Serat yang sudah didiamkan selama ± 24 jam diangkut ke
ruang Blowing dan disusun disekeliling mesin Loftex
Changer. Kemudian dari masing-masing
bal diambil segumpal demi segumpal dengan tangan dan
disuapkan diatas lattice penyuap.
Pengambilan kapas diatur sedemikian rupa sehingga
dapat habis dalam waktu yang bersamaan. Adapun maksud
dan tujuan pembukaan ini adalah :
-
Membantu pembukaan
kapas -
Menghindari kemungkinan adanya potongan-potongan
besi, mur atau baut terbawa serat masuk ke mesin.
- Melakukan pencampuran
serat dari beberapa bal yang tersedia.
Gumpalan serat terus masuk kedalam mesin-mesin Blowing
dan keluar berupa lap sebagai hasil akhir mesin scutcher.
Tujuan proses di mesin Blowing adalah :
• Membuka gumpalan-gumpa lan serat hingga menjadi
gumpalan yang lebih kecil terurai.
• Membersihkan kotoran-koto ran yang terdapat pada se
rat sewaktu serat mengalami proses pembukaan.
• Mencampur serat yang berasal dari beberapa serat
yang disuapkan. • Membuat lap yang rata
sebagai hasil akhir pengerjaan serat pada unit
mesin-mesin Blowing. Agar tujuan tersebut dapat
tercapai, perlu diadakan penyetelan-penyetelan yang
teliti pada mesin-mesin Blowing, sesuai mutu serat yang
diproses. Dibawah ini mesin-mesin
Blowing model baru, antara lain :
5.12.1 Mesin Loftex Charger
Gambar 5.19 Skema Mesin Loftex Charger
Keterangan : 1. lembaran
kapas 2. lattice
3. pawl penyuap feed pawl Rachet
4. eksentrik modulator regulator
5.12.1.1 Proses
di Mesin
Loftex Charger
Mesin ini merupakan peralatan penyuap lembaran-lembaran
Di unduh dari : Bukupaket.com
serat kapas 1, yang akan diteruskan ke mesin Hopper.
Pada peralatan ini terdapat tiga sekatan, sehingga dapat
digunakan untuk menempatkan empat lembaran serat kapas
bersama-sama. Biasanya sekatan ini diisi dengan
lembaran-lembaran serat kapas yang berasal dari empat bal
serat. Lattice 2 pada mesin ini
digerakkan oleh peralatan penggerak yang sederhana
dengan kecepatan yang dapat diubah-ubah, sehingga dapat
memeriksa dengan teliti jumlah kapas yang terdapat pada
mesin Hopper. Dengan demikian diperoleh penyuapan
yang rata. 5.12.2 Mesin Hopper Feeder
Gambar 5.20 Skema Mesin Hopper Feeder
Keterangan : 1. Gumpalan kapas
2. Pelat penahan 3. Apronlattice
5.12.2.1 Proses di Mesin
Hopper Feeder Gumpalan serat yang berasal
dari mesin Loftex Charger jatuh pada lattice 3 dan diteruskan
ke depan. Mesin ini sama dengan Loftex Charger yang
merupakan peralatan penyuapan ke mesin berikutnya.
5.12.2.2 Mesin Hopper Feeder
Cleaner
Gambar 5.21 Skema Mesin Hopper Feeder
Cleaner Keterangan :
1. Sisir kapas 2. Apron berpaku spike lattice
3. Rol pengambil 5.12.2.3 Proses di Mesin
Hopper Feeder Cleaner
Mesin ini masih sama dengan mesin Loftex Charger, yaitu
merupakan peralatan penyuapan ke mesin berikutnya.
Kapas dibawa ke atas oleh apron berpaku 2 dan diratakan
Di unduh dari : Bukupaket.com
oleh sisir perata 1. Jarak antara sisir perata 1 dengan
apron berpaku 2 diatur sedemikian rupa sehingga
hanya gumpalan kapas yang masih besar, akan jatuh ke
bawah
oleh pukulan
sisir perata 1.
Gumpalan-gumpalan kapas yang jatuh tersebut akan
mengalami proses seperti di atas berulang kali sampai
gumpalan menjadi kecil, sehingga dapat lewat melalui
jarak antara sisir perata 1 dengan apron berpaku 2.
