Tokoh dan penokohan Kajian Struktur Novel

1.6.1.2.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas Nurgiyantoro, 2010:233- 234.

1.6.1.3 Alur Plot

Dalam sebuah cerita rekaan berbagai peristiwa disajikan dalam urutan tertentu. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita yaitu alur Sudjiman, 1988: 29. Untuk dapat disebut sebagai sebuah plot, hubungan antarperistiwa yang dikisahkan itu haruslah bersebab akibat, tidak hanya sekedar berurutan secara kronologis saja Nurgiantoro, 2010: 112. Peristiwa yang dialami tokoh cerita dapat tersusun menurut urutan waktu terjadinya temporal sequence Tidak berarti bahwa semua kejadian dalam hidup tokoh ditampilkan secara berurutan, lengkap sejak kelahiran si tokoh. Peristiwa yang ditampilkan, dipilih dengan memperhatikan kepentingan dalam membangun cerita. Peristiwa yang tidak bermakna khas significant ditinggalkan sehingga sesungguhnya banyak kesenjangan di dalam rangkaian itu. Dengan susunan peristiwa yang kronologis semacam itu disebut alur linear Sudjiman, 1988: 29. Plot sebuah cerita bagaimanapun tentulah mengandung unsur urutan waktu, baik dikemukakan secara eksplisit maupun emplisit. Oleh karena itu, dalam sebuah cerita, sebuah cerita, sebuah teks naratif, tentulah ada awal kejadian.kejadian-kejadian berikutnya, dan barangkali ada pula akhirnya. Namun, plot sebuah karya fiksi sering tak menyajikan urutan peristiwa secara kronologi dan urutan peristiwa secara kronologi dan runtut, melainkan penyajian yang dapat dimulai dan diakhiri dengan kejadian yang mana pun juga tanpa adanya keharusan untuk memulai dan mengakhiri dengan kejadian awal dan kejadian ter-akhir. Dengan demikian, tahap awal cerita tidak harus berada di awal cerita atau di bagian awal teks, melainkan dapat terletak di bagian mana pun Nurgiantoro, 2010: 141. Plot atau alur dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: pertama, plot lurus adalah sebuah karya dikatakan progesif atau lurus jika peristiwa- peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa -peristiwa yang pertama diikuti oleh atau: menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, tengah konflik meningkat, klimaks, dan akhir penyesalan Nurgiantoro, 2010: 153-154 Kedua, Plot Sorot-balik, flash back, adalah urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap awal yang benar-benar merupakan awal cerita secara logika, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan dari tahap akhir baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan Nurgiantoro, 2010: 154 Ketiga, Plot Campuran, Barangkali tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-kronologi atau sebaliknya sorot-balik. Secara garis besar plot sebuah karya mungkin progresif, tetapi di dalamnya, terdapat adegan-adegan sorot balik. Sehingga ini disebut dengan Plot Campuran Nurgiantoro, 2010: 156. Pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang