Pengembangan Langkah-langkah Usulan Program Katekese

3. Pengembangan Langkah-langkah

a Pembukaan 1 Pengantar Para bruder yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita patut bersyukur atas kasih Tuhan yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita sehingga kita semua dapat berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat. Mengikuti Yesus berarti mengikuti kemiskinan- Nya. Yesus telah melepaskan segalanya bahkan kemulian-Nya demi manusia. Maka sebagaimana Fransiskus dari Assisi mengikuti Kristus dan hidup dalam kemiskinan, pertobatan, kemurnian, serta ketaatan demikian juga halnya dengan kita sebagai Bruder Maria Tak Bernoda MTB ingin menyelaraskan hidup kita, seperti hidup Yesus Kristus yang rela berbagi dengan semua orang, terutama bagi mereka yang lemah miskin, tersingkir dan difabel. Dalam hidup sehari-hari kita harus mampu untuk meneladani sikap serta meniru cara hidup Yesus tersebut. Dengan demikian kita akan menjadi murid-murid Yesus yang setia dalam mengikuti kemiskinan-Nya dengan melepaskan segala ke egoisan, nafsu, keinginan dan keserakahan kita akan harta benda yang menjauhkan kita dengan hidup Yesus. 2 Lagu Pembukaan “Ambillah Ya Tuhan” Madah Bakti no 247. Teks terlampir 3 Doa Pembukaan Allah Bapa sumber segala kehidupan, kami bersyukur dan berterima kasih atas penyertaan serta rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Engkau telah mengumpulkan kami sebagai satu ikatan orang-orang yang terpanggil untuk mengikuti putra-Mu Yesus Kristus yang miskin, dan rela melepaskan segalanya bahkan kemulