112
6. E.
1. 2.
F. 1.
2. 3.
4. G.
1. 2.
3. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam
belajar Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi
Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif
Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal
Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
Sumber: Data Primer Lampiran 13, hal 200
Dalam menjelaskan materi, guru terlihat sudah menguasai
materi dengan baik. Penyampaian materi oleh guru juga sudah sesuai dengan hierarki belajar dan sudah runtut. Penggunaan
bahasa lisan guru sudah jelas, lancar, dan dengan gaya yang sesuai. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru terlihat
merespon positif setiap partisipasi siswa dan memfasilitasi adanya interaksi antara guru dan murid.
Kekurangan yang terlihat adalah kurang kontekstualnya pembelajaran yang dilakukan. Penyampaian materi terlihat kurang
menarik sehingga tidak dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk aktif dalam proses belajar. Media-media yang digunakan
juga belum secara efisien dan efektif digunakan karena siswa tidak ikut serta dalam memanfaatkan media tersebut.
113
3 Kegiatan penutup pembelajaran
Tabel 5.3 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Sebelum Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Penutup ASPEK YANG DIAMATI
SKOR IV
A. 1.
2. B.
1. 2.
PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
Pelaksanaan tindak lanjut Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian
remidi Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
pengayaan 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
Sumber: Data Primer Lampiran 13, hal 200 Saat kegiatan penutup guru sudah terlihat baik saat melakukan
refleksi dengan melibatkan siswa. Kekurangan justru terlihat ketika guru mencoba menyimpulkan hasil belajar karena tidak
melibatkan siswa. Guru juga tidak memberikan arahan kegiatan atau tugas untuk remidi dan pengayaan.
b. Observasi pada siswa Observing students
Tabel 5.4 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif
No Aspek yang diamati
Ya Tidak
Keterangan 1
Siswa siap mengikuti proses pembelajaran.
√ Hampir seluruh siswa
belum siap untuk mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini juga dikarekan mata pelajaran
sebelumnya adalah olahraga.
2 Siswa memperhatikan
penjelasan guru. √
Dari 14 siswa hanya 7 siswa yang
memperhatikan.
114
3 Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran. √
Sebagian besar siswa tidak menanggapi penjelasan
guru.
4 Siswa mencatat hal-hal
penting. √
Tidak ada siswa yang mencatat.
5 Siswa mengerjakan
tugas dengan baik. √
Sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan
baik. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas sendiri,
tetapi meminta bantuan teman yang lain.
Pada awal pembelajaran, sebagian besar siswa belum siap untuk
mengikuti proses
belajar mengajar.
Siswa tidak
mengindahkan instruksi guru untuk siap mengikuti pembelajaran. Hanya 7 dari 14 siswa yang memperhatikan penjelasan guru.
Sebagian besar siswa juga tidak memberikan tanggapan atas pembahasan materi pelajaran. Hal tersebut jelas terlihat ketika tidak
ada siswa yang mencatat saat guru menjelaskan materi. Saat ada penugasan dari guru, beberapa siswa mengerjakan secara mandiri
dan ada juga yang meminta bantuan siswa lainnya lampiran 14, hal 203.
c. Observasi keadaan kelas Observing classroom Secara fisik ruang kelas XI IPS 1 sangat memadai untuk
proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di kelas tersebut adalah 1 whiteboard, 1 meja guru, 1 kursi guru, 18 kursi kuliah
siswa, 1 buah jam dinding, 2 buah kipas angin, 1 buah papan
115
pengumuman, 1 buah viewer dan lemari. Fasilitas-fasilitas ini cukup menunjang proses belajar mengajar di kelas.
Kelas memiliki ventilasi dan jendela yang sangat memadai sehingga membuat sirkulasi udara berlangsung dengan baik.
Pencahayaan kelas juga sangat baik. Tata letak kelas memiliki sedikit kekurangan, siswa diperkenankan untuk berpindah tempat
duduk dan tatanan kursi juga sering tidak beraturan. Hal ini terkadang menyulitkan guru untuk menjangkau setiap siswa.
Lingkungan kelas XI IPS 1 secara umum sudah memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, letak kelas yang
berdekatan dengan jalan raya membuat pembelajaran di kelas sedikit terganggu dengan suara lalu-lalang kendaraan. Hasil
pengamatan terhadap kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada lampiran 15, hal 203.
d. Wawancara pada guru Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mengenai
metode mengajar yang diterapkan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah,
diskusi, dan latihan soal. Metode ini disukai karena mudah dalam penyiapan, penerapan dan penilaian. Namun dalam wawancara ini
guru menyampaikan bahwa metode yang diterapkan ini dirasakan masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi
116
analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Mengenai keadaan kelas, beliau berpendapat bahwa terkadang posisi tempat duduk yang kurang teratur membuat guru
sulit menjangkau setiap siswa. Sedangkan untuk fasilitas yang disediakan sudah baik dan dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar. Hasil wawancara peneliti kepada guru tersaji dalam lampiran 16, hal 204.
e. Wawancara pada siswa Selain melakukan pengamatan mewawancarai 3 orang siswa.
Semua siswa menyatakan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode
ceramah dan pembahasan soal. Siswa merasa bahwa metode yang konvensional yang dipakai guru membosankan dan monoton.
Dampaknya siswa merasa malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa juga menilai pembelajaran secara konvensional
tidak kontekstual. Siswa merasa belum paham kondisi nyata materi yang dipelajari, dan hanya membayang-bayangkan saja, padahal
sangat hal ini sangat sulit bagi mereka. Hasilnya adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran akuntansi
yang sedang dipelajari. Hasil wawancara siswa terkait dengan metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru tersaji pada
lampiran 17, hal 205.
117
f. Deskripsi motivasi belajar siswa Selain wawancara, peneliti juga melakukan pengumpulan data
melalui kuesioner motivasi belajar awal. Kuesioner ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana siswa termotivasi untuk belajar
materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum dalam siklus akuntansi perusahaan jasa.
Pengisian kuesioner dilakukan 27 Oktober 2012. Hasil pengisian kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Pada Kuesioner Awal No
Interval Kinerja
Frekuensi Frekuensi
Relatif Kategori
1 69
– 80 Sangat Tinggi
2 60
– 68 Tinggi
3 54
– 59 5
35,71 Cukup Tinggi
4 48
– 53 7
50 Rendah
5 20
– 47 2
14,29 Sangat Rendah
14 100
Sumber : Data Primer Lampiran 21, hal 213
Dari hasil kuesioner awal tersebut dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa sebelum penerapan terhadap materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa rendah rata-rata = 52,00.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan kuesionerangket motivasi belajar siswa sebagaimana diuraikan di atas dapat
diidentifikasi persoalan pembelajaran sebagai berikut:
118
a. Siswa tidak tertarik mengikuti proses pembelajaran. Hal yang menyebabkannya adalah guru secara monoton menerapkan metode
ceramah, diskusi dan latihan soal pada setiap pembelajaran yang menurut siswa juga tidak kontekstual dengan penerapan materi
yang nyata. Dampak dari rendahnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran adalah siswa kurang memahami materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
b. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran rendah. Metode konvensional yang selalu diterapkan guru di setiap kegiatan
pembelajaran dirasakan kurang memacu keterlibatan siswa. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung tidak
tertarik dan pasif dalam pembelajaran di kelas. Dampaknya ada kecenderungan siswa melakukan kegitan kontraproduktif, seperti
mengobrol dengan teman, membuka buku mata pelajaran lain, dan sebagainya. Akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan
baik. Permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut diduga kuat
berakar dari adanya permasalahan pembelajaran yaitu tidak tepatnya guru dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran.
Ketepatan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Jika guru tepat dalam memilih maka yang kualitas pembelajaran akan
119
baik. Namun jika salah, yang timbul justru persoalan-persoalan pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas.
Untuk menjawab permasalahan pembelajaran tersebut, dalam
penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran siklus
akuntansi perusahaan jasa. Model pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah tipe make a match dan role playing. Penerapan model tersebut
dilakukan atas dasar pemikiran bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan termotivasi dan lebih mudah
dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran
melibatkan siswa secara langsung dalam proses menganalisis bukti transaksi, pembuatan bukti transaksi, pencatatan dalam buku kas sampai
dengan pencatatan dalam buku jurnal umum. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, siswa akan merasa diajak lebih aktif dan menjadikan
siswa lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah pernah dipelajari. Harapannya siswa dapat lebih tertarik belajar sehingga cenderung lebih
memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
2. Deskripsi Siklus I PTK Berikut ini diuraikan tahap penelitian tindakan kelas siklus I mulai
dari perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi dan evaluasi. a. Menyusun rencana tindakan planing
120
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana penelitian yang meliputi:
1 Berdasarkan hasil evaluasi melalui lembar observasi dan hasil wawancara, peneliti bersama dengan guru pengampu akan
melakukan kegiatan perencanaan untuk siklus satu. Pada siklus satu akan dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatf
tipe make a match . Kemudian membagikan kelompok yang terdiri dari 3 siswa setiap kelompok sama dengan kelompok saat
kegiatan penelitian pendahuluan lampiran 6, halaman 187. 2 Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi:
a Lembar observasi tindakan guru Lembar
observasi perilaku
guru digunakan
untuk mengetahui aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. b Lembar observasi perilaku siswa
Lembar observasi perilaku siswa digunakan untuk
mengetahui perilaku siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. c Lembar observasi kelas
Lembar observasi kelas digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif.