Kemudian kapas dipukul oleh rol pengambil 3 dan jatuh pada
mesin Pre Opener Cleaner. Rol pengambil 3 berbentuk silinder
dan dapat digunakan untuk mengolah serat kapas atau
serat buatan. 5.12.2.4 Gerakan antara
Permukaan Berpaku
Gerakan-gerakan ini dijumpai pada mesin-mesin pencabik bal
kapas Hopper Bale Breaker, pembuka bal kapas Hopper
Bale Opener dan mesin penyuap Hopper Feeder.
Prinsip bekerjanya mesin-mesin tersebut pada hakekatnya
sama, hanya berbeda dalam hal ukuran paku-paku pada lattice
dan Rol perata. Apabila jarak Rol perata
terhadap lattice makin dekat, maka gumpalan-gumpalan
kapas yang lewat diantaranya makin kecil.
Dengan demikian tingkat pembukaan kapas dapat diatur
oleh pengaturan jarak tersebut. Makin dekat penyetelan
jaraknya, makin terbuka kapasnya, tetapi produksi per
satuan waktu makin rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar kapas akan dipukul dan kembali jatuh. Akibat
dikembalikannya sebagian dari gumpalan kapas tersebut, maka
terjadi proses pencampuran yang lebih baik.
Untuk mendapatkan tingkat pembukaan yang baik tanpa
mengurangi jumlah produksi, dapat ditempuh dengan cara
mempercepat putaran lattice. Mengenai kecepatan lattice ini
tidak ada pedoman tertentu, yang pokok adalah jarak antara
lattice dan Rol peratanya.
Gambar 5.22 Alur Gerakan antara Permukaan
Berpaku
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pada dasarnya harus dijaga supaya settingnya diusahakan
sedekat mungkin, hanya saja perlu diperhatikan bahwa makin
dekat settingnya kemungkinan timbul bahaya kebakaran makin
besar. Apabila kecepatan perata dan pemukul tidak sebanding
peningkatannya, maka gumpalan-gumpalan kapas
besar yang relatif belum terbuka dapat lewat diantaranya
meskipun settingnya sudah dekat. Hal ini dapat dijalankan
sebagai berikut : Pada gambar 5.22 diatas
misalkan kecepatan permukaan lattice berpaku dari suatu
pembuka kapas 6.000 cmmenit dan kecepatan putaran rol
perata 250 rpm, sedangkan jumlah paku pada rol perata ada
4, maka setiap menit akan ada paku sebanyak 4 x 250 = 1.000
buah lewat titik R. Kecepatan permukaan lattice antara titik P
dan Q ialah 6.000 cmmenit, tetapi antara titik Q dan S
kecepatan ujung-ujung pakunya ± 9.000 cmmenit karena
adanya perubahan arah paku yang menyebabkan jarak antar
ujung-ujung paku bertambah besar. Kalau semula jarak antar
ujung paku antara titik P dan Q sama dengan 1,25 cm, maka
antara titik Q dan S menurut perhitungan, jarak tersebut
menjadi
5 ,
12 20
x 11,25 cm = 18 cm. Apabila kecepatan ujung-
ujung paku antara titik Q dan S dibagi dengan jumlah paku rol
perata yang lewat di titik R jumlah pukulan paku per menit
akan didapat hasil :
000 .
1 000
. 9
= 9 cmpaku Rol perata Ini berarti bahwa untuk setiap
kali paku rol perata melewati titik R, maka ujung-ujung paku
pada lattice antara titik Q dan S bergerak sejauh 9 cm. Jadi
setiap paku pada lattice akan
mengalami
9 18
= 2 kali pukulan oleh paku Rol perata.
Tempat kedudukan pukulan tersebut tidak tepat pada titik R,
dimana setting antar ujung- ujung paku pada posisi paling
dekat, sehingga terjadi dua kali pemukulan. Apabila kecepatan
lattice ditingkatkan dua kali tanpa mempercepat kecepatan
rol perata, gumpalan-gumpalan yang besar kapas akan
diteruskan melewatinya, sebab perata hanya mempunyai
kesempatan memukul sekali saja.
Usaha-usaha untuk memperbaiki pembukaan tanpa
mempengaruhi jumlah produksi tidak dapat dicapai hanya
dengan mempercepat lattice.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mesin Pre Opener Cleaner
Gambar 5.23 Skema Mesin Pre Opener Cleaner
Keterangan : 1. Penggerak driver
2. Penahan baffles 3. Silinder pemukul berpaku
4. Pelat pembersih 5. Batang saringan gridbars
6. Peghisap breather 7. Saluran pneumatic
pneumatic line 8. Pelat
penahan hisapan
air gap dis
5.12.2.5 Proses di Pre Opener Cleaner