Alur Plot Kajian Struktur Novel

berada pada situasi setengah sadar subconscious yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious Endraswara, 2003:96. Kedua, telaah psikologi sastra merupakan kajian yang menelaah cerminan psikologi dalam diri para tokoh yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai oleh problem psikologi kisahan yang kadang kala merasakan dirinya terlibat dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai problem psikologi Minderope, 2010: 55.

1.6.2.1 Teori Psikoanalisis Carl Gustav Jung

Pandangan Jung terhadap hakikat manusia berbeda dengan Freud. Jung tidak meletakkan pandangan deterministik sebagaimana Freud. Meskipun setuju bahwa sebagian kepribadian ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak, tetapi menurutnya hal itu dipengaruhi oleh arketipe, yaitu sistem mengenai kebebasan berkehendak dan spontanitas. Jung berpendapat bahwa manusia tidak boleh meninggalkan kepercayaan terhadap arketipe yang dibentuk oleh warisan Hidayat, 2011: 42-43. Psike adalah istilah yang digunakan Jung untuk menyebutkan keseluruhan kepribadian manusia. Jung membayangkan energi psikis itu sebagai hasil dari konflik antar kekuatan-kekuatan dalam kepribadian. Tanpa konflik, katanya, tak mungkin ada energi dan hidup, cinta dan benci, misalnya ada dalam psikis Alfons, 1994: 1-2. Psike manusia mempunyai dua taraf tak sadar. yaitu taraf tak sadar personal dan taraf tak sadar kolektif. Taraf tak sadar personal ini merupakan taraf yang mengandung pengalaman-pengalaman yang terlupakan, yang telah hilang cirinya karena suatu alasan, atau mungkin juga hilang ketak-enakan. Taraf ini terdiri dari kesan-kesan yang terlalu lemah untuk dapat dibawa ke taraf sadar. Salah satu aspek dari taraf tak sadar personal adalah kompleks. Sedangkan Taraf tak sadar kolektif adalah hasil peninggalan dari prosesi duniawi yang menyatu dengan struktur otak dan sistem saraf simpatetis. Dengan kata lain taraf tak sadar kolektif adalah gudang dari kenangan yang tersimpan secara tersembunyi atau mengendap dari nenek moyang Alfons, 1994: 2-3. Jung selanjutnya berteori bahwa otak manusia merupakan hasil bentukan masa lampau, isinya adalah archetipe reisman, 1976 melalui Alfons. 1994: 6. Isi dari taraf tak sadar adalah arketipe. Ada beberapa arketipe pokok, antara lain: topeng persona, sisi jahat dari aku shadow, sifat kewanitaan dalam pria dan sifat keperiaan dalam wanita anima dan animus , Aku self Alfons, 1994: 6-7.

1.6.2.2 Arketip Menurut Jung

Arketipe adalah bentuk pemikiran atau ide yang menjadi dasar pandangan kita, yang diproyeksikan pada pengalaman yang sedang kita alami. Kelakuan kita sehari-hari amat dipengaruhi oleh kebudayaan dan bentuk kehidupan dari nenek moyang kita pada zaman lampau, tetapi semua pengaruh itu berlangsung pada taraf tak sadar Alfons. 1994: 6-7. Jung menggunakan istilah citra primordial primordial images. Beberapa citra bersumber dari pengalaman universal, seperti pengalaman yang dialami oleh kebanyakan manusia, melalui pengulangan pada kehidupan generasi selanjutnya. Arketipe dalam psyche dimunculkan dalam mimpi dan fantasi. Arketipe-arketipe tersebut adalah pahlawan, ibu, anak-anak, Tuhan, kematian, kekuatan, atau orang tua yang bijak Hidayat, 2011: 47. Jung lebih menekankan alam bawah sadar kolektif dan menggunakan pengalaman-pengalaman personal untuk memperkuat kepribadian total. Sehingga Jung meletakkan alam bawah sadar kolektif sebagai daya-daya otonom yang disebut arketipe. Beberapa arketipe yang pokok adalah topeng persona, sisi jahat dari aku shadow, sifat kewanitaan dalam keperiaan dan sifat keperiaan dalam wanita anima dan animus, aku self. 1.6.2.2.1 Topeng persona Kata persona berasal dari bahasa Latin. Persona berarti orang atau topeng. Dalam bahasa Yunani kata ini sepadan dengan kata porsopon, yang juga berarti topeng atau muka. Menurut Jung tiap orang menggunakan topeng yang disesuaikan dengan tuntutan lingkungannya. Peran itu tak dipikirkan lagi, tetapi berjalan secara otomatis. Tiap orang mempertunjukkannya dalam tingkah lakunya Vlahos, 1979 melalui Alfons, 1994: 7. Topeng yang kita hadirkan ke dunia dirancang untuk membuat kesan khusus kepada orang lain dan menyembunyikan sifat asli kita. Untuk batas tertentu, sosok itu di bawah sadar, yaitu kita tidak menyadari bahwa kita memakai topeng. Topeng ini mengatur perilaku sesuai dengan persyaratan kehidupan sehari-hari Victore, 2011: 5. Meskipun persona merupakan sisi yang penting dalam kepribadian kita, sebaiknya kita tidak mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita. Jika kita