Kota Jakarta Latar Tempat
karya fiksi. Di dalam novel Cermin Merah, terdapat latar sosial kota Jakarta.
Jakarta digambarkan sebagai tempat yang keadaannya sudah sangat maju, tidak teratur dan tata cara kehidupan kota Jakarta yang keras
dengan segala macam godaan. Ini terlihat dalam kutipan berikut. “Korban kesibukan metropolitan, ketika ayah dan ibu yang
bertanggung jawab terhadap terwujudnya keluarga harmonis berubah jadi mesin pencetak uang yang super-
sibuk” Riantiarno, 2004: 266.
“Waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga tidak menjadi prioritas lagi. Sehingga, banyak anggota keluarga yang
kesepian dam hilang pegangan” Riantiarno, 2004: 266.
Kehidupan Arsena sewaktu kecil sudah mulai melenceng dari kehidupan normal yaitu mencintai seorang laki-laki. Hal ini terbawa saat
ia tumbuh menjadi dewasa. Saat ia pergi ke Jakarta kemudian mulai mengenal seorang laki-laki sebagai penganti cinta masa lalunya. Edu
sebagai laki-laki menjadi bayangan Anto cinta masa lalunya itu sehingga membuatnya terbawa dalam pesona Edu. Ini terlihat dalam kutipan
berikut. Edu. Dia mengincarmu,akhirnya dia mengungkap
dugaan. Aku sebetulnya juga sudah menduga. Edu sama seperti Anto. Dan, aku punya pengalaman dengan Anto di kali Skl. Aku
bisa merasakan Riantiarno, 2004: 251.
Latar belakang sosial yang melenceng inilah yang membuat Arsena menjadi pelaku seks yang menyimpang. Kehidupan cintanya semakin
tidak terarah, dari perilaku menyimpangnya itulah Arsena menjadi pribadi bikseksual karena sebenarnya ia juga mencintai Nancy. Wanita
pertama yang membuat Arsena jatuh cinta. Ini terlihat dalam kutipan berikut.
Hilman tertawa dan paham mengapa aku membela Nancy. Strategi Pendekatan Riantiarno, 2004: 192.
Maafkan Nancymu kalau akhirnya dia memutuskan melakukan aborsi Riantiarno, 2004: 325.
Kutipan di atas menunjukkan bahwa kota Jakarta memang kota yang bebas, keras dan sangat tidak teratur. Banyak orang yang
melakukan hubungan seks tanpa rasa takut bahkan menggugurkan kandungan dengan bebas.
Hubungannya dengan Nancy adalah hubungan normal bahkan mereka melakukan hubungan seks dan Nancy hamil bahkan
mengugurkannya. Walaupun begitu Arsena tetap tidak bisa melepaskan rasa cinta yang menyimpang itu dari dalam dirinya. Ia tetap saja berada
dalam sisi Edu dan kemudian mulai melepaskan dan melalaikan
tanggung jawabnya terhadap Nancy wanita yang sedang mengandung anaknya. Hal ini karena Cintanya akan Edu.
Di balik perilaku dan seks yang menyimpang. Kehidupan dengan latar peristiwa G30S-PKI juga menjadi latar sosial dalam kehidupan
Arsena. Dengan adanya peristiwa penangkapan sang ayah membuat keluarganya tersisih dari kehidupan masyakarat karena banyak dari
sanak saudara yang pergi menjauh bahkan Arsena sulit untuk mencari pekerjaan. Ini terlihat dalam kutipan berikut.
“Kepahitan tak bisa disembunyikan terus-menerus. Aku menahan diri tidak membicarakn perihal nasib Ayah. Kami sadar,
rasa sakit yang getir terus mendekam di hati seperti api dalam seka
m. Di hatiku. Di hati Ibu. Mungkin juga di hati Nina” Riantiarno, 2004: 27.
“Tapi ternyata sulit memperoleh pekerjaan. Pintu-pintu kantor tertutup rapat dan rasanya mereka tahu riwayat hidupku”
Riantiarno, 2004: 29. “Aku tidak mungkin bisa memiliki surat bebas G30SPKI
sebab ayahku ditahan karena dianggap terlibat PKI. Dengan demikian, aku, anak ayahku, juga dianggap terlibat” Riantiarno,
2004: 29.
Peristiwa sang ayah menjadikan pola kehidupan Arsena saat di Jakarta menjadi sangat tidak teratur. Namun, peristiwa itu menjadikan
dia sangat kuat dalam menghadapi kehidupan kota Jakarta yang maju dan sanga keras. Bahkan ia berusaha untuk tetap bangkit,