Analisis Alur Plot ANALISIS STRUKTUR NOVEL CERMIN MERAH

Pada bab III, penulis akan menganalisis tokoh Arsena yang akan menggambarkan faktor-faktor psikologi yang dialami tokoh Arsena. Akan diungkap bayangan-bayangan masa lalu Arketipe yang akan mempengaruhi kepribadian tokoh Arsena. Penulis menggunakan Kajian psikologi Arketipe Carl Gustav Jung yang meliputi persona, shadow, anima-animus serta sel 69

BAB III STUDI ARKETIP TERHADAP TOKOH ARSENA

DALAM NOVEL CERMIN MERAH Berdasarkan analisis struktur novel Cermin Merah, dalam bab ini akan dilakukan analisis unsur-unsur psikologi terhadap tokoh Arsena dalam novel Cermin Merah karya Nano Riantiarno. Analisis psikologi ini akan menjawab permasalah psikologi dalam diri Arsena. Dengan menggunakan pendekatan psikologi, peneliti akan menganalisis studi arketipe bayang-bayang masa lalu yang akan mempengaruhi kepribadian tokoh Arsena. Peneliti menggunakan teori arketipe oleh Carl Gustav Jung untuk menganalisis tokoh Arsena dengan melihat peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Analisis psikologi arketipe menurut Carl Gustav Jung mencakup: Persona, Shadow, Anima dan Animus, serta Self. Keempat model arketipe itu akan dikaji di bawah ini.

3.1 Persona Tokoh Arsena

Seperti diungkapkan dalam landasan teori di muka, persona adalah topeng yang dikenakan orang dalam berhadapan dengan orang lain. Persona juga dapat dikatakan sebagai bentuk kompromi antara lingkungan dan kepentingan norma- norma batiniah seorang individu dan ras atau bangsa. Topeng itu melekat pada kodrat manusia yang diperluas dalam pergolakan hidup manusia. Topeng membantu kita dalam pergaulan terutama dalam penyesuaian diri dengan orang lain walaupun orang-orang itu tidak kita senangi Jung melalui Sebatu Alfons, 1994: 63. Melalui peristiwa-peristiwa yang dialami Arsena dalam kehidupan keluarganya sebagai seorang anak, Arsena tidak pernah menyalahkan ayahnya yang diculik akibat kasus G30SPKI. Arsena peduli dan tetap memikirkan kelangsungan hidup keluarganya tanpa peduli omongan orang yang mencaci keluarganya, mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan karena tidak memiliki surat bebas PKI kemudian ia memutuskan pergi ke Jakarta dan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dengan adanya peristiwa yang dialami Arsena yang awalnya tegar dalam menghadapi masalah kehidupan di dalam keluarga, pribadi maupun dalam kehidupan dengan masyakarat membuatnya semakin melemah dan semakin terpuruk menjadikan ia akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Arsena menggunakan persona topeng agar ia dapat menempatkan dirinya dengan orang lain. Menutupi masa lalunya sebagai anak komunis dan bahkan dengan topeng Arsena dapat menutupi dirinya sebagai seorang homoseksual di depan Ibu, Hilman temannya bahkan kekasihnya Nancy padahal dalam kenyataannya dia seorang homoseksual walaupun ia dapat dikatakan seorang laki- laki normal. Berikut identifikasi macam-macam persona topeng dalam diri Arsena.

3.1.1 Persona Arsena sebagai Anak

Sebagai seorang anak, Arsena selalu menginginkan keluarga yang bahagia. Arsena menggunakan topeng perihal peristiwa penangkapan sang ayah. Ia berpura-pura tabah namun sebenarnya ia merasakan keganjilan terhadap peristiwa ayahnya. Hatinya terus bertanya-tanya dan terus mencari tahu kebenarannya. Ia menutupi rasa kecewanya dihadapan sang ibu karena ia merasa takut ibunya semakin terpuruk dan sudah cukup menderita. Ini terlihat dalam kutipan berikut. “Kepahitan tak bisa disembunyikan terus-menerus. Aku menahan diri tidak membicarakn perihal nasib Ayah. Kami sadar, rasa sakit yang getir terus mendekam di hati seperti api dalam sekam. Di hatiku. Di hati Ibu. Mungkin juga di hati Nina ” Riantiarno, 2004: 27. “Tapi keluarga kami bukan komunis. Ayah bukan anggota partai komunis. Apa dasar tuduhan? Hanya karena laporan- laporan? Siapa yang melaporkan? Kami tak pernah sanggup membuktikan tuduhan terhadap Ayah hanya fitnah belakang. Lagi pula jika kami menuntut keadilan, siapakah mau mendengar? Pengadilan? Mungkinkah?” Riantiarno, 2004: 25. Itulah perasaan yang disembunyikan Arsena kepada ibunya, ia tahu Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk dia dan adiknya. Kekecewaan dan kebingungan Arsena akan peristiwa ayahnya selalu