244
Gambar 5.190 Hubungan antara TPI dan
Kekuatan Benang Jadi, banyaknya antihan yang
harus diberikan pada benang merupakan masalah yang harus
kita pertimbangkan, baik ditinjau dari segi teknis operasionil
maupun ekonomi.
• Arah Antihan
Arah antihan pada benang ada dua macam tergantung dari
arah putaran spindelnya. Kedua arah antihan tersebut disebut
arah Z kanan atau S kiri, seperti terlihat pada gambar
5.191.
Gambar 5.191 Arah Antihan
5.19.3.9 Proses Penggulungan
Benang pada Bobin Proses penggulungan benang
pada ring spinning akan jauh berbeda bila dibandingkan
dengan proses penggulungan roving di mesin flyer. Perbedaan
tersebut antara lain ialah : - Pada mesin ring spinning
pengantar benang naik turun, bobin berputar tetap
pada tempatnya, sedangkan pada mesin flyer pengantar
benangnya tetap pada tempatnya dan bobinnya
disamping berputar juga bergerak naik turun.
- Pada mesin ring spinning penggulungan terjadi karena
adanya perbedaan kecepatan antara putaran
spindel N
sp
dengan putaran traveller N
tr
sehingga jumlah gulungan benang g = N
sp
– N
tr
. Pada mesin flyer
penggulungan terjadi karena adanya perbedaan
kecepatan antara putaran bobin N
b
dengan putaran spindel, sehingga jumlah
gulungan roving g = N
b
– N
sp
- Sistem penggulungan
benang mesin ring spinning adalah konis, dan
penggulungan roving pada bobin di mesin flyer adalah
paralel.
- Bentuk gulungan benang pada bobin di mesin ring
spinning dapat terlihat pada gambar 5.192a. sedang
Di unduh dari : Bukupaket.com
245
bentuk gulungan roving pada bobin di mesin flyer
seperti terlihat pada gambar 5.192b.
Gambar 5.192 Bentuk Gulungan Benang dan Roving pada Bobin
Traveller merupakan pengantar benang pada mesin ring
spinning yang dipasang pada ring rail, turut bergerak naik
turun bersama-sama dengan ring railnya. Sedang pada mesin
flyer, lengan flyer merupakan pengantar roving yang tidak
dapat bergerak naik turun, tetapi tetap pada tempatnya, sedang
yang bergerak naik turun adalah bobin bersama-sama dengan
keretanya. Gerakan naik turun dari ring rail.
Peralatan yang mengatur gerakan naik turunnya ring
disebut builder motion, seperti tampak pada gambar di bawah
ini :
Gambar 5.193 Peralatan Builder Motion
Di unduh dari : Bukupaket.com
246
Keterangan : 1. Eksentrik
2. batang penyangga
3. Roda gigi Racet Rachet Wheel
4. Pal 5. Pen
A. titik putar B. Rantai
C. Rol C
• Prinsip Bekerjanya Builder Motion
Gambar di atas memperlihatkan peralatan builder motion dengan
batang penyangga 2 yang selalu menempel pada eksentrik
1 yang berputar secara aktif. Menempelnya batang
penyangga 2 tersebut disebabkan oleh rantai B yang
dihubungkan dengan ring rail. Karena berat penyangga 2
selalu menempel pada eksentrik 1. Batang penyangga sebelah
kiri mempunyai titik putar A. Bila bagian yang tinggi dari
eksentrik menempel pada batang 2 maka batang
penyangga 2 berada pada kedudukan yang terendah.
Begitu juga bagian yang rendah menempel pada batang 2
berada pada kedudukan teratas. Naik turunnya batang 2 akan
selalu mengikuti gerakan berputarnya eksentrik 1.
• Gerakan Naik Turunnya Ring Rail
Stang rail 11 dipasang pada suatu tabung yang mati pada
rangka mesin, sehingga gerakan naik turunnya ring rail
dapat stabil. Setiap putaran eksentrik 1, rail akan bergerak
naik dan turun satu kali yang disebut satu gerakan penuh
atau satu traverse. Karena pada waktu menggulung benang di
bobin dikehendaki suatu lapisan pemisah antara gulungan yang
satu dengan gulungan berikutnya, maka gerakan ring
rail waktu dan turun kecepatannya dibuat tidak
sama. Pada waktu naik ring rail bergerak lambat, sehingga
terjadi penggulungan yang sejajar, sedang waktu turun ring
rail bergerak cepat sehingga terjadi gulungan pemisah yang
tidak sejajar.