121
d Lembar refleksi Refleksi bertujuan untuk menganalisis, memaknai, dan
membuat kesimpulan dari pembelajaran. 3 Penyiapan media pembelajaran
Media yang harus disiapkan untuk tipe make a match sebagai berikut:
a Kartu soal Kartu soal ini berisikan bukti-bukti transaksi yang dinomori
sesuai nomor urut soal. Dalam penelitian ini dirancang setiap kelompok akan mendapat 12 kartu soal bukti transaksi
lampiran 29, halaman 241. b Kartu analisis
Kartu ini merupakan analisis yang tepat terhadap bukti transaksi pada soal. Kartu ini diberi kode untuk
memudahkan guru mengoreksi. Dalam penelitian ini dirancang setiap kelompok akan mendapat 18 kartu analisis
bukti transaksi lampiran 30, halaman 248. c Kartu jurnal
Kartu ini merupakan jurnal yang tepat untuk soal dan analisis pada nomor yang bersangkutan. Kartu jurnal juga
diberi kode untuk memudahkan guru mengoreksi jawaban siswa. Dalam penelitian ini dirancang setiap kelompok akan
mendapat 18 kartu jurnal lampiran 32, hal 257.
122
d Kartu analisis dan kartu jurnal pengecoh Kartu ini mirip dengan kartu analisis dan kartu jurnal,
namun kartu-kartu ini merupakan pilihan jawaban yang salah lampiran 31, hal 254 dan lampiran 33, hal 263.
e Lembar tempel Lembar tempel adalah media untuk siswa menempelkan
kartu-kartu yang sudah match antara soal, analisis dan jurnal. Satu kertas manila putih untuk menempel soal,
analisis bukti transaksi, dan jurnalnya lampiran 34, hal 266.
f Uang investasi sebesar Rp 180.000,00 lampiran 35, hal 267.
g Dua buah kotak masing-masing dalam kelompok untuk investasi.
h Media pembelajaran lain yang harus disiapkan adalah amplopmap, kertas karbon, peluit, dan timer.
b. Pelaksanaan Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dilaksanakan pada Selasa, 30 Oktober 2012. Tahapan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut:
1 Guru membuka pembelajaran a Guru memeriksa kesiapan ruangan, alat pembelajaran dan
media.
123
b Guru memeriksa kesiapan siswa. c Guru melakukan kegiatan apersepsi.
d Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dan rencana kegiatannya.
e Guru membagikan soal tes 1 Tes 1 dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi
perusahaan jasa. Hasil tes 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pemahaman Siswa Pada Tes 1
No Interval Kinerja
Frekuensi Frekuensi
Relatif Kategori
1 81
– 100 Sangat Paham
2 66
– 80 4
28,57 Paham
3 56
– 65 1
7,14 Cukup Paham
4 46
– 55 5
35,72 Tidak Paham
5 – 45
4 28,57
Sangat Tidak Paham 14
100
Sumber: Data Primer Lampiran 28, halaman 237 Catatan : Skor dikonversi dalam skala 100
Hasil tes 1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas adalah 52,38 dan masuk dalam kategori tidak paham. Nilai tertinggi
yang dicapai siswa adalah 80 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 27. Rendahnya pemahaman siswa terhadap
materi analisis bukti transaksi ini disebabkan karena motivasi belajar siswa yang rendah dalam mengikuti proses
124
pembelajaran dan
akhirnya berdampak
juga pada
pemahaman dasar siswa terhadap materi ini. 2 Kegiatan Inti
a Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan dilakukan pada pembelajaran yang akan berlangsung
selama 5 menit. b Guru membacakan prosedur dan aturan main dalam make a
match. Prosedur dalam permainan make a match sebagai berikut:
1 Setiap anggota kelompok menerima kartu permainan secara acak , masing-masing siswa memegang 8 kartu.
2 Setiap kelompok diberi modal sebesar Rp 180.000, setiap satu soal diperbolehkan untuk menginvestasikan
uang tersebut minimal sebesar Rp 5.000. dan maksimal Rp 15.000. Uang tersebut digunakan dalam dasar
penilaian skor. Jika jawaban benar, setiap soal akan bernilai sebesar uang yang diinvestasikan, jika salah
atau tidak menjawab skor kelompok akan dikurangi sebesar uang yang diinvestasikan.
3 Tata cara bermain: jika guru mengatakan “Silahkan
investasikan dana untuk pengerjaan soal nomor satu ditempat yang sudah disediakan” maka masing-masing
kelompok wajib menginvestasikan uang mereka di
125
kotak yang sudah disediakan di dalam kelompok, kemudian sela
njutnya jika guru mengatakan “Silahkan kerjakan soal nomor satu” berarti siswa dalam masing-
masing kelompok yang memegang kartu soal benomor 1 wajib menaruh kartu tersebut di meja dalam
kelompok. 4 Siswa yang bersangkutansiswa lain yang memegang
kartu analisis bukti transaksi dan jurnal menyusul untuk menaruh kartu miliknya yang cocok dengan soal.
5 Penyelesaian satu soal berlangsung selama 2 menit dari proses menjawab sampai proses menempel di depan
kelas. Pengerjaan soal ditandai dengan bunyi peluit satu kali. Jika bunyi peluit dua kali, perwakilan masing-
masing kelompok menempel jawaban di depan kelas pada media yang sudah disediakan. Proses penempelan
selama 30 detik. Pada bunyi peluit tiga kali, siswa yang menjadi perwakilan kelompok dipersilahkan duduk
kembali. 6
Jika guru mengatakan “Soal nomor satu selesai” pertanda waktu penyelesaian satu soal telah habis.
Setiap selesai mengerjakan soal, fasilitator menilai dan melaporkan
hasil capaian
skor masing-masing
126
kelompok. Pelaporan dipandu oleh fasilitator yang ditunjuk.
Sedangkan aturan main make a match adalah sebagai berikut:
1 Setiap anggota kelompok dilarang berkomunikasi satu sama lain secara verbal. Komunikasi diperbolehkan
secara non verbal melalui kertas corat-coret yang disediakan.
2 Setiap anggota kelompok dilarang saling menukarkan kartu yang dipegangnya ataupun memperlihatkan kartu
yang dipegangnya dengan anggota yang lain. 3 Peserta dilarang menarik kembali kartu yang sudah
dipilh dijatuhkan sebagai jawaban. 4 Selama permainan, siswa dilarang berbicara antar
anggota apalagi bekerja sama. Fasilitator dalam kelompok bertugas mengawasi dan wajib memberi
kartu pelanggaran apabila ada anggota kelompok yang melanggar peraturan.
5 Penyelesaian setiap soal diberi waktu 2 menit. Tahapan waktu pengerjaan soal ditandai dengan tanda peluit 1
kali, 2 kali, dan 3 kali. pengerjaan soal yang melebihi batas waktu dinyatakan sebagai pekerjaan yang salah
127
dan skor pengerjaan soal tersebut berkurang sebesar uang yang diinvestasikan.
6 Pelanggaran 1 kali selama pengerjaan satu soal akan diberikan kartu kuning. Pelanggaran 2 kali akan
diberikan kartu
merah dan
kelompok tidak
diperkenankan untuk melanjutkan pengerjaan soal. Jawaban dinyatakan salah dan kelompok tidak
diperkenankan untuk ikut mengerjakan 1 soal berikutnya.
c Peneliti dan fasilitator melakukan simulasi permainan make a match selama 5 menit. Setelah simulasi, fasilitator
kembali ke masing-masing kelompok untuk mengawasi jalannya permainan dalam kelompok satu kelompok
diawasi oleh satu fasilitator. d Setiap anggota diberikan kartu permainan secara acak,
masing-masing siswa memegang 8 buah kartu. Jika setiap siswa sudah mendapat bagian kartu sama rata, antar anggota
tidak diperbolehkan menukarkan kartu miliknya dengan anggota lain.
e Setiap kelompok diberikan modal sebesar Rp 180.000, setiap satu soal diperbolehkan untuk menginvestasikan uang
tersebut minimal sebesar Rp 5.000 dan maksimal Rp 15.000. uang tersebut digunakan dalam dasar penilaian skor. Jika
128
jawaban benar, setiap soal bernilai sebesar uang yang diinvestasikan, jika salah atau tidak menjawab skor
kelompok akan dikurangi sebesar uang yang diinvestasikan. f Guru memandu jalannya permainan.
g Guru membacakan sudut pandang perusahaan yang akan dijadikan acuan untuk menjawab soal Perusahaan Butik
Saba adalah perusahaan dalam bidang jasa jahit-menjahit. Jadi dalam penyelesaian soal, bukti transaksi yang nantinya
kita catat dalam jurnal itu bersudut pandang Butik Saba. Transaksi yang terjadi berpengaruh pada pencatatan jurnal di
Butik Saba. h
Untuk soal nomor satu, guru mengatakan “Silahkan investasikan dana untuk pengerjaan soal nomor satu
ditempat yang sudah disediakan”, kemudian selanjutnya mengatakan “ Silahkan kerjakan soal nomor satu” peluit
berbunyi 1 kali tanda mengerjakan soal dimulai, peluit 2 kali tanda untuk menempelkan jawaban dari masing-masing
kelompok, tanda peluit 3 kali siswa yang mewakili kelompoknya
untuk menempel
dipersilahkan duduk
kembali. Tahap ini dilakukan pada soal nomor dua dan selanjutnya.
i Setiap satu soal selesai dikerjakan guru mengatakan “Soal
nomor satu selesai” fasilitator di depan kelas mengecek
129
pekerjaan siswa di depan kelas dan melaporkan pada fasilitator masing-masing kelompok guru memandu proses
penilaian. j Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
mendapat skor paling tinggi guru membacakan di depan kelas dan memberikan hadiah kepada kelompok tersebut.
k Guru dibantu dengan beberapa fasilitator melakukan simulasi untuk penerapan role playing yang akan
dilaksanakan pertemuan
berikutnya. Saat
simulasi dilaksanakan, guru meminta siswa untuk memperhatikan
jalannya simulasi. Siswa mengikuti dengan baik kegiatan simulasi ini dan sesekali bertanya pada guru atau pada
fasilitator. Suasana
belajar samgat
hangat dan
menyenangkan, siswa pun masih dengan sangat antusias mengikuti kegiatan simulasi ini.
3 Kegiatan penutup a Guru memberikan tes untuk siklus I dan kuesioner motivasi
belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Setelah semua kegiatan inti selesai, guru memberikan tes
untuk siklus I pada siswa dan juga kuesioner motivasi belajar setelah penerapan model pembelajaran kooperatif.
Guru mendampingi jalannya tes dan pengisian kuesioner tersebut. Guru juga menjawab jika ada siswa yang bertanya.
130
1 Hasil tes 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pemahaman Siswa Pada Tes 2
No Interval
Kinerja
Frekuensi Frekuensi
Relatif Kategori
1 81
– 100 2
14,29 Sangat Paham
2 66
– 80 11
78,57 Paham
3 56
– 65 1
7,14 Cukup Paham
4 46
– 55 Tidak Paham
5 – 45
Sangat Tidak Paham 14
100
Sumber : Data Primer Lampiran 42, halaman 301 Catatan : Skor dikonversi dalam skala 100
Hasil tes 2 menunjukkan setelah penerapan siklus I, siswa sudah memiliki pemahaman yang baik ditunjukkan
dengan skor rata-rata kelas sebesar 78,57. Dari tabel tersebut dapat dilihat 2 orang siswa masuk kategori
sangat paham, 11 orang dikategorikan paham, dan 1 orang cukup paham.
2 Hasil pengisian kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Pada Kuesioner Siklus I No
Interval Kinerja
Frekuensi Frekuensi
Relatif Kategori
1 69
– 80 1
7,14 Sangat Tinggi
2 60
– 68 12
85,72 Tinggi
3 54
– 59 1
7,14 Cukup Tinggi
4 48 - 53
Rendah 5
20 – 47
Sangat Rendah 14
100
Sumber: Data Primer Lampiran 40, halaman 282
131
Tabel 5.8 menunjukkan tingkatan capaian motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 1 orang siswa masuk kategori sangat tinggi, 12 orang
masuk kategori tinggi, dan 1 orang dengan kategori cukup tinggi. Capaian rata-rata kelas adalah 62,79 dan
sudah masuk dalam kategori tinggi. b Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
Saat pengerjaan tes dan kuesioner selesai, guru membagikan lembar refleksi atas kegiatan belajar yang baru saja
berlangsung dan meminta siswa untuk mengisinya. Berikut ini disajikan rangkuman hasil refleksi siswa:
Tabel 5.9 Rangkuman Refleksi Siswa
No Uraian
Komentar
1 Bagaimana menurut anda
tentang pembelajaran de- ngan menggunakan model
pembelajaran
kooperatif topik pembahasan, media
pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru,lingkungan
kelas,dll? Dari 14 orang siswa, ada 86
atau 12 siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pem- belajaran
kooperatif lebih
menyenangkan, menarik dan efektif.
