183 Bangsat Ini bukan sekedar soal upah dua hari. Ini soal harga diri.
Aku tidak sudi tenagaku diperas tanpa mendapat upah yang memang sudah menjadi hakku. Tak pedulu hanya dua hari atau
bahkan dua jam sekalipun. Hak tetap saja hak. Madasari, 2013: 198
4.5.5 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara sistematis beranjak ke level berikutnya, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan
aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri dan sadar akan potensi diri. Berikut tidak terpenuhinya kebutuhan akyualisasi diri yang dialami oleh masing-masing
tokoh Kebutuhan aktualisasi diri yang tidak terpenuhi terlihat ketika Sasana
merasa menyesal dilahirkan menjadi seorang laki-laki. Hal itu terjadi ketika Sasana dipukuli oleh kelompok Geng di sekolahnya. Berikut kutipan yang
menggambarkan hal tersebut 184
Sekarang aku tahu kenapa Ayah tiba-tiba mau memindahkan aku ke sekolah lain. Sekolah yang lebih nyaman, sekolah yang diisi banyak
perempuan. Sekolah yang penuh dengan orang-orang yang lembut, indah, dan tak suka kekerasan. Aaah… aku semakin menyesal
dilahirkan sebagai laki-laki. Madasari, 2013: 44
Orang yang mengaktualisasi diri dapat menerima diri mereka sendiri apa adanya. Tetapi Sasana belum bisa menerima dirinya sendiri karena ditumbuhi rasa
cemas, iri, takut, dan khawatir akan keberadaannya. Berikut kutipan yang menggambarkan hal tersebut
185 Aku menggeleng. Kataku, aku terpenjara dalam tubuhku sendiri.
Aku selalu merasa berada di tempat yang salah. Aku begitu iri pada Melati. Aku membenci tubuhku sendiri. Madasari, 2013: 282
186 Tubuhku adalah perangkap pertamaku. Lalu orangtuaku, lalu semua
orang yang kukeanl. Lalu semua hal yang kuketahui, segala sesuatu
yang kulakukan. Semua adalah jebakan-jebakan yang tertata di sepanjang hidupku. Semuanya mengurungku, mengungkungku
menjadi tembok-tembok tinggi yang menjadi perangkap sepanjang tiga puluh tahun. Madasari, 2013: 293
Orang-orang yang mengaktualisasi diri dapat mempertahankan harga diri mereka bahkan ketika dimaki, ditolak, dan diremehkan orang lain. Berikut kutipan
yang menggambarkan hal tersebut 187
Dan tahukah apa yang paling menyiksaku selama mengikuti persidangan ini? Mereka merampas seluruh pakaianku. Aku tak
boleh berdandan sesuai kemauanku. Mereka mengharuskanku mencukur rambut, memakai celana dan baju laki-laki. Mereka
membunuh Sasa, sebelum aku membunuh diriku sendiri. Madasari, 2013: 3015
Kebutuhan aktualisasi diri tidak terpenuhi ketika Jaka bekerja sebagai buruh pabrik di Batam. Menjadi buruh membuatnya sangat tersiksa, dia belum
bisa menerima kenyataan yang ada. Berikut kutipan yang menggambarkan hal tersebut
188 Yang lebih parah dari semua ini, aku semakin tidak kenal diriku
sendiri. Ke mana si Jek yang dulu itu? Pabrik ini telah membunuh seluruh jiwaku yang dulu. Aku pun sengaja menjauhkan diri dari
Jek yang dulu. Aku tak mau selalu berandai-andai. Pengandaian hanya akan membuatku semakin tersiksa. Madasari, 2013: 163
Pikiran-pikiran tentang Elis dan Sasana selalu datang. Pada akhirnya rasa bersalah, khawatir, dan putus asa selalu membayangi Jaka. Berikut kutipan yang
menggambarkan hal tersebut 189
Di balik kegagahan yang dilihat orang, aku begitu lemah dan putus asa. Bayangan-bayangan itu... suara-suara itu.. Elis, Sasa, dan
ibunya, mereka selalu datang silih berganti. Tak pernah sedetik pun pikiranku bebas dari kungkungan mereka. Melawan sesuatu yang
ada dalam pikiran jauh lebih susah daripada melawan musuh dalam kenyataan. Madasari, 2013: 311
4.6 Konflik Batin Akibat Tidak Terpenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar