Latar Tempat Latar Waktu

bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh Teeuw, 1984: 135. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan struktural adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur- unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaiatan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna.

1.6.2. Kajian Psikologi Sastra

Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Mungkin aspek dalam ini yang acap kali bersifat subjektif, yang membuat para pemerhati sastra menganggapnya berat. Sesungguhnya belajar psikologi sastra amat indah, karena kita dapat memahami sisi kedalam jiwa manusia, jelas amat luas dan amat dalam. Endraswara, 2008:14 melalui Minderop, 2010:59. Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya, psikologi merupakan hal penting yang perlu dipahami sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan. Psikologi sastra dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar subconscious yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious Endraswara, 2003:96. Kedua, telaah psikologi sastra merupakan kajian yang menelaah cerminan psikologi dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problem psikologi kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai problem psikologi Minderope, 2010: 55.

1.6.2.1 Teori Psikoanalisis Carl Gustav Jung

Pandangan Jung terhadap hakikat manusia berbeda dengan Freud. Jung tidak meletakkan pandangan deterministik sebagaimana Freud. Meskipun setuju bahwa sebagian kepribadian ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak, tetapi menurutnya hal itu dipengaruhi oleh arketipe, yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas. Jung berpendapat bahwa manusia tidak boleh meninggalkan kepercayaan terhadap arketipe yang dibentuk oleh warisan Hidayat, 2011: 42-43. Psike adalah istilah yang digunakan Jung untuk menyebutkan keseluruhan kepribadian manusia. Jung membayangkan energi psikis itu sebagai hasil dari konflik antar kekuatan-kekuatan dalam kepribadian.