Persona Arsena sebagai Heteroseksual

reinkarnasi Anto orang yang ia sayang dan kakaknya orang yang menjadi Orintasi dirinya. Sehingga faktor untuk melakukan hubungan tak lazim membuatnya masuk lagi dalam keadaan seperti ini. Ini terlihat dalam kutipan berikut. Edu duduk di pinggir tempat tidur. Mengusap-usap rambutku. Lagi-lagi, tak kuasa mencegah. Dia barut-barut punggung dan leherku, mencoba menghangatkan tubuhku dan mengembalikan kesadaran. Tapi aku tetap tak berdaya. Dan, Aku mengenal Edu yang sebenarnya hari itu. Hilman betul. Edu selalu siap memanfaatkan setiap peluang. Dia tahu bagaimana cara memanfaatkannya. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku lemah, tak berdaya Riantiarno, 2004: 275. Ada tiga jalan di depan, belok ke kiri untuk Edu, belok ke kanan untuk Nancy atau terus untuk dirinya sendiri. Arsena bingung dengan keadaan ini. Ia menggunakan topeng untuk menjalani hubungan ini. Arsena menjalani hubungan dengan Edu awalnya karena penasaran namun akhirnya ia menerima dan menikmati hubungan tersebut. Sedangkan Nancy sendiri tidak mengetahui bahwa Arsena berhubungan dengan Edu. Ini terlihat dalam kutipan berikut. „Aku tahu Nancy mulai mencium suasana aneh. Tapi dia diam. Lagi pula dia belum bisa membuktikan keanehan itu akan merugikan percintaan kami” Riantiarno, 2004: 281. Walaupun cintanya untuk Nancy namun Arsena tetap tidak bisa lepas dari Edu. Arsena sadar ia sudah masuk ke dalam lingkaran setan namun ia tidak bisa melepaskan dirinya dari Edu yang sebenarnya Arsenapun merasa jijik ketika sedang berhubungan dengan Edu. Ini terlihat dalam kutipan berikut. “Ketika kami bertatapan dia tersenyum, mengejapkan mata sebelah dengan nakal. Aku sudah masuk dalam lingkaran setan” Riantiarno, 2004: 280. Edu duduk di pinggir tempat tidur. Mengusap-usap rambutku. Lagi-lagi, tak kuasa mencegah. Dia barut-barut punggung dan leherku, mencoba menghangatkan tubuhku dan mengembalikan kesadaran. Tapi aku tetap tak berdaya. Dan, Aku mengenal Edu yang sebenarnya hari itu. Hilman betul. Edu selalu siap memanfaatkan setiap peluang. Dia tahu bagaimana cara memanfaatkannya. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku lemah, tak berdaya Riantiarno, 2004: 275. Kami berada dalam kamar empat dinding. Tak ada orang lain. Aku tidak berteriak lagi. Arus syahwat menyeret rasa. Aku melayang-layang. Setan Dan aku ingat Nancy. Ya, Nancy Riantiarno, 2004: 277. Arsena juga menggunakan topeng di hadapan Hilman untuk menutupi hubungannya dengann Edu, walaupun sebenarnya Hilman sudah mengetahui dan curiga akan kedekatan mereka. Ini terlihat dalam kutipan berikut. “Edu. Dia mengincarmu,” akhirnya dia mengungkapkan dugaan” Riantiarno, 2004: 251. “Kau pasti paham apa maksudnya. Kau sudah dewasa. Kau tahu siapa Edu. Dari caranya bersikap, berbuat, kau tahu apa yang dia harapkan. Dia mengincarmu. Dia menunggu waktu yang tepat untuk memangsamu. Percaya aku Ars, jangan terlalu dikasih hati. Tutup rapat-rapat peluangnya. Kalau tidak kau akan terjerat. Dan itu tidak bagus untuk masa depanmu. Aku kakakmu, percayalah” Riantiarno, 2004: 289. “Jangan berlagak tidak tahu. Aku tahu, kau tahu siapa Edu. Kalau kau sangat mencintai Nancy, kau tidak akan bergaul dengan Edu. Apa kau cinta Nancy?” Riantiarno, 2004: 290. Walaupun Arsena sudah mengetahui kalau Hilman mengetahui hubungannya dengan Edu. Tetap saja Arsena tidak mengakuinya bahkan ia tetap menggunakan topeng untuk menutupi kesalahan dan kekeliruannya. Topeng yang digunakan oleh Arsena mengakibatkan dirinya dan Hilman bertengkat. Ini terlihat dalam kutipan berikut. “Apa tuduhan mereka sudah kaulakukan? Aku masih menyangkal. Itu tidak benar, kubilang. Aku membelamu karena kau adikku. Aku masih mencoba memberi tahu, menasehati, tapi matamu merem, kupingmu tuli, hatimu buta. Kau tidak mau terbuka, bahkan kepadaku, orang yang selama lima tahun menerima kau dengan ikhlas” Riantiarno, 2004: 292. Pertengkaran diantara merekapun terjadi. Arsena tetap mempertahankan dirinya bahkan ia tidak memiliki hubungan dengan Edu. Pertengkaran inipun membuat mereka jauh dan pada akhirnya Arsena pergi dari rumah Hilman.