169
Tabel 5.30 Pengujian Beda Rata-rata Pemahaman Siswa Berdasarkan
Paired Samples Test
Tabel 5.30 menunjukkan bahwa pembandingan pada ketiga hasil tes menunjukkan nilai sig. 2-tailed
= 0,000 α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif.
C. Pembahasan
1. Peningkatan motivasi belajar siswa Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas tampak bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif memberikan perbedaan yang signifikan dalam hal motivasi belajar pada materi analisis bukti transaksi
dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Hal tersebut ditunjukkan dari pembandingan motivasi
belajar awal dengan akhir siklus II di mana nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
Paired Samples Test Paired Differences
t df
Sig. 2- tailed
95 Confidence Interval of the
Difference Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower Upper
Pair 1 TES 1 -
TES 3 -35.214
16.418 4.388 -44.694 -25.735 -8.025
13 .000
170
diterima. Artinya terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif.
Peningkatan motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
kooperatif yang diterapkan dalam pembelajaran mampu meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Saat
partisipasi siswa meningkat, mereka merasa senang mengikuti proses belajar mengajar, sehingga apa yang mereka lakukan akan mudah untuk
dipahami. Siswa tidak hanya memperoleh pengalaman belajar dari membaca atau mendengarkan, tetapi dari hasil mempraktikannya secara
langsung. Praktik tersebut mencakup proses pembuatan bukti transaksi, pencatatan transaksi berdasarkan bukti transaksi, dan memahami
hubungan pihak-pihak yang terkait dalam suatu transaksi keuangan. Pembelajaran secara langsung semacam ini juga membantu siswa
memahami materi yang dipelajari dan daya ingat siswa terhadap materi tersebut cenderung bertahan lebih lama. Maka kesimpulannya adalah
model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
terhadap materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indrayanti 2011:145. Dalam penelitiannya
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang signifikan
171
setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan make a match sebagai model pembelajaran pada
langkah games peningkatan rerata motivasi belajar dari awalnya 56,72 menjadi 82,72 pada akhir penelitian sig.2-tailed
= 0,000 α = 0,005. 2. Peningkatan pemahaman siswa
Berdasarkan hasil pengujian statistik di atas tampak bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif memberikan perbedaan yang
signifikan dalam hal pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus
akuntansi perusahaan
jasa. Hal
tersebut ditunjukkan
dengan pembandingan hasil tes awal tes 1 dengan akhir siklus II tes 3 di
mana nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Hal demikian dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif. Peningkatan
pemahaman siswa
dapat disebabkan
oleh penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
kooperatif yang diterapkan dalam pembelajaran mampu meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Saat
partisipasi siswa meningkat, mereka merasa senang mengikuti proses belajar mengajar, sehingga apa yang mereka lakukan akan mudah untuk
dipahami. Siswa tidak hanya memperoleh pengalaman belajar dari membaca atau mendengarkan, tetapi dari hasil mempraktikannya secara
172
langsung. Praktik tersebut mencakup proses pembuatan bukti transaksi, pencatatan transaksi berdasarkan bukti transaksi, dan memahami
hubungan pihak-pihak yang terkait dalam suatu transaksi keuangan. Pembelajaran secara langsung semacam ini juga membantu siswa
memahami materi yang dipelajari dan daya ingat siswa terhadap materi tersebut cenderung bertahan lebih lama. Maka kesimpulannya adalah
model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Bantul dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi
analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyaningrum 2011:113. Hasil penelitiannya
menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman
siswa setelah
diterapkannya role playing. Rata-rata peningkatan pemahaman cukup tinggi yaitu 37,68 atau 2,74, dari yang awalnya hanya 4,54 menjadi
7,28. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Danu Eri Setiawan 2011:101 juga memiliki hasil yang sejalan dengan penelitian ini. Hasil
dari penelitian tersebut yaitu: pada saat pre-test rata-rata skor siswa di kelas mencapai 56,875, sedangkan untuk post-test naik menjadi 76,625.
173
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN