H. Kerangka Berpikir
Rendahnya pemahaman dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran akuntansi khususnya yang akan dipelajari yaitu materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa dapat diatasi dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dan role playing dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan
teknik atau metode pembelajaran dengan mencari pasangan kartu yang merupakan jawabansoal sebelum batas waktunya. Setelah siswa
menemukan pasangan kartunya, mereka dapat mencocokkannya dan diberi poin Lorna Curran, 1994:205. Melalui penerapan tipe make a match,
siswa diharapkan dapat memahami suatu konsep atau informasi tertentu dengan mencari pasangan kartunya dalam suasana yang aktif dan
menyenangkan. Dengan demikian, keinginan belajar siswa meningkat dan hasil belajar yang didapat semakin baik.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indrayanti 2011:145 menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada
pelajaran akuntansi yang signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan make a
match sebagai model pembelajaran pada langkah games. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan rerata motivasi belajar dari awalnya 56,72
menjadi 82,72 pada akhir penelitian sig.2-tailed = 0,000 α = 0,005.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiawan 2011:101 juga
menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui setelah penerapan make a match pemahaman siswa mengalami peningkatan. Hasil
dari penelitian tersebut yaitu: pada saat pretest rata-rata skor siswa di kelas mencapai 56,875, sedangkan untuk postest naik menjadi 76,625. Dalam
penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan beberapa penyesuaianmodifikasi. Penelitian ini dikatakan
berhasil jika hasil kuesioner menunjukkan rata-rata tingkat motivasi belajar siswa ada pada kategori sangat tinggi.
Pembelajaran kooperatif tipe role playing metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat sosial Djajadisastra, 1982:34. Pembelajaran model ini tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa
oleh sebab pekerjaan bagian akuntansi melibatkan beberapa pihak yang saling berkaitan. Pihak-pihak tersebut adalah akuntan, bagian keuangan,
pelaksana transaksi bagian penjualan dan bagian pembelian, dan pihak di luar perusahaan. Siswa yang berperan sebagai pelaksana transaksi bertugas
untuk melakukan transaksi yang terjadi di dalam perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan pihak di luar perusahaan. Siswa yang
berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk mengurus keluar dan
masuknya uang perusahaan, dan membuat bukti transaksi yang diperlukan. Siswa yang berperan sebagai akuntan bertugas untuk mencatat transaksi ke
dalam jurnal umum. Pihak yang ada di luar perusahaan yang dalam penelitian ini akan diperankan oleh fasilitator dari rekan mahasiswa
bertugas untuk menyediakan bukti transaksi atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Ketika memainkan peran-peran tersebut, siswa harus benar-
benar memahami tugasnya sehingga role playing dapat berjalan sesuai dengan praktik akuntansi yang nyata.
Pada saat siswa dilibatkan dalam berbagai peran, maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari.
Kemampuan siswa untuk mengingat suatu materi yang mereka pelajari melalui praktik secara langsung akan lebih lama dan menetap
dibandingkan dengan mendengarkan ceramah atau membaca materi secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan role playing dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi
dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyaningrum
2011:113 menunjukkan melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya role playing. Rata- rata peningkatan pemahaman cukup tinggi yaitu 37,68 atau 2,74, dari
yang awalnya hanya 4,54 menjadi 7,28. Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil tes pemahaman menunjukkan rata-rata tingkat pemahaman siswa
ada pada kategori sangat paham dan baik rata-rata maupun nilai tes setiap anak melebihi KKM yang ditentukan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dirumuskan hipotesis: H
a
1
= terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif.
H
a
2
= terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN