1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu kompetensi dasar dalam pembelajaran akuntansi di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA adalah menganalisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Bukti transaksi adalah salah satu bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kerja pada atasan bahwa transaksi telah dilakukan Alam S, 2007:198. Akun terdiri dari lima kelompok besar,
yaitu Akun Harta, Akun Utang kewajiban, Akun Modal, Akun Beban, dan Akun Pendapatan dan harus diketahui bahwa setiap transaksi itu
paling sedikit akan mempengaruhi paling sedikit dua akun. Proses penentuan akun mana saja yang dipengaruhi oleh suatu transaksi diawali
dengan analisis bukti transaksi. Kemampuan siswa dalam menganalisis bukti transaksi akan menentukan ketepatan dalam pencatatan ke dalam
jurnal umum Alam S, 2007:201. Jurnal merupakan media dalam proses akuntansi keuangan yang menjadi dasar bagi penentuan ke akun mana
suatu transaksi dicatat, berapa jumlah uang yang dicatat, di sisi mana dicatat, dan keterangan singkat tentang transaksi Alam S, 2007:203.
Perusahaan jasa sendiri memiliki arti perusahaan yang kegiatan utamanya memproduksi produk tidak berwujud dengan tujuan mencari laba Alam S,
2007:197.
Fakta pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA N 1 Bantul menunjukkan bahwa proses dan hasil belajar mengajar belum belajar
sebagaimana yang diharapkan. Hasil-hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran akuntansi secara umum dikategorikan masih rendah. Berikut
ini disajikan tabel tentang hasil ulangan harian pada mekanisme debit dan kredit:
Tabel 1.1 Hasil Ujian Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Bantul pada Materi
Mekanisme Debit Kredit No Induk
Nama Nilai
KKM Keterangan
1 8172
Algo Wijaya 70
78 Tdk Tuntas
2 8179
Afifah Listi F 65
78 Tdk Tuntas
3 8181
Ana Nur Fatihah 60
78 Tdk Tuntas
4 8186
Destiana Kusuma W 80
78 Tuntas
5 8196
Dinda Sekar Wangi 75
78 Tdk Tuntas
6 8197
Kharisma Lady 75
78 Tdk Tuntas
7 8145
Nevada Dela Mena A 65
78 Tdk Tuntas
8 8205
Nurni Fatonah M 65
78 Tdk Tuntas
9 8208
Puput April S 65
78 Tdk Tuntas
10 8209
Rizal Kurnia F 60
78 Tdk Tuntas
11 8211
Rosalina A 75
78 Tdk Tuntas
12 8214
Teguh Setia Febrian 65
78 Tdk Tuntas
13 8222
Ulfa Damayanti 85
78 Tuntas
14 8225
Yohana Destiana W 60
78 Tdk Tuntas
Tabel di atas menunjukkan bahwa 85,71 siswa belum dapat mencapai batas KKM yang ditetapkan sekolah. Tingginya jumlah
persentase siswa yang tidak mencapai KKM mengindikasikan adanya persoalan pembelajaran akuntansi di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan
penulis, proses pembelajaran akuntansi di kelas cenderung berorientasi pada guru teacher oriented. Materi pembelajaran disampaikan guru
melalui metode ceramah dan latihan soal-soal akuntansi. Meskipun guru telah melakukannya dengan penuh semangat, namun para siswa tidak
meresponnya secara positif. Siswa cenderung memilih aktivitas kontraproduktif, seperti berbincang mengenai hal diluar pelajaran dengan
siswa lain, dan berpindah-pindah tempat duduk. Rendahnya motivasi belajar inilah yang diduga kuat menjadi salah satu sebab rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akuntansi. Pembelajaran akuntansi bertujuan untuk membuat pembelajar
dapat memahami secara menyeluruh bagaimana kegiatan operasi perusahaan dan membuka peluang karir dalam bidang kerja akuntansi
http:budyaharum.blogspot.com201111manfaat-belajarakuntansi.html. Menurut Lie http:scholar.lib.vt.eduejournalsJVTEv13n2Abu.html
,
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru memiliki beberapa
pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan kooperatif. Kompetisi merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam
suasana persaingan, tak jarang pula guru memberikan imbalan untuk memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan sesama
pembelajar. Sistem individual merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa belajar dengan kecepatan sesuai kemampuan mereka
sendiri. Sedangkan model kooperatif menitikberatkan pada kerja sama tiap-tiap pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Carson Lie tersedia dalam http:scholar.lib.vt.edu ejournalsJVTEv13n2Abu.html
mengungkapkan bahwa keputusan guru dalam memilih model pembelajaran akan mempengaruhi bagaimana para
peserta didik saling berinteraksi satu dengan lainnya, pengetahuan yang diperoleh, dan sikap-sikapnya.
Beberapa model pembelajaran dapat dipilih dan diaplikasikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar materi analisis bukti transaksi dan
pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan
jasa. Namun
demikian dengan
mempertimbangkan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, salah satu metode
pembelajaran yang dapat dipakai adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
terfokus pada pengguna kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto,
2009:36. Pembelajaran kooperatif dengan demikian memberikan kesempatan siswa lebih aktif dalam menggali materi dengan cara yang
lebih menarik. Dalam penelitian ini, model pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah tipe make a match dan role playing.
Berdasarkan berbagai latar belakang tersebut di atas, penulis mengajukan penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
dan Pemahaman Siswa Pada Materi Analisis Bukti Transaksi dan
Pencatatan Bukti Transaksi dalam Jurnal Umum .” Studi kasus pada siswa
Kelas XI IPS 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bantul.
B. Batasan Masalah