2 Apakah
anda berminat
mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif?
Dari 14
orang siswa
semuanya berminat mengikuti pembelajaran dengan meng-
gunakan model pembelajaran kooperatif, karena siswa lebih
mudah
dalam memahami
materi apabila siswa dapat berperan aktif daripada pasif.
3 Apa yang anda lakukan se-
lama pembelajaran dengan Selama pembelajaran siswa
bekerjasama saling
men-
132
menggunakan model pem- belajaran kooperatif?
jodohkan kartu
soal dan alternatif jawaban
4 Apakah anda lebih paham
tentang materi analisis bukti transaksi dan pencatatan
bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus
akuntansi perusahaan jasa pada pembelajaran dengan
menggunakan model pem- belajaran kooperatif?
Dari 14 orang siswa, ada 86 atau 12 orang siswa yang
menyatakan lebih
paham tentang materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal
umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Ada 14
atau 2 orang siswa yang tidak paham akan materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam
jurnal umum pada siklus akuntansi
perusahaan jasa
setelah melaksanakan model pembelajaran kooperatif.
5 Hambatan apa yang anda
temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pem- belajaran kooperatif?
Hambatan yang
dihadapi selama proses pembelajaran
ini adalah
masalah keterbatasan waktu sehingga
ada beberapa kelompok yang belum dapat menyelesaikan
transaksi secara keseluruhan. Hal ini pun membuat sedikit
keributan
saat model
pembelajaran kooperatif
berlangsung karena waktu yang
diberikan untuk
menyelesaikan transaksi yang relatif singkat ini membuat
siswa harus bergerak cepat.
6 Manfaat apa yang anda
peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif? Manfaat yang diperoleh siswa
dari pembelajaran
dengan menggunakan model pem-
belajaran kooperatif ada yang menyatakan
bahwa pem-
belajaran ini dapat mening- katkan semangat siswa untuk
belajar. Adapula
yang menyatakan akan membuat
mudah untuk
mengingat materi yang dipelajari.
133
Dari hasil refleksi, diketahui bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif lampiran 38, hal 275. Sebagian besar siswa tertarik dan berminat mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model ini. Beberapa siswa menyatakan bahwa dengan model ini menjadikan
mereka lebih bersemangat dalam belajar. Ada siswa yang berpendapat bahwa model ini merupakan suatu inovasi baru
untuk menyampaikan materi akuntansi secara efektif dan kreatif. Beberapa siswa juga mengungkapkan bahwa
pembelajaran dengan model ini menambah pengalaman mereka memahami tugas masing- masing dalam kelompok.
Kendala yang dihadapi selama pembelajaran dengan menggunakan model ini adalah masalah waktu dan
pengaturan tempat. Waktu yang relatif singkat membuat siswa tidak optimal dalam mengerjakan tiap soal.
c Guru menutup pembelajaran Guru menutup rangkaian kegiatan pembelajaran hari itu
dengan memberikan penugasan pribadi pada siswa untuk mendalami kembali materi yang dipelajari dan membuat
ringkasan. Kemudian guru menutup pelajaran hari itu dengan berdoa dan memberi salam.
c. Pengamatan observing
134
1 Pengamatan terhadap tindakan guru a Kegiatan membuka pelajaran
Tabel 5.10 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Pembuka NO.
ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I 1.
2. II
1. 2.
PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media
Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya 1 2 4 5
1 2 4 5 1 2 4 5
1 2 4 5
Sumber: Data Primer Lampiran 24, halaman 224
Saat kegiatan pembuka, guru sudah melakukan semua kegiatan dengan baik. Guru terlihat lebih siap dan cermat
dalam memeriksa ruang, alat dan media pembelajaran. Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran juga
diperhatikan dengan baik oleh guru. Guru juga sudah terlihat sangat
baik saat
kegiatan penyampaian
apersepsi, kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang
akan dilakukan.
b Kegiatan inti pembelajaran
135
Tabel 5.11 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif-Kegiatan Inti NO.
ASPEK YANG DIAMATI SKOR
III A.
1. 2.