5.12.7.1 Proses di
Mesin Scutcher
Dibandingkan dengan mesin Scutcher model lama, maka
mesin Scutcher model baru ini konstruksinya lebih kuat. Mesin
ini dapat digunakan untuk mengolah kapas atau serat-
serat buatan dengan produksi yang tinggi.
Bahan yang akan diolah ditarik mesin Scutcher oleh silinder
penampung 1. Penghisapnya terpisah dan motornya dapat
digunakan untuk melayani dua atau lebih silinder penampung,
apabila digunakan mesin Scutcher yang lebih dari satu
untuk pembukaan dan pembersihan. Penyuapannya
diatur secara otomatis. Silinder penampung bertugas
menampung kapas untuk penyuapan dengan
menggunakan pelat penahan yang bekerja pengatur
penyuapan kepada pre opener beater.
Pre opener beater menyuapkan kapas yang sudah benar-benar
terbuka pada suatu daerah penyuapan yang dilengkapi
dengan pelat penahan yang bekerja dengan baik.
Kapas dinaikkan ke atas dengan perantaraan apron
berpaku 5 untuk memperoleh hasil pencampuran yang baik.
Serat-serat yang sudah rata sekali kemudian disuapkan ke
daerah pemukul yang terakhir. Selanjutnya akan dihasilkan
gulungan lap seperti mesin Scutcher model lama.
5.12.7.2 Gerakan Pengaturan
Penyuapan
Penyuapan mesin scutcher ini biasanya dilakukan oleh mesin
penyuap yang ditempatkan sebelumnya.
Gambar 5.34 Pengatur Penyuapan
Keterangan : 1. Kapas
2. Lattice penyuap 3. Rol penekan
4. Pedal penekan 5. Rol penyuap
6. Daerah pemukulan Bagian-bagian yang mengatur
penyuapan pada scutcher seperti terlihat pada gambar
5.34 dan biasanya terdiri dari lattice penyuap 2, rol penekan
3 yang gunanya untuk memadatkan kapas, pedal
penyuap 4 yang dapat bergerak sesuai dengan tebal
tipisnya kapas yang disuapkan dan rol penyuap 5 yang
menyuapkan dan menjepit kapas yang disuapkan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Prinsip bekerjanya peralatan tersebut dapat diikuti pada
uraian dan gambar.
• Cara Bekerjanya Alat Pengatur Penyuapan
Apabila keadaan lap yang dihasilkan itu normal maka belt
yang menghubungkan kedua Cone drum kedudukannya
harus ada ditengah-tengah dan tebal kapas yang terjepit oleh rol
penyuap dan pedal juga tertentu.
Bila kapas yang masuk antara rol penyuap dan pedal
mempunyai tebal yang berlainan dengan tebal kapas
pada waktu kedudukan belt ada ditengah-tengah, maka pedal
yang dapat bergerak seperti timbangan itu akan bergerak
keatas atau kebawah.
Gambar 5.35 Pengatur Penyuapan Feed Regulator
Gerakan ini diteruskan melalui b, c
1
, c
2
, c
3
, d, o dan f sehingga menyebabkan
terjadinya penggeseran belt pada cone drum sehingga rol
penyuap akan berputar lebih lambat atau lebih cepat.
Kalau penyuapan kapas terlalu tebal, maka kapas akan
menekan ujung pedal a kebawah sehingga ujung pedal
yang lain b bergerak keatas dan gerakan ini akan menarik
keatas berturut-turut c
1
, c
2
, c
3
, d dan dengan perantaraan
poros e, batang f akan menggeserkan belt ke kiri
sehingga cone drum g
2
Di unduh dari : Bukupaket.com
berputar lebih lambat. Perputaran dari cone drum atas
akan diteruskan ke rol penyuap h melalui roda-roda gigi S, T
1
, T
2
, dan T
3
, sehingga putaran dari rol penyuap juga menjadi
lambat. Dengan demikian maka
penyuapan kapas oleh rol penyuap juga menjadi lebih
lambat. Demikian pula akan terjadi sebaliknya apabila kapas
yang disuapkan terlalu tipis.
• Pergerakan Pedal dan Perpindahan Belt
Perpisahan kedudukan atau letak belt terjadi langsung dan
sebanding dengan terbukanya atau tertutupnya gerakan pedal.
Gambar 5.36 Pergerakan Pedal dan Perpindahan Belt
Keterangan : 1. Kapas
2. Lattice penyuap
3. Pedal 4. Roda
gigi 5. Rol
penyuap 6. Roda
gigi 7. Daerah
pemukulan 8. Cone drum atas pasif
9. Belt 10. Cone drum bawah aktif
Sebagai contoh misalkan perbandingan tebal tipisnya
kapas yang masuk diantara rol penyuap dan pedal sama
dengan t = 1, maka untuk lapisan kapas yang lebih tebal
dari pada lapisan kapas yang dikehendaki, harga t lebih besar
dari 1 dan untuk lapisan kapas yang lebih tipis, harga t harus
kurang dari 1 gambar. Kalau untuk lapisan kapas yang paling
tipis harga t = 0,5 dan untuk
Di unduh dari : Bukupaket.com
lapisan kapas yang paling tebal harga t = 1,5 dan panjang cone
drum masing-masing = 25 cm, maka untuk lapisan kapas yang
dikehendaki = 1, kedudukan belt pada cone drum kira-kira
ditengah dan berada pada diameter cone drum bawah
D = 20 cm dan pada diameter cone drum atau d = 25 cm.
Untuk setiap kedudukan belt pada cone drum agar belt selalu
tegang maka D + d harus selalu tetap. Dan setiap
perubahan putaran cone drum
atas
d D
akan berubah-ubah berbanding terbalik dengan
tebal tipisnya lapisan kapas t, sehingga
d D
. t = tetap. Jadi
kalau harga t kecil maka harga
d D
besar dan kalau harga t besar maka harga
d D
kecil. Untuk harga t = 1, maka
d D
. t =
25 20
. 1 = 0,8 dan harga ini tetap
dan berlaku untuk harga-harga yang lainnya dari t = 0,5 sampai
t = 1,5. D + d = 20 + 25 = 45 cm
d D
x t = 0,8 atau
d D
=
t 8
,
D + d =
d D
x d
+ d = d
d D
+ 1 = 45 cm d =
d D
1 45
=
t 8
, 1
45
=
8 ,
45 t
t
cm D = 45 – d
Dari uraian diatas, maka dapat dicari hubungan antara tebal
kapas dengan putaran cone drum seperti tercantum pada
tabel 5.2.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Tabel 5.2 Hubungan Antara Tebal Kapas dengan Putaran Cone Drum
t d =
8 ,
45 t
t
D = 45 – d Ppm cone drum atas
apabila putaran cone drum bawah = 1000 ppm
0,5 0,6
0,7 0,8
0,9 1,0
1,1 1,2
1,3 1,4
1,5 17,3 cm
16,3 cm 21,0 cm
22,5 cm 23,8 cm
25,0 cm 25,2 cm
27,0 cm 27,9 cm
28,6 cm 29,3 cm
27,7 cm 25,7 cm
24,0 cm 22,5 cm
21,2 cm 20,0 cm
18,8 cm 18,0 cm
17,1 cm 16,4 cm
15,7 cm 1.600 ppm
1.330 ppm 1.142 ppm
1.000 ppm 893 ppm
800 ppm 720 ppm
667 ppm 613 ppm
573 ppm 537 ppm
= Kedudukan belt ada ditengah-tengah cone drum 5.12.8.3 Proses Pembukaan
dan Pemukulan Serat di Mesin Scutcher
Untuk mendapatkan hasil pembukaan dan pemisahan
kotoran yang terdapat pada kapas, maka jumlah pukulan
oleh pemukul beater terhadap serat sangat menentukan.
Makin banyak pukulan batang pemukul terhadap serat, makin
baik pula pembukaan dan pemisahan serat.
Jumlah pukulan terhadap serat, dapat mempengaruhi kerusakan
serat serta limbah yang terjadi. Jadi harus ada optimasi antara
jumlah pukulan dan kerusakan serat.
Pukulan terhadap serat dapat dihitung berdasarkan pukulan
untuk panjang gumpalan serat yang disuapkan, misalnya
panjang 1 inch. Dalam penentuan jumlah
pukulan beater per inch serat, faktor-faktor yang harus
diketahui adalah : -
kecepatan putaran dari pemukul
- jumlah lengan pemukul
- kecepatan
penyuapan
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kecepatan putaran dari pemukul dapat dihitung melalui
susunan roda gigi Scutcher, bila diketahui RPM motornya.
Jumlah lengan pemukul bergantung dari jenis pemukul
beater yang digunakan. Umumnya mesin Scutcher
menggunakan pemukul yang mempunyai tiga lengan
pemukul. Kecepatan penyuapan dapat
dihitung melalui susunan roda gigi dimulai dari RPM motor,
akan didapat RPM dari rol penyuap. Sedangkan kecepatan
penyuapan adalah sama dengan kecepatan permukaan
dari rol penyuapan. Misalkan putaran dari pemukul
per menit setelah dihitung melalui susunan roda gigi
adalah = n. Jumlah lengan pemukul yang
digunakan = z. Kecepatan penyuapan per
menit = 1 inch. Maka jumlah pukulan per inch
=
1 · n
z
Untuk menentukan jumlah pukulan per serat, selain faktor-
faktor pada pukulan per inch, harus diketahui pula panjang
serat dan jarak antara titik jepit rol penyuap dengan ujung
pemukul. Pada gambar 5.37 terlihat
bahwa panjang serat = f dan jarak antara titik jepit rol
penyuap dengan ujung pemukul = a.
Serat yang dipukul oleh lengan pemukul tidaklah seluruhnya,
tetapi hanya bagian f – a, karena setelah ujung serat yang
terjepit oleh rol penyuap lepas, maka serat akan segera
terlemparkan akibat dari pukulan dari lengan pemukul.
Bila jumlah pukulan per inch =
1 · n
z
, maka untuk bagian serat sepanjang f – a inch, akan
mendapat pukulan sebanyak f – a .
1 · n
z
Bila jumlah pukulan per serat dinyatakan dengan P, maka :
P = f – a ·
1 · n
z
P = jumlah pukulan per serat f = panjang serat dalam
inch a = jarak antara titik jepit rol
penyuap dengan ujung pemukul dalam inch
z = jumlah lengan pemukul n = putaran pemukul per
menit 1 = kecepatan penyuapan
per menit dalam inch
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 5.37 Bagian Penyuapan Mesin
Scutcher Keterangan :
1. Apron penyuapan
2. Gumpalan kapas
3. Pedal 4. Rol
penyuap 5. Pemukul
Beater 6. Batang saringan Grid Bars
7. Silinder penampung
screen Contoh :
Kapas yang diolah di mesin Scutcher mempunyai panjang
staple f = 1
8 3
inch. Jarak antara titik jepit rol penyuap
dengan ujung pemukul a = 0,6 inch.
Kecepatan penyuapan oleh rol penyuap per menit 1 = 60 inch.
Putaran pemukul per menit n = 900.
Jumlah lengan pemukul z = 3. Maka jumlah pukulan per serat
P dapat dihitung sebagai berikut :
P = f – a ·
1 · n
z
24 = 1,375 – a ·
60 900
· 3
24 = 1,375 – a · 45
a =
45 24
375 ,
1 45
− x
= 1,37 inch
5.12.8.4 Pemisahan Kotoran di Mesin Scutcher