dan perkembangan anak. 4. Bagi siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah (a) prestasi belajar IPA siswa menjadi meningkat; (b) siswa mendapatkan pengalaman belajar yang meyenangkan dengan menggunakan IT.
1.6Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitin ini adalah: 1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri, baik internal maupun eksternal yang dapat menggerakkan perilaku manusia dalam belajar.
(32)
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil dari belajar berupa nilai yang diperoleh dari skor tes yang dilakukan dan berupa pengetahuan.
3. Media Pembelajaran Berbasis IT
Media pembelajaran berbasis IT adalah sebuah alat pembelajaran yang menggunakan bantuan teknologi informasi seperti video, gambar, dan animasi.
4. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai macam kehidupan yang berkaitan dengan alam seperti peristiwa alam, gejala-gejala alam yang ada di lingkungan.
5. Siswa sekolah dasar
Siswa sekolah dasar adalah orang yang menempuh jenjang pendidikan dasar.
(33)
12 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini ada empat bagian yang dibahas yaitu, kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas tentang beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian-penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir berisi rumusan konsep yang didapat dari kajian pustaka. Bagian terakhir yang dibahas di bab II ini yaitu hipotesis tindakan yang berisi tentang dugaan sementara yang terjadi pada penelitian yang akan dilakukan.
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka membahas tentang teori yang mendukung untuk penelitian serta penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Teori yang mendukung terdiri dari pengertian motivasi belajar, indikator motivasi belajar siswa, pengertian prestasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, media pembelajaran berbasis IT, hakikat IPA, pendidikan IPA di sekolah dasar, dan materi IPA yang digunakan dalam penelitian. Penelitian relevan membahas lima penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kerangka berpikir berisi tentang kesimpulan dari seluruh landasan teori. Terakhir hipotesis yang berisi dugaan sementara peneliti tetang hasil penelitian.
(34)
2.1.1 Motivasi Belajar
Peneliti pada topik ini membahas 2 pokok bahasan yaitu, pengertian motivasi belajar dan indikator motivasi belajar siswa. Pengertian motivasi belajar membahas tentang pegertian motivasi belajar menurut pendapat beberapa ahli. Indikator motivasi belajar siswa membahas tentang indikator yang termasuk ke dalam motivasi belajar siswa.
2.1.1.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 80) dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk dalam perilaku belajar. Dorongan di sini dapat berupa imbalan atau adanya ancaman. Dorongan juga dapat terjadi sebagai bagian dari kesadaran yang diimbangi oleh harapan terhadap sesuatu yang akan dicapai (Khairani, 2014: 176). Menurut Greenberg dan Baron (Khairani, 2014: 176) menyatakan bahwa, motivasi adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia ke arah pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk motivasi (Khairani, 2014: 176). Pengertian motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Khairani, 2014: 176). Berdasarkan pada pendapat yang telah diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, motivasi merupakan sesuatu atau tenaga pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi juga merupakan bagian yang sangat penting dalam diri seseorang untuk mencapai suatu prestasi.
(35)
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor instristik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsiknya merupakan adanya penghargaan, lingkungan belajar yag kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Hamzah, 2007: 23). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Motivasi menurut Pupuh dan Sutikno (Rahman dan Amri, 2014: 216) dapat dibagi dua menjadi motivasi instrinsik dan faktor ekstrinsik. Pertama, faktor instrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dari dorongan orang lain. Kedua, faktor ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar siswa. Hal ini dapat timbul karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain, sehingga dengan keadaan tersebut peserta didik mau melakukan pembelajaran. Pendapat tersebut menegaskan bahwa dalam pembelajaran motivasi ekstrinsik sangat dibutuhkan oleh siswa, seperti hadiah, kompetisi antar siswa, pemberian nasehat, dan pemberian hukuman. Pengadaan motivasi dari luar sebagai dorongan untuk diri siswa merupakan sebuah kemutlakan yang perlu dilakukan oleh guru jika menginginkan siswanya mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Hal ini berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi instrinsik, karena mereka dengan kesadaran sendiri ingin belajar dan memperhatikan
(36)
penjelasan yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran karena keingintahuannya dalam pembelajarannya tinggi, sehingga sulit terpengaruh oleh gangguan yang ada disekitarnya (Rahman dan Amri, 2014: 216). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, faktor ekstrinsik sangat diperlukan dalam melakukan proses pembelajaran, karena setiap siswa belum tentu mempunyai faktor instrinsik. Guru memberikan motivasi ekstrinsik kepada siswa untuk membantu siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula.
Motivasi belajar bagi siswa sangat penting sekali, karena hasil belajar siswa banyak ditentukan oleh motivasi yang ada pada diri siswa. Siswa apabila mempunyai motivasi belajar yang besar, maka semakin besar juga hasil belajar yang akan dicapai. Motivasi juga apabila semakin tepat diberikan oleh guru kepada siswa, maka semakin baik juga hasil dari proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007: 35). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar adalah suatu dorongan yang muncul dari dalam diri, baik internal maupun eksternal yang dapat menggerakkan perilaku manusia dalam belajar. Motivasi berperan penting dalam menentukan hasil belajar siswa.
2.1.1.2 Indikator Motivasi Belajar Siswa
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang pada umumnya dengan menggunakan beberapa indikator atau unsur mendukung. Hal tersebut sama dengan yang dikemukan oleh
(37)
Suprijono (2009: 163) bahwa hakikat motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar, sehingga terjadi perubahan di dalam diri mereka. Motivasi belajar juga merupakan suatu proses pemberian semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Hal tersebut mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar yang mengacu ke dalam beberapa indikator motivasi.
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam pembelajaran; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah, 2007: 23). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, motivasi belajar dapat tercapai apabila keenam indikator di atas dapat terpenuhi, sehingga dapat membantu siswa dalam belajar dan meraih hasil belajar yang maksimal. Indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4) adanya penghargaan dalam pembelajaran; 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.
(38)
2.1.2 Prestasi Belajar
Peneliti pada topik ini membahas 2 pokok bahasan yaitu, pengertian prestasi belajar dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Pengertian prestasi belajar akan membahas tentang teori belajar, pengertian belajar dan prestasi belajar menurut pendapat beberapa ahli. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar membahas tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Para tokoh di dunia banyak sekali yang mengemukan pendapatnya tentang teori pembelajaran. Peneliti dalam penelitian ini membahas tiga teori belajar menurut Piaget, Brunner, dan Skinner. Piaget mengatakan bahwa belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan guru. Piaget juga mengatakan bahwa proses belajar siswa terjadi melalui proses asimilasi dan akomondasi. Asimilasi adalah pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa, sedangkan akomondasi adalah penyesuaian pengetahuan awal terhadap pengetahuan baru yang diperoleh (Suyono dan Hariyanto, 2011: 86). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, proses belajar akan berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Selain itu, pada saat awal pembelajaran guru mengkaitkan pengetahuan siswa dengan pengetahuan (materi) yang akan dipelajari.
(39)
Teori belajar selanjutnya adalah teori belajar yang dikemukan oleh Brunner. Brunner menyatakan bahwa, konsep belajar adalah belajar dengan menemukan (discovery learning). Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses penemuan personal (personal discovery), oleh setiap individual siswa. Guru harus memberikan keleluasan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri dan hanya menjadi fasilitator saja (Suyono dan Hariyanto, 2011: 88). Berdasarkan teori belajar yang telah dikemukakan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, siswa harus berperan secara aktif saat belajar di kelas dan siswa menemukan konsep-konsep materi pembelajaran secara mandiri agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Para tokoh selain menyatakan tentang teori belajar adapula yang mengemukakan tentang pengertian belajar.
Pengertian belajar menurut Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil (respon) yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforce) (Syah, 2012: 64). Skinner lebih percaya kepada penguatan negatif yang tidak sama dengan hukuman. Hal yang membedakan adalah apabila hukuman harus diberikan (sebagi stimulus) agar respon yang timbul berbeda dari yang diberikan sebelumnya, sedangkan penguatan negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi kuat. Contohya seorang siswa yang dihukum untuk suatu kesalahan yang dibuatnya, jika ia masih melakukan perbuatan yang sama, maka hukuman ditambah. Siswa apabila membuat kesalahan dan dilakukan pengurangan terhadap sesuatu yang
(40)
menyenangkan baginya, maka pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Hal ini yang disebut penguatan negatif (Siregar dan Nara, 2011: 28). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran memerlukan adanya penguatan supaya mendapatkan hasil yang maksimal, baik perilaku ataupun sebuah nilai.
