datang? Apa dia sudah memberi tahu Edu dan Edu tidak memberi tahu aku Riantiarno, 2004: 326.
Ungkapan penyesalan Arsena dengan apa yang telah ia lakukan sehingga mengakibatkan Nancy mengambil keputusan utuk aborsi dan
akhirnya nyawanya tidak tertolong. Disini lah Animus Arsena sebagai seorang laki-laki lemah tak berdaya menghadapi penyesalannya. Ini
terlihat dalam kutipan berikut. “Aku termangu di kuburan Nancy. Suratnya di genggaman
tanganku, penuh air mata. Ya, Tuhan. Ap a yang sudah kulakukan?”
Riantiarno, 2004: 328.
Arsena terproyeksi kepada Nancy. Keyakinan bahwa Arsena adalah kekasih yang baik dan penjaga namun alam bawah sadar Arsena meyesali
segala keteledorannya dan kelalaiannya meninggalkan Nancy. Namun sebenarnya jika Arsena Mengetahui sejak awal kehamilan Nancy dan ia
tidak melakukan kelalaian ia ingin bertanggung jawab. Ini adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai laki-laki. Ini terlihat dalam kutipan berikut.
Jika saja aku menyuratinya, mungkin Nancy masih bersamaku dan kamu sudah menjadi suami istri. Dan selamat tinggal Edu
Riantiarno, 2004: 402.
Penyelasan yang dirasakan oleh Arsena memang membuatnya semakin lemah. Namun semua bentuk perbuatannya terhadap Nancy
adalah bentuk maskulin dalam dirinya. Ia sebenarnya mampu menyeimbangkan antara anima dan animus namun karena ketidak
berdayaannya menghadapin Edu dan dorongan dalam dirinya, kenangan akan Anto membuat dia mengenal seksualitas dalam diri lawan jenisnya.
Hal ini membuatnya salah jalan dan tidak seimbangnya antar maskulin dan feminim dalam dirinya.
3.4 Self dalam Diri Arsena
Self atau diri merupakan bagian dari kepribadian seseorang. Aku adalah
tujuan akhir dari perkembangan kepribadian setiap manusia, yang oleh Jung juga disebut sebagai jalan menuju individual. Dengan adanya aku, terciptalah
ego yang baru. Dalam arketipe self, proses kesadaran dan ketidaksadaran menjadi baur dalam diri, menjadi pusat dari kepribadian. Self yang
berhubungan dengan kesadaran dalam diri Arsena berhubungan dengan taraf sadar dan taraf tidak sadar. Dalam analisis self Arsena terdapat beberapa fase,
berikut adalah identifikasi fase tersebut.
Pada fase awal di kota C. Arsena menyadari Self dalam dirinya yang “menyimpang” karena mencintai Anto teman satu sekolahnya sewaktu di kota
C. Ia masuk dalam pesona Anto dan mengalami percintaan yang menyimpang. Sejak itulah Arsena mengalami beban psikologi yang berbeda. Ini terlihat
dalam kutipan berikut. Dia tertawa dan coba membantu mengelap keringat dengan
saputangannya. Aku jadi risih. Segera kurebut saputangannya. Aku tak ingin teman-teman melihat adegan ini. Anto senang. Tertawa. Tangan
kanan menutupi mulut. Betul-betul seperti gadis perawan Riantiarno, 2004: 69.
“Getaran aneh berhasil membukakan katup gairah kejantanan. Seharusnya aku malu. Tapi memang kemaluanku berdiri. Harus kuakui.
Wajarkah ini? Lalu bagimana?Kuterima cintanya? Kemudian kami berpelukan. Disusul sebuah ciuman? Apa wajar? Anton bukan seorang
gadis” Riantiarno, 2004: 94.
Percintaan itu adalah pengalaman pertamanya bercinta. Kehidupan Arsena juga terpengaruh oleh beberapa peristiwa yang dialami oleh Arsena
selama berapa di Kota C yaitu saat kakaknya Herman menghilang di puncak gunung Crm. Kakaknya akhirnya ditemukan tak bernyawa lagi. Kemudian
peristiwa sang ayahnya menjadi tersangka anggota G30SPKI yang membuat dirinya terpukul. Ini terlihat dalam kutipan berikut.
“Pada suatu malam berhujan, sebuah pikap Gaz dan dua truk tentara menggerebek rumah kami. Dengan keramahan yang menakutkan, mereka
membawa ayah” Riantiarno, 2004: 9.
Para tetangga menyebar bisik-bisik, Ayah komunis. Ayah pimpinan teras partai yang resmi sudah dilarang. Dan karena Ayah dianggap
komunis, mereka mulai menjauh Riantiarno, 2004: 14.
Penangkapan sang ayah menjadi beban tersendiri bagi Arsena. Karena Arsena tidak mendapatkan kejelasan dan kebenaran tentang Ayahnya.
Peristiwa kematian Anto juga menjadikan permasalah dalam diri Arsena. Self berhubungan dengan keseimbangan antara taraf kesadaran dan ketaksadaran.
Dalam taraf ini seseorang mengalami keseimbangan. Arsena memang mengalami permasalahan yang sangat kompleks sehingga menjadikan dirinya
utuh, walaupun terpukul namun ia tetap bangkit dan tetap memikirkan kelangsungan kehidupan keluarganya, sehingga Arsena kemudian mengambil
keputusan untuk pergi kejakarta. Pada fase perkembangan di Jakarta, Arsena mengalami banyak konflik.
Namun self Arsena menyeimbangkan dirinya. Tujuan dari hidupnya adalah mendapatkan kehidupan yang layak di Jakarta. Namun Kedekatan dengan
Edu, Nancy membuat dilema tersendiri karena menyadari posisinya sebagai seorang kekasih untuk mereka berdua. Dan Arsena sedikit mulai gagal
mendapatkan tujuan hidupnya. Namun, Di satu sisi dia menyadari dia sebagai lelaki normal dengan mencintai bahkan mampu bercinta dengan Nancy sampai
Nancy hamil. Ini terlihat dalam kutipan berikut.