Di unduh dari : Bukupaket.com
247
Gambar 5.194 Ring Rail
Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa setiap putaran
dari eksentrik satu kali menyebabkan ring rail bergerak
naik dan turun satu kali, yang disebut satu traverse dan
gerakan ini disebut gerakan printer. Setelah ring rail
bergerak naik dan turun satu kali, maka kedudukan ring rail
akan naik satu diameter benang dan gerakan ini disebut gerakan
sekunder. Kalau panjang rantai B tetap,
maka setiap putaran eksentrik 1 akan mengakibatkan
gerakan naik turun dari ring rail juga tetap. Tetapi apabila rantai
B diturunkan sedikit, maka hal ini menyebabkan ring rail juga
naik sedikit. Turunnya rantai B sedikit tersebut disebabkan
karena berputarnya rol C sesuai arah anak panah. Rol C
berputar karena diputar oleh roda gigi rachet 3 seperti pada
gambar 5.193. Pada gambar 5.194 terlihat rol c adalah
penggulung dari rantai B yang terdapat pada ujung batang 2,
sehingga pada waktu eksentrik berputar batang 2 terbawa
naik turun pula. Pen 5 dipasangkan mati pada rangka
mesin, jadi tidak turun karena gerakan naik turun dari batang
2. Pada waktu batang 2 bergerak
naik maka pal 4 kedudukannya tergeser ke
kanan karena pen 5 diam di tempat, dan pada waktu batang
2 turun pal 4 akan mendorong maju roda gigi
rachet 3. Banyak sedkitnya gigi rachet
yang didorong akan mempengaruhi perputaran
rahet, yang juga mempunyai putaran rol C yang
mengggulung rantai B. Dengan tergulungnya rantai B
sedikit dari sedikit setiap gerakan naik turun dari batang
Di unduh dari : Bukupaket.com
248
2, maka rantai B akan menjadi semakin pendek. Karena
kedudukannya tetap dalam batang 2 maka rol D akan
terputar ke kiri oleh rantai B yang semakin pendek. Dengan
demikian rantai 7 juga tertarik ke kiri oleh rol B yang terputar
oleh rol D. Jadi kedudukan rantai 7 makin lama makin
bergeser ke kiri, dan peralatan 8 semakin condong ke kiri. Hal
ini akan menarik batang 9 ke kiri dan 10a bergerak ke kiri
pula yang akibatnya 10b bertambah naik yang diikuti
dengan naiknya stang ring rail 11 beserta ring railnya 12.
Untuk membentuk gulungan benang pada bobin di mesin
ring spnning terbagi dalam tahap yaitu :
1. Pembentukan
gulungan benang pada pangkal bobin
2. Pembentukan gulungan
benang setelah gulungan pangkal bobin
Gambar 5.195 Cam Screw dan Gulungan Benang pada Pangkal Bobin
• Pembentukan Gulungan Benang pada Pangkal
Bobin Kalau pada gambar 5.195 cam
screw tidak dipasang pada rol D, maka waktu rol C turun
sebentar a cm, rol D juga akan berputar oleh rantai 8 sebesar
busur yang sama dengan a cm. Kalau sekarang pada rol D
dipasang cam screw 6 dan rantai 8 juga dipasang melalui
cam screw terus ke rol C, maka pada waktu rol C turun sebesar
a cm, maka rol D tidak akan berputar sebesar busur yang
lebih kecil dari a cm, tetapi mengulurnya rantai 8 sebesar
a cm, hal ini terjadi karena rantai 8 dilalukan cam screw,
sehingga dengan demikian walaupun rol C turun sebesar a
cm, rol D akan berputar sedikit
Di unduh dari : Bukupaket.com
249
dan hal ini akan menyebabkan naiknya ring rail juga sedikit.
Karena rol C selalu menggulung rantai 8 untuk setiap gerakan
batang 2 naik turun, maka kedudukan cam screw makin
lama makin ke bawah, sehingga akhirnya rantai 8 tidak melalui
cam screw lagi, tetapi langsung rol D terus ke rol C. Pada saat
yang demikian ini cam screw tidak menyinggung rantai 8
lagi, sehingga pada waktu rol C turun sebesar a cm, rol D juga
diputar oleh rantai 8 sebesar busur a cm dan rol E juga
berputar sebesar busur a cm, dan hal ini menyebabkan
naiknya ring rail sebesar a cm juga.
Pada saat cam screw tidak menyinggung rantai 8 lagi,
maka gerakan naik rai ring rail sudah tidak dipengaruhi lagi
oleh screw, dan dengan demikian pembentukan
gulungan benang pada pangkal bobin telah selesai.
• Pembentukan Gulungan Benang setelah
Penggulungan Benang pada Pangkal Bobin
Setelah pembentukan gulungan benang pada pangkal bobin
selesai, kemudian diteruskan dengan penggulungan benang
berikutnya. Sebagaimana telah diuraikan di muka pada waktu
ring rail turun terjadi penggulungan benang yang
sejajar dan pada waktu ring rail turun dengan kecepatan yang
lebih besar daripada kecepatan pada waktu naik, sehingga
terjadi penggulungan benang yang tidak sejajar.
Gulungan benang yang tidak sejajar tersebut merupakan
lapisan pemisah antara gulungan benang yang satu
terhadap lapisan gulungan benang yang berikutnya.
Demikian penggulungan benang berlangsung terus hingga
gulungan benang pada bobin penuh seperti terlihat pada
gambar 5.195.
Di unduh dari : Bukupaket.com
250
5.19.3.10 Bentuk Gulungan Benang pada Bobin