Rasa takut yang dialami Jaka juga terjadi ketika Ibunya menemuinya di dalam mimpi dan berkata kalau Jaka adalah binatang. Jaka takut akan hukuman
yang diberikan orangtuanya karena dia merasa bersalah sudah memasukan Sasana ke penjara dan membunuh orang-orang yang dia dan Laskar anggap melanggar
aturan agama. Itu terlihat pada kutipan 174. Kutipan 178, Jaka mengalami rasa takut kehilangan Elis yang dia cintai, namun Elis tidak tahu kalau dia
mencintainya.
4.7.2 Tidak percaya diri
Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi dalam diri Jaka juga menyebabkan dirinya tidak percaya diri. Seperti kutipan 188, Jaka belum siap menerima
kenyataan yang ada, di tidak percaya diri bekerja sebagai buruh bukan seniman. Dia meresa tertekan bekerja di pabrik tersebut karena membuatnya semakin jauh
dengan Jaka yang dulu.
4.7.3 Frustrasi
Tidak terpenuhinya kebutuhan akan aktualisasi diri menyebabkan Jaka mengalami frustasi atas hidupnya. Dengan demikian, rasa bersalah, khawatir, dan
putus asa selalu membayangi Jaka karena bayangan tentang Elis dan Sasana selalu datang di dalam pikirannya. Permasalahan hidup Jaka membuat dirinya tertekan,
Sasana harus mendekam di penjara setelah ditangkap oleh para Laskar yang dipimpin Jaka dan Elis perempuan yang dia cintai juga harus rela diarak keliling
kampung tanpa ada yang menolongnya. Itu terlihat pada kutipan 189.
4.7.4 Emosional
Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar fisiologis membuat Jaka emosi dengan apa yang dialami. Dia dipecat dari pabrik tempatnya bekerja tanpa
pesangon sedikitpun. Sasana merasa dirinya tidak dihargai. Kurangnya penghargaan akan tokoh lain membuat Jaka emosi, lalu memukul salah satu
karyawan yang memecatnya. Itu terlihat pada kutipan 183.
4.8 Relevansi Hasil Analisis Konflik Batin Dua Tokoh Utama dalam Pembelajaran Sastra di SMA kelas XII semester 1
Ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan guru memilih bahan pembelajaran novel di SMA. Tiga aspek itu meliputi bahasa, psikologi siswa, dan
latar belakang budaya siswa Rahmanto, 2005:27-28. Berkaitan dengan bahan pembelajaran sastra tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas siswa
dalam mengapresiasikan sastra dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran dan daya khayal, kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.
Novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari ini sarat dengan nilai-nilai kehidupan sehingga dapat dipelajari dan ditawarkan pada siswa. Novel ini dapat
digunakan untuk mengembangkan kepekaan siswa memahami suatu masalah dalam kehidupan nyata dan memungkinkan untuk diajarkan di SMA kelas XII
semester I berkaitan dengan menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
. Berikut ini hasil analisis novel Pasung Jiwa dari ketiga aspek di
atas
4.8.1 Aspek Bahasa