Pengertian belajar yang selajutnya adalah menurut Hintzman. Hintzman berpendapat bahwa, siswa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (Syah, 2012: 64). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi karena adanya pengetahuan baru yang diperoleh melalui pengalaman dan dari pengalaman tersebut akan menghasilkan prestasi atau hasil yang diperoleh, baik perilaku ataupun sebuah nilai.
Prestasi belajar adalah penguasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar yang harus dicapai siswa yaitu ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotor) (Syah, 2012: 216-218). Pernyataan tersebut sejalan dengan Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi 4 (2005: 895) bahwa prestasi belajar merupakan penguasan pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang dan dikembangkan melalui mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
(41)
nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar adalah penilaian hasil belajar siswa berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor melalui sebuah tes dan biasanya di sekolah di setiap mata pelajaran mempunyai KKM sebagai batas minimal nilai yang harus dicapai oleh siswa.
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum yaitu, (1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa; (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa; dan (3) faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Syah, 2012: 145-146). Kesimpulannyaa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada 2 yaitu internal dan eksternal.
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi aspek: (1) aspek fisikologis (yang bersifat jasmani); dan (2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Aspek fisikologis dapat mempengaruhi prestasi belajar, jika organ tubuh lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif), sehingga materi yang dipelajarinya akan kurang atau tidak berbekas. Aspek yang kedua yaitu aspek psikologis. Aspek psikologis tidak kalah pentingnya dengan aspek fisikologis. Aspek psikologis dapat mempengaruhi prestasi belajar karena dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa (Syah, 2012: 146-148). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang lebih esensial adalah
(42)
tingkat kecerdasaan atau iteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa, sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkugan (Susanto, 2013: 12). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar yaitu aspek fisikologis, psikologis, tingkat kecerdasaan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa, sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, dan metode belajar. Apabila salah satu aspek atau beberapa aspek tidak berjalan dengan baik, maka dapat mempengaruhi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang menyebabkan hasil belajar tidak maksimal.
Faktor eksternal sama halnya dengan faktor internal yaitu terdiri dari dua macam: (1) faktor lingkungan sosial dan (2) faktor lingkungan non sosial. Faktor eksternal yang petama ialah lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial siswa adalah sekolah, masyarakat dan tetangga serta teman. Kondisi lingkungan yang tidak nyaman dan tidak baik dapat mempengaruhi prestasi belajar karena anak akan tidak semangat ketika belajar sehingga siswa tidak dapat memahami yang telah dipelajari. Faktor eksternal yang kedua ialah faktor lingkungan non sosial. Faktor lingkungan non sosial adalah fasilitas belajar. Jarak sekolah yang terlalu dan fasilitas belajar tidak lengkap dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa karena siswa akan kehilangan semangat belajar (Syah, 2012: 154-155). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar ada 2 yaitu lingkungan sosial
(43)
dan non sosial. Apabila kedua faktor tersebut tidak berjalan dengan baik, maka dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar yang didapatkan tidak maksimal.
Faktor yang terakhir yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar karena apabila strategi atau metode tidak cocok (tidak sesuai) dengan siswa akan menghambat proses pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran, sehingga siswa tidak dapat belajar secara optimal (Syah, 2012: 156). Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, siswa akan mencapai prestasi belajar yang maksimal adalah dengan cara menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa supayaa siswa dapat memahami materi dengan baik. Selain itu, orang tua harus membimbing siswa dalam belajar.
2.1.3 Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran sedangkan menurut Angkowo dan Kosasih (2007: 11) merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
(44)
merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Media juga secara mendasar berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian. Pengertian media pembelajaran yang selanjutnya menurut Dictonary dalam buku Media Pembelajaran (Anitah, 2010: 4) adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Pengertian media pembelajaran yang selanjutnya menurut Munadi (2013: 7-8) adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif yang penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang dilakukan dan digunakan untuk memperjelas materi atau makna, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam suatu proses pembelajaran ada banyak sekali, mulai dari media yang sederhana, konvensional, dan murah harganya sampai pada media yang kompleks, rumit modern dan harganya sangat mahal. Jenis media dalam pembelajaran adalah: 1) media grafis seperti gambar, foto grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik, media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar; 2) media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model
(45)
susun, model kerja, dan diorma; 3) media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP; dan 4) lingkungan sebagai media pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007: 12-13). Media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran menurut Heinich dalam buku Optimalisasi Media Pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007: 12) antara lain: media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hypermedia, dan media jarak jauh. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, media pembelajaran banyak sekali jenisnya dari yang murah sampai yang mahal. Media pembelajaran dapat digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan sesuai kebutuhan tidak harus yang mahal dan ketersedian media di sekolah.
Penggunaan media dalam pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan dapat memberikan pengaruh psikologis bagi siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu dalam keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan serta isi pelajaran yang dipelajari saat itu. Pembelajaran menggunakan media juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik, terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi (Angkowo dan Kosasih, 2007: 14). Berdasarkan uraian di atas dapa disimpulkan bahwa, media pembelajaran dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar. Media pembelajaran juga dapat membantu dalam
(46)
proses pembelajaran terutama dalam membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan pada saat itu.
2.1.3.1 Media Pembelajaran Berbasis IT (Information Technology)
Teknolgi informasi (information technology) menurut Haag dan Keen (Kadir dan Triwahyuni, 2005: 2) merupakan seperangkat alat yang membantu kita saat bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi (Kadir dan Triwahyuni, 2005: 2). Teknologi informasi (information technology) menurut Martin (Kadir dan Triwahyuni, 2003: 2) tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Kadir dan Triwahyuni, 2005: 2). Teknologi informasi (information technology) menurut Williams dan Sawyer (Kadir dan Triwahyuni, 2003: 2) merupakan teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Kadir dan Triwahyuni, 2005: 2). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi (information technology) adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang membantu kita dalam bekerja, sehingga pekerjaaan kita menjadi lebih mudah.
Teknologi informasi (information technology) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, meyimpan, memanipulasi data
(47)
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Informasi ini nantinya yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, pemerintahan dan merupakan informasi strategis untuk pengambilan keputusan (Hamzah dan Nina, 2010: 57). Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah untuk mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani (Hamzah dan Nina, 2010: 57-58). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, teknologi informasi (information technology) dibuat untuk saling berbagi informasi melalui jaringan dan dapat digunakan untuk membuat informasi. Informasi ini dapat digunakan secara global untuk kepentingan pribadi, bisnis ataupun pendidikan.
Globalisasi ini telah membuat pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan yang tadinya tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pendidikan pada masa yang akan datang bersifat fleksibel, terbuka dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa memandang jenis, usia, maupun pengamalan pendidikan sebelumnya (Hamzah dan Nina, 2010: 60). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan di masa yang akan datang pembelajaran tidak hanya tergantung dari buku dan di kelas
(48)
saja, siswa dapat mengakses informasi melalui internet untuk mencari materi pembelajaran, tetapi dalam penggunaannya anak-anak perlu diawasi.
Kelebihan dari teknologi informasi (information technology) yaitu: 1) di dalam tampilannya dapat menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara (audio), gambar (video), serta animasi; 2) dapat mengakses informasi secara instan dari manapun; 3) menghasilkan gambar yang lebih jelas; 4) program yang lebih canggih dan lebih memungkinkan pembelajar mengakses lebih banyak (tidak hanya satu macam seperti videotape); 5) menyediakan fasilitas akses informasi yang lebih banyak; 6) dapat disesuaikan dengan motivasi, kemampuan, dan kecepatan siswa; 7) sebagai guru yang sabar; dan 8) mengurangi kehawatiran pembelajar jika kurang paham. Kelemahan dari teknologi informasi (information technology) yaitu: 1) memerlukan biaya yang mahal; 2) memerlukan kemahiran dalam penggunaannya; dan 3) sebelum mengoperasikan harus memperhatikan mekanismenya (Angkowo dan Kosasih, 2007: 20-21). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, teknologi informasi (information technology) mempunyai banyak sekali kelebihan. Teknologi informasi (information technology) dapat digunakan sebagai media pembelajaran agar membantu siswa dalam memahami materi, tetapi teknologi ini juga mempunyai kelemahan yaitu membutuhkan biaya mahal dan membutuhkan kemahiran terlebih dahulu dalam menggunakannya.
