241
Traveller 11 dibuat dari baja dan bentuknya seperti huruf C,
fungsinya sebagai pengantar benang.
5.19.3.3 Ring
Gambar 5.185 Ring Ring 12 dibuat dari baja dan
dipasang pada Ring Rail, dimana traveller ditempatkan
5.19.3.4 Spindel
Gambar 5.186 Spindel
Spindel 13 dbuat dari baja dimana bobin ditempatkan
dipasang.
5.19.3.5 Pengontrol Baloning Antinode
Ring
Gambar 5.187 Pengontrol Baloning
Antinode Ring Pengontrol baloning antinode
ring 9 dibuat dari kawat baja yang melingkari spindel,
gunanya untuk menjaga agar baloning tidak teralu besar.
5.19.3.6 Penyekat separator
Gambar 5.188 Penyekat Separator
Penyikat separator 10 dibuat dari besi pelat, atau aluminium
yang tipis, dan dipasang diantara spindel yang satu
terhadap spindel yang lain dan gunanya untuk membatasi
baloning tidak saling terkena satu sama lain, sehingga dapat
mengakibatkan benang putus.
Di unduh dari : Bukupaket.com
242
5.19.3.7 Tin Roll
Gambar 5.189 Tin Roll Tin rol 14 suatu silinder besi
sebagai poros utama mesin ring spinning, dan juga untuk
memutarkan spindel dengan perantaraan pita spindel tape
yang ditegangkan oleh peregang jocky pulley.
5.19.3.8 Proses Pengantihan
Twisting
Yang dimaksud proses pengantihan ialah penyusunan
serat-serat yang akan dibuat benang agar menempati
kedudukan seperti spiral sedemikian sehingga serat-
serat tersebut saling mengikat dan menampung serat-serat
yang masih terlepas satu sama lainnya yang dalam bentuk pita
menjadi suatu massa yang kompak sehingga memberikan
kekuatan pada benang yang dibentuknya.
Pemberian antihan ini pada prinsipnya dilakukan dengan
memutar satu ujung dari untaian serat, sedang ujung yang
lainnya tetap diam. Pada proses pemintalan pemberian antihan
dilakukan oleh spindel dan traveller sebagai pemutar ujung
untaian serat yang keluar dari rol peregang depan, sedangkan
ujung yang lainnya tetap dipegang atau dijepit oleh rol
peregang depan. Banyaknya antihan yang
diberikan pada benang tergantung kepada
perbandingan banyaknya putaran dari mata pintal dengan
panjangnya benang yang dikeluarkan dari rol depan untuk
waktu yang sama. Banyaknya antihan yang
diberikan pada benang dirumuskan sebagai berikut :
TPI = C x
1
Ne
Dimana : TPI = Twist per inch
C = konstanta antihan atau
twist multiplier Ne
1
= nomor dari benang untuk sistem tidak
langsung Hubungan antihan dengan
nomor benang seperti yang dirumuskan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut : Apabila suatu untaian dari serat-
serat diputar mengelilingi sumbu panjangnya, maka serat-serat
komponennya dapat dianggap akan menempati kedudukan
sebagai spiral sempurna atau tidak sempurna. Bentuk spiral
yang tidak sempurna tergantung kepada kesamaan uniformity
serta keteraturan regularity dari susunan serat-serat pada
Di unduh dari : Bukupaket.com
243
untaian serat yang akan diberi twist tersebut.
Apabila untaian tersebut akan mengalami tegangan dan
perpanjangan stretching, seperti halnya kalau suatu per
ditarik, sepanjang tidak terjadi pergeseran atau slip antara
serat. Apabila tegangan ini menyebabkan adanya
perpanjangan atau mulur, maka serat-serat yang menempati
kedudukan yang paling luar akan mendesak kedalam,
sehingga mengakibatkan penampang dari untaian serat
tersebut akan menciutmengecil. Hal yang demikian berarti
bahwa akibat dari adanya reaksi dari tarikan tersebut, maka
timbul gaya menekan kearah titik pusat untaian tersebut, yang
cenderung untuk mendorong serat-serat individu makin
berdekatan dan berkelompok menjadi satu dan bersamaan
dengan ini akan meningkatkan gesekan antar serat atau daya
kohesinya daya lekatnya. Dengan demikian maka
sebenarnya timbul dua macam gaya sebagai akibat adanya
tarikan tersebut, masing-masing ialah gaya yang cenderung
untuk memisahkan serat-serat dan satunya lagi ialah gaya-
gaya yang cenderung untuk mengikat serat-serat menjadi
satu. Resultante dari gaya-gaya ini tergantung dari besarnya
sudut dari spiralnya. Apabila jumlah putaran per
satuan panjang sedikit, maka sudut spiralnya kecil. Dalam hal
yang sedemikian, serat-serat mudah tergeser satu dengan
yang lainnya dan untaian serat- serat tersebut akan putus,
apabila tarikan yang dikenakan cukup besar.
Sebaliknya apabila putaran yang diberikan pada untaian
serat persatuan panjangnya diperbanyak, maka sudut
putarannya spiralnya akan membesar, demikian pula
tekanan kedalam pada serat- serat akan meningkat dan
gesekan antara serat makin kuat. Hal ini akan mengurangi
atau menghentikan pergeseran- pergeseran antara serat,
sehingga kekuatan benangnya dapat ditingkatkan sampai
mencapai titik kekuatan maksimumnya titik kritis.
Apabila banyaknya putaran ditambah lagi melebihi titik
kritisnya, maka serat-seratnya akan harus mulur lebih banyak
karena adanya tegangan tersebut, dan kalau batas
mulurnya dilampaui, maka serat akan putus dan mengakibatkan
benangnya putus pula. Andaikata serat-seratnya belum
putus, tetapi serat-serat tersebut sebenarnya telah mengalami
tegangan yang cukup berat, sehingga sisa kekuatan yang
masih ada pada serat akan digunakan untuk mengatasi
beban dari luar, dan sisa kekuatan ini akan berkurang.
Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Di unduh dari : Bukupaket.com
244
Gambar 5.190 Hubungan antara TPI dan
Kekuatan Benang Jadi, banyaknya antihan yang
harus diberikan pada benang merupakan masalah yang harus
kita pertimbangkan, baik ditinjau dari segi teknis operasionil
maupun ekonomi.
• Arah Antihan
Arah antihan pada benang ada dua macam tergantung dari
arah putaran spindelnya. Kedua arah antihan tersebut disebut
arah Z kanan atau S kiri, seperti terlihat pada gambar
5.191.
Gambar 5.191 Arah Antihan
5.19.3.9 Proses Penggulungan