Sistem Pintal Mule Sistem Pintal Cap Sistem Pintal Ring

34 Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum mesin pintal benang yang sesungguhnya.

5.2 Sistem Pintal Mule

Sistem pintal mule ini menggunakan prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir. Kalau pada pembuatan benang dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang dilakukan dengan menjauhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada spindel pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan sistem mule, spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan. Sistem ini banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.

5.3 Sistem Pintal Cap

Untuk mempelajari prinsip ini dapat diikuti pada gambar 5.2 : Alat ini terdiri dari : Gambar 5.2 Sistem Pintal Cap Keterangan : 1. Cap atau topi 2. Spindel 3. Leher Spindel 4. Roda Pemutar Benang 5. Bobin Cap atau topi yang berbentuk seperti bel 1 yang dapat diletakkan pada ujung spindel 2. Karena poros bobin menyelubungi spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya diam. Pada spindel diterapkan leher 3 yang dilekatkan pada roda 4 dimana terdapat bobin 5, sehingga roda 4, leher 3 dan bobin dapat berputar bersama- sama. Benang yang berasal dari rol depan melalui pengantar digulungkan pada bobin 5 dengan bergeser pada bobin Cap 1. Karena terjadi gesekan antara benang dan bibir Cap, Di unduh dari : Bukupaket.com 35 maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung. Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem in banyak digunakan pada pembuatan benang dari wol.

5.4 Sistem Pintal Ring

Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk serat- serat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti pada gambar 5.3. Spindel 1 diputar melalui pita. Bobin 4 yang berlubang dapat dimasukkan ke spindel sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobin tersebut terdapat ring 3 yang terletak pada landasan ring 2 yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk ā€œCā€ yang disebut traveller 5 dan berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang 6 yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang 6 selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller 5. Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller memberikan antihan pada benang. Gambar 5.3 Sistem Pintal Ring Keterangan : 1. Spindel 2. Landasan Ring 3. Ring 4. Bobin 5. Traveller 6. Pengantar benang 7. Pemisah Dasar-dasar perhitungan mengenai jumlah antihan, arah antihan dan hal-hal yang berhubungan dengan Di unduh dari : Bukupaket.com 36 pemintalan ini akan diuraikan pada bab tersendiri.

5.5 Sistem Pintal Open-end