h. Setelah satu babak, kartu dikocok kembali agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role playing
1. Pengertian Role Playing
Dari segi etimologi, role playing berasal dari kata role dan playing dalam bahasa Inggris. Pengertian dari kata role adalah peran
atau tugas, sedangkan playing berasal dari kata play yang berarti sandiwara, bermain. Jadi dari asal katanya role playing dapat
diartikan bermain peran Hisyam, 2008:98. Metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode
mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat atau sosial Djajadisastra, 1982:34. Sementara menurut Hisyam Zaini 2008:98, role playing
adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Role playing
didasarkan pada tiga aspek umum suatu pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari. Tiga aspek utama tersebut antara lain
Hisyam Zaini, 2008:98: a. Mengambil peran role-taking, yaitu tekanan ekspektasi-
ekspektasi sosial terhadap pemegang peran. Contoh pada hubungan keluarga.
b. Membuat peran role-making, yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari suatu peran ke peran
yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu- waktu diperlukan.
c. Tawar-menawar peran role-negotiation, yaitu tingkat di mana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain
dalam parameter dan hambatan interaksi sosial
Berdasarkan beberapa pengertian role playing sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode role playing adalah suatu metode yang digunakan dalam meningkatkan penguasaan materi ajar dimana siswa diberi kebebasan
memerankan secara langsung peran atau tugas sesuai dengan karakter materi ajar. Siswa dapat memainkan peran dan berusaha untuk
mampu menyelesaikan masalah sosial yang ada di sekitar siswa dalam kaitannya dengan suatu bidang ilmu tertentu.
2. Pendekatan Role playing
Hisyam Zaini 2008:101-104 mengutarakan beberapa pendekatan role playing yang biasa digunakan di dalam kelas, antara
lain: a. Pendekatan berbasis keterampilan skills-based approach
Dalam pendekatan ini peserta didik diharapkan untuk: 1 Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap
yang sering melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria.
2 Melatih sifat-sifat sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada.
3 Mendemonstrasikan sifat tersebut kepada yang lain untuk tujuan evaluasi.
b. Pendekatan berbasis isu issues-based approach Pemain secara aktif mengeksplorasi suatu isu dengan
mengandaikan peran-peran dari manusia dalam kehidupan nyata yang berselisih satu sama lain untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dari pendekatan ini siswa diharapkan untuk: 1 Meneliti
sikap, kepercayaan,
dan nilai-nilai
yang mengelilingi suatu isu.
2 Meneliti sikap, kepercayaan yang dianut oleh manusia tertentu.
3 Menjadikan dirinya berpihak pada pemeran yang
memegang posisi yang sama. 4 Berunding atau berdebat dengan mereka yang memegang
posisi yang berbeda. 5 Mungkin mengambil pendirian dari yang bertentangan
dengan suatu isu. c. Pendekatan berbasis problem problem-based approach
Dalam pendekatan berbasis problem siswa diharapkan untuk: 1 Menarik pengetahuan dari suatu wilayah disiplin ilmu
tertentu. 2 Menggunakan pengetahuannya sendiri secara tepat.
3 Menerapkan pengetahuan dalam serangkaian tantangan. 4 Mereaksi secara tepat terhadap problem yang muncul.
5 Mencapai solusi yang telah dipertimbangkan dengan
berdasarkan alasan yang dibenarkan. d. Pendekatan berbasis spekulasi speculative-based approach
Dalam pendekatan ini peserta didik dilibatkan dalam membuat spekulasi terhadap pengetahuan masa lalu, peristiwa masa
lampau, atau yang akan datang dengan menggunakan aspek- aspek yang diketahui dari wilayah subjek tertentu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara interaktif. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan:
1 Membangkitkan pengetahuan untuk mengisi celah antara informasi yang diketahui dengan yang tidak diketahui.
2 Menggunakan bukti untuk membuat penilaian yang mendasar.
3 Merekonstruksi kemudian merepresentasi interaksi tertentu untuk menganalisis peristiwa.
3. Tahapan dalam Role Playing
Role playing dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu: perencanaan, interaksi, dan refleksi atau evaluasi. Ketiga tahapan
tersebut menurut Hisyam Zaini 2008:104-116: a. Perencanaan dan persiapan
Sebelum kita melakukan suatu kegiatan maka kita harus membuat perencanaan yang baik. Karena perencanaan yang
baik akan dapat memberikan hasil yang baik pula. Dalam role playing ada beberapa perencanaan yang harus dilakukan
yaitu: 1 Mengenal peserta didik.
Sebagai seorang guru yang baik, maka pasti kita akan mengetahui bagaimana kondisi peserta didik kita.
Misalnya saja jumlah peserta didik, pemahaman peserta didik tentang materi yang diajarkan, pengalaman
sebelumnya tentang role playing, kelompok umur, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta
didik, dan kemampuan peserta didik untuk melakukan kolaborasi.
2 Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus didefinisikan secara jelas
agar memiliki fokus kerja yang jelas. Selain dirumuskan dengan jelas hendaknya tujuan pembelajaran tersebut
diungkapkan kepada peserta didik atau siswa.
3 Mengidentifikasi skenario dan penempatan peran Dari masalah yang ada di sekitar peserta didik yang
akan diangkat dalam role playing maka harus disusun dalam bentuk skenario. Skenario yang ada tersebut akan
memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui oleh peserta didik. Setelah kita membuat skenario untuk
suatu materi tertentu maka kita akan menempatkan beberapa peran yang sesuai dengan skenario yang telah
kita buat.
4 Menentukan posisi guru Dalam hal ini guru harus menentukan posisinya, apakah
dia akan ikut berperan atau menjadi pengamat dalam proses role playing.
5 Mempertimbangkan hambatan yang bersifat fisik Sebelum dilaksanakan role playing, maka kita harus
benar-benar memperhatikan hambatan-hambatan yang berasal dari piranti fisik seperti ketersediaan ruangan,
kondisi kelas dan sebagainya.
6 Merencanakan waktu Pelaksanaan role playing akan sangat tergantung dari
jenis role playing yang diterapkan. Namun sekiranya perbandingan waktu yang sering digunakan antara
pendahuluan, interaksi, dan evaluasi adalah 1:3:2.
7 Mengumpulkan sumber informasi yang relevan Setelah semua hal-hal yang pokok telah diperhatikan
maka kita juga memerlukan tambahan informasi untuk memperkuat skenario yang telah kita buat.
b. Interaksi Adapun langkah-langkah pengimplementasian rencana ke
dalam aksi adalah: 1 Membangun aturan dasar.
2 Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran. 3 Membuat langkah-langkah yang jelas.
4 Mengurangi ketakutan di depan publik. 5 Mengambarkan skenario atau situasi.
6 Memulai role playing. c. Refleksi dan evaluasi
1 Refleksi Setelah kita melakukan serangkain kegiatan role
playing maka harus diadakan refleksi. Dari kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan ada banyak hal
yang ditemukan oleh peserta didik maupun guru. Dalam refleksi ini peserta didik maupun guru mengemukakan
manfaat dan pengetahuan yang diperoleh serta perasaan mereka selama
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan role playing.
2 Evaluasi Evaluasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses
pembelajaran role playing berlangsung. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan masukan
mengenai hal-hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran role playing dan hal mana yang
harus dipertahankan.
E. Motivasi Belajar