Salah satu kelebihan teknologi informasi (information technology) adalah digunakan sebagai media pembelajaran, sehingga peneliti di dalam
(49)
penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbasis IT (information technology) yaitu powerpoint interaktif yang di dalamnya ada video dan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Microsoft powerpoint adalah program aplikasi presentasi di dalam komputer dan ditampilkan ke layar dengan bantuan LCD projector (Sanaky, 2013: 147). Program microsoft powerpoint ini merupakan sebuah program yang dapat digunakan sebagai program pembelajaran, sehingga program yang dihasilkan cukup menarik dengan komposisi warna dan animasi yang digunakan. Selain itu, program ini dapat didesain sendiri oleh seorang pengajar untuk membuat berbagai program pembelajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan program ini dapat disambungkan ke jaringan internet dan dapat dimanfaatkan secara umum oleh pemakai internet (Sanaky, 2013: 148). Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa program microsoft powerpoint merupakan program yang dijadikan sebagai media pembelajaran, karena dapat membantu siswa dalam memahami materi, membuat siswa tertarik karena tampilannya yang cukup menarik, dan pembuat desain dapat menyebarluaskannya ke internet atau menggunakan CD.
Kelebihan di dalam media LCD Microsoft Powerpoint yaitu: 1) praktis, dapat digunakan untuk semua ukuran kelas; 2) memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respon dari penerima pesan; 3) memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat; 4) memiliki variasi teknik penyajian menarik dan tidak membosankan; 5)
(50)
memungkinkan penyajian berbagai kombinasi warna, animasi, bersuara, dan dapat hyperlink dengan file lain; 6) dapat dipergunakan berulang-ulang; 7) dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar karena kontrol sepenuhnya pada komunikator; dan 8) lebih sehat dibandingkan papan tulis (Sanaky, 2013: 156). Berdasarkan kelebihan-kelebihan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media LCD Microsoft Powerpoint dapat membantu memberikan motivasi kepada siswa karena tampilannya yaitu dari segi warna, animasi, suara, dan hyperlink dengan file lain.
Peneliti di dalam penelitian ini menggunakan hyperlink dengan file lain yaitu video. Video merupakan media audio-visual yang menampilkan gerak. Isi dari video dapat berupa fakta (kejadian atau peristiwa penting) atau nonfakta (cerita), bisa bersifat informatif, edukatif, dan instruksional (Sadiman, dkk, 2009: 74). Video juga dapat digunakan untuk mengajarkan materi. Video memaparkan keadaan real suatu proses, fenomena, atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan (Hamdani, 2011: 92). Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa video dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena bersifat edukatif dan dapat memberikan pengetahuan yang tidak ada di dalam buku.
Kelebihan dari video yaitu: 1) dapat menarik perhatian; 2) menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; 3) gambar proyeksi dapat dibekukan untuk diamati dengan seksama; dan 4) keras lemah suara yang ada dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar (Sadiman, 2009: 74). Berdasarkan kelebihan di atas ternyata video dapat membantu memotivasi siswa dalam belajar karena dapat
(51)
menarik perhatian siswa dan siswa dapat melihat langsung suatu kejadian atau peristiwa tanpa harus melihat secara langsung.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Peneliti pada topik ini membahas 3 pokok bahasan yaitu, hakikat IPA, pendidikan IPA di sekolah dasar, dan materi simbiosis dan rantai makanan. Hakikat IPA membahas tentang pengertian IPA. Pendidkan IPA di sekolah dasar membahas tentang materi IPA di sekolah dasar dan cara menyampaikan materi (konsep) IPA kepada siswa sekolah dasar. Materi IPA membahas tentang simbiosis dan rantai makanan. Materi IPA ini membahas tetang materi yang ada di dalam materi tersebut dan menjelaskan tentang materi yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
2.1.4.1 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Darmojo (Samatowa, 2011: 2) merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). Ilmu Pengetahuan Alam selanjutnya menurut Nash (Samatowa, 2011: 3) adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara Ilmu Pengetahuan Alam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya (Samatowa, 2011: 3). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam selanjutnya menurut Winaputra (Samatowa, 2011: 3) adalah kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
(52)
memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Samatowa, 2011: 3). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah.
Khristina dan Winarto (2009: 1) menuliskan bahwa ilmu pengetahuan alam mengajarkan tentang cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam agar kita dapat hidup di alam ini. IPA bukan hanya sekedar penguasan kumpulan pengertian fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi IPA merupakan sebuh proses penemuan. Ilmu pengetahuan alam merupakan proses penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan alam. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang berkaitan dengan alam dan yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan prinsip serta pembelajarannya biasanya bersifat penyelidikan.
Hakikat ilmu pengetahuan alam adalah ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Hakikat ilmu pengetahuan alam yang pertama adalah ilmu pengetahuan alam sebagai produk. Menurut Khristina dan Winarto (2009: 2-6) ilmu pengetahuan alam sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya perintis ilmu pengetahuan alam terdahulu dan pada umumnya telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Fakta-fakta merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang betul-betul terjadi
(53)
dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contohnya adalah merkuri planet terdekat dengan matahari. Konsep merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta ilmu pengetahuan alam. Contohnya adalah semua zat tersusun atas partikel-partikel. Prinsip ilmu pengetahuan alam merupakan kesimpulan tentang hubungan di antara konsep-konsep ilmu pengetahuan alam. Contohnya adalah udara yang dipanaskan memuai. Hukum-hukum merupakan prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun bersifat tentatif dan lebih kekal dibandingkan dengan konsep karena mengalami pengujian yang lebih mendalam dibandingkan konsep. Contohnya hukum kekekalan energi. Teori merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat untuk menjelaskan gejala alam. Contohnya adalah teori geosentrik alam semesta. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik (pengamatan, klarifikasi, dan pengukuran), sedangkan konsep, prinsip, hukum, dan teori merupakan hasil dari kegiatan analisis berdasarkan tahap uji coba yang telah dilakukan.
Hakikat ilmu pengetahuan alam yang kedua adalah ilmu pengetahuan alam sebagai proses. Menurut Khristina dan Winarto (2009: 7-19) ilmu pengetahuan alam sebagai proses merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Memahami ilmu pengetahuan alam berarti memahami proses ilmu pengetahuan alam juga. Proses ilmu pengetahuan alam yaitu memahami cara mengumpulkan fakta-fakta untuk menginterprestasikannya. Keterampilan proses ilmu pengetahuan alam
(54)
merupakan keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan diantaranya adalah keterampilan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksprimen. Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, ilmu pengetahuan alam yang disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Ilmu pengetahuan alam bukan hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan melainkan juga cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Ilmu pengetahuan alam sebagai proses merupakan memahami cara mengumpulkan fakta-fakta dan memahami cara menghubungkan fakta-fakta tersebut dan menginterprestasikannya.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang ketiga adalah sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA sikap ingin tahu, sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti, sikap luwes terhadap gagasan baru, sikap merenung secara kritis, dan sikap peduli terhadap makhluk hidup (Samatowa, 2011: 97). Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, di dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya sekedar belajar konsep IPA saja, melainkan mengajarkan siswa dalam berperilaku. Sikap tersebut apabila dilaksanakan dengan baik dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran.
2.1.4.2 Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
Ilmu pengetahuan alam merupakann salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam kurikulum sekolah karena ilmu pengetahuan alam
(55)
merupakan suatu mata pelajaraan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mampu berpikir kritis. Menurut Samatowa (2011: 3-4) ada berbagai alasan yang menyebabkan Ilmu Pengetahuan Alam dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu: 1) bahwa ilmu pengetahuan alam berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar; 2) bila diajarkan ilmu pengetahuan alam menurut cara yang tepat, maka ilmu pengetahuan alam merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; 3) bila ilmu pengetahuan alam diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka ilmu pengetahuan alam bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; dan 4) mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, ilmu pengetahuan alam sangat penting diajarkan kepada siswa sekolah dasar karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan dapat mengetahui tentang gejala-gejala alam.
Menurut Khristina dan Winarto (2009: 32-33) bahwa, teori belajar yang menonjol di dalam pendidikan ilmu pengetahuan alam adalah teori Piaget dan teori kontruktivisme. Teori Piaget menjelaskan perkembangan kognitif dari masa bayi sampai masa dewasa, sedangkan teori kontruktivisme menekankan bahwa peserta didik tidak hanya menerima begitu saja ide-ide dari orang lain. Mereka membangun sendiri dalam pikirannya ide-ide tentang peristiwa alam dari pengalaman mereka
(56)
sebelum mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah. Ide-ide yang mereka bentuk dan pengajaran ilmu pengetahuan alam yang mereka dapat di sekolah disimpan di dalam struktur kognitif mereka (Khristina dan Winarto, 2009: 32-33). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, ilmu pengetahuan alam bukanlah mata pelajaran yang besifat hafalan, oleh karena itu pembelajaran ilmu pengetahuan alam lebih menekankan siswa untuk aktif bukan hanya guru.
Menurut Khristina dan Winarto (2009: 33) anak-anak di sekolah dasar mempunyai kecenderungan-kecenderungan diantaranya adalah: belajar berawal dari hal yang konkrit, memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu kebutuhan, terpadu, dan melalui proses manipulatif. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, hasil belajar bukan hanya tergantung kepada penyajian pembelajaran yang dilakukan oleh guru, melainkan dipengaruhi oleh berbagai informasi yang diperoleh dan cara siswa mengolah informasi tersebut berdasarkan pemahaman yang telah dimilikinya sebelumnya. Siswa di dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa menemukan sendiri pengetahuan mereka berupa teori dan konsep ilmu pengetahuan alam tersebut.
2.1.4.3 Materi Ilmu Pengetahuan Alam
Materi simbiosis dan rantai makanan merupakan materi yang ada pada standar kompetensi 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kompetensi dasar 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan
(57)
“makan dan dimakan” antara makhluk hidup (rantai makanan). Materi ini membahas tentang simbiosis dan rantai makanan, untuk materi dapat dilihat pada lampiran. Pada penelitian ini, metode berbasis IT digunakan untuk menyampaikan materi simbiosis dan rantai makanan. Pembelajaran yang akan dilakukan siswa pertama menonton video tentang simbiosis dan rantai makanan, kedua siswa menuliskan hal-hal penting yang ada di video, ketiga siswa bersama dengan kelompok berdiskusi tentang hasilnya, dan keempat guru menyampaikan materi mengunakan power point.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian dengan menggunakan media berbasis IT sudah banyak dilakukan. Peneliti sebagai penunjang dalam penelitian ini, menuliskan empat penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Keempat penelitian tersebut adalah Detty, Fahmi, Fajar, dan Atik. Detty (2014) melakukan penelitian dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam 2 siklus yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Teknik Bermain Peran dalam
Pembelajaran PKn Kelas IIIA SDN Unggaran 1” menyatakan bahwa
penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian tersebut motivasi belajar siswa kelas IIIA SDN Unggaran 1 mengalami peningkatan dari skor kondisi awal 6,8 (kategori rendah) menjadi 9,9 (kategori sedang) pada siklus I dan siklus II meningkat menjadi 14,82 (kategori tinggi). Hasil penelitian prestasi belajar menggunakan metode
(58)
pembelajaran mengalami peningkatan juga dari kondisi awal sebesar 69,68% (10 dari 29 siswa) menjadi 73,31% (11 dari 29 siswa) pada siklus I, dan menjadi 83,83% (27 dari 29 siswa) pada siklus II. Nilai rata-rata juga meningkat, dari kondisi awal 61,38 menjadi 61,9 pada siklus I dan menjadi 71,90 pada siklus II. Penelitian ini dapat mendukung penelitian ini karena penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan meneliti tentang motivasi dan prestasi belajar siswa.
Fahmi (2014) melakuakan penelitian dengan menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar
IPA dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan
I” menyatakan bahwa penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan yang digunakan dapat meningkatakan pestasi belajar IPA siswa kelas IV. Persentase siswa yang lulus KKM kondisi awal sebesar 40% dan meningkat pada siklus I menjadi 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 72,7%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa juga meningkat dari kondisi awal sebesar 52,4 menjadi 53,86 pada siklus I dan meningkat menjadi 67,72 pada siklus II. Penelitian ini dapat mendukung penelitian ini karena penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan meneliti tentang prestasi belajar siswa kelas IV untuk mata pelajaran IPA.
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
(1)
322 item 21 Pears on Correl ation .690* * -.04 4 .37 2** .15 1 .30 6* .64 3** .45 2** .25 8 .33 0* .48 4** .42 1** .13 2 .55 3** .31 5* .44 3** .57 6** .42 7** .42 8** .54 0** .62 9** .38 7** 1
.42 8** .42 8** .59 0** .77 2** Sig. (2-tailed)
.000 .76 1 .00 8 .29 9 .03 2 .00 0 .00 1 .07 4 .02 0 .00 0 .00 3 .36 7 .00 0 .02 7 .00 1 .00 0 .00 2 .00 2 .00 0 .00 0 .00 6 .00 2 .00 2 .00 0 .00 0 N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 item 22 Pears on Correl ation .679* * -.07 7 .52 3** .22 5 .24 5 .52 3** .49 6** .51 8** .42 4** .36 2* .46 1** .24 5 .26 2 .38 8** .33 9* .38 0** .42 4** .82 8** .49 6** .51 8** .38 0** .42 8** 1
.48 4** .47 6** .47 6** Sig. (2-tailed)
.000 .59 9 .00 0 .12 0 .09 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 2 .01 1 .00 1 .09 0 .06 9 .00 6 .01 7 .00 7 .00 2 .00 0 .00 0 .00 0 .00 7 .00 2 .00 0 .00 1 .00 1 N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 item 23 Pears on Correl ation .778*
* .259 .436** .225 .161 .610** .750** .428** .146 .447** .629** .329* .349* .476** .607** .471** .795** .570** .580** .428** .562** .428** .484** 1 .652** .564** Sig.
(2-tailed)
.000 .07 3 .00 2 .12 0 .26 9 .00 0 .00 0 .00 2 .31 8 .00 1 .00 0 .02 1 .01 4 .00 1 .00 0 .00 1 .00 0 .00 0 .00 0 .00 2 .00 0 .00 2 .00 0 .00 0 .00 0 N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 item 24 Pears on Correl ation .760*
(2)
323
Sig. (2-tailed)
.000 .23 3 .00 2 .57 8 .07 6 .00 0 .00 0 .12 2 .03 7 .00 1 .00 1 .07 6 .00 0 .00 1 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 1 .00 0 .00 0 N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 item 25 Pears on Correl ation .782*
* .174 .512** .081 .256 .601** .495** .315* .203 .616** .549** .256 .601** .369** .590** .632** .488** .564** .668** .498** .446** .772** .476** .564** .730** 1 Sig.
(2-tailed)
.000 .23 3 .00 0 .57 8 .07 6 .00 0 .00 0 .02 7 .16 1 .00 0 .00 0 .07 6 .00 0 .00 9 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 0 .00 1 .00 0 .00 1 .00 0 .00 0 N 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
324
LAMPIRAN 9
(4)
325
Foto Kegiatan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
326
LAMPIRAN 10
Biodata
(6)
327
BIODATA PENULIS
Pransiska Rita Parida lahir di Kuningan, 31 Januari 1995. Penulis masuk TK pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001 terdaftar sebagai siswa SD Yos Sudarso Cibunut. Kemudian penulis pada tahun 2006 masuk di SMP Negeri 2 Garawangi. Penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Ciniru, Kota Kuningan pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Sejak tahun 2012 hingga saat ini terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan di kampus. Penulis pernah menjadi salah satu anggota kepanitian dalam acara Perayaan Ekaristi Akhir Semester Gasal Tahun Akademik 2012/2013 dan Perayaan Ekaristi Dies Natalis ke 57 Sanata Dharma sebagai anggota divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi dan juga mengikuti beberapa kegiatan seminar dan workshop yang diadakan oleh prodi dan universitas.