5. Larutan kimiawai sebagai pelunak
6. Pengantar porselin
7. Persilangan filmen
8. Mata pengantar traverse 9. Kincir atau haspel
10. Tangan kincir angin dapat ditekuk
11. Drum 12. Ujung batang peluncur
5.9.5 Limbah
Sutera
Limbah sutera terdiri dari : • Limbah yang terjadi pada
saat pengerjaan pada mesin reeling.
• Bagian dalam kokon yang tidak berguna.
• Limbah kokon cacat yang filamennya terputus.
• Limbah yang terjadi pada saat pengerjaan
penggintiran pada mesin gintir.
Limbah sutera tersebut diatas kemudian dipak dan dikirimkan
ke Pabrik Pemintalan dalam bentuk bal. Sebelum dikerjakan,
limbah ini terlebih dahulu dibersihkan dan dimasak
degumming yang dapat dilakukan dengan dua
caraproses, seperti :
• Proses Inggris, yaitu dengan memasak atau merebusnya
dalam larutan sabun. Larutan ini melarutkan
serisin dan menghasilkan filamen halus.
• Proses kontinental, yaitu dengan menggunakan
teknik fermentasi pada mana ± 20 dari serisinnya
masih terkandung dalam bahan sutera tersebut.
Bahan sutera yang telah mengalami pemasakan
selanjutnya dikerjakan dengan mesin-mesin yang
sama seperti, pada proses pengerjaan wol dan serat-
serat staple lainnya.
Serat-serat mengalami
pengerjaan pembukaan, penguraian dan peregangan
serta penyisiran. Kemudian disuapkan pada mesin
Roving dan mesin Ring Spinning serta Twisting.
Hasil benangnya disebut Spun Silk.
5.10 Pembuatan Benang Sintetik
Serat buatan mula-mula dibuat dengan jalan percobaan di
Eropa pada tahun 1857. Produksi secara komersil
dimulai pada tahun 1910 di Amerika. Jenis serat buatan
diantaranya : rayon, asetat, poliester, acrilat dan lain-lain.
5.10.1 Pengolahan
Serat Buatan
Proses pemintalan serat buatan atau serat sintetis dikenal dalam
tiga cara, yaitu :
• Pemintalan basah wet spinning.
Di unduh dari : Bukupaket.com
• Pemintalan kering atau larutan dry or solvent
spinning. • Pemintalan leleh melt
spinning. Ketiga cara tersebut diatas pada
dasarnya adalah sama, karena prosesnya berdasarkan atas
tiga tingkat, yaitu :
• Penghancuran dan pela rutan atau pelelehan bahan
baku untuk membuat larutan.
• Penyemprotan larutan yang dihasilkan melalui spinneret
untuk membentuk serat. • Pemadatan serat dengan
jalan pembekuan, penguap an atau pendinginan.
Spinneret adalah bagian peralatan yang sangat penting.
Bentuk mulut pipa yang berlubang-lubang kecil sekali
dan lebih kecil dari diameter rambut manusia. Spinneret
tersebut dibuat dari pelatina atau logam sejenis yang tahan
terhadap larutan asam dan tahan retak oleh larutan pada
saat mengalir. Bentuk serat yang dihasilkan
ada tiga macam, yaitu : Filamen, filamen tow dan stapel
• Serat filamen adalah serat yang dihasilkan dari
spinneret yang mempunyai lubang ± 350 buah atau
kurang, sesuai dengan diameter benang yang
dihasilkan.
Jumlah lubang spinneret menunjukkan jumlah filamen
yang terdapat pada benang. Setiap serat yang keluar dari
lubang spinneret setelah dipadatkan segera disatukan
dengan memberi antihan dalam membentuk sehelai
benang filamen yang kontinyu.
• Filamen tow adalah serat yang dihasilkan dari
pemintalan filamen spinneret yang mempunyai lubang
maksimum 3000 buah. Hasil produksi dari 100 buah
spinneret atau lebih, dikumpulkan menjadi satu
yang merupakan seutas tali yang besar, disebut filamen
tow.
• Filamen tow yang dihasilkan tersebut kemudian dibuat
keriting dan dijadikan stapel dengan jalan pemotongan
dalam ukuran panjang tertentu. Panjang stapel
biasanya disesuaikan dengan panjang serat kapas
atau wol. Selanjutnya stapel ini di pak menjadi bentuk bal
dan kemudian dibawa ke pabrik pemintalan untuk
dijadikan benang spun yarn. Sistem pemintalannya
sama dengan sistem pemintalan kapas
conventional spinning system.
5.10.2 Pembuatan Benang dari Serat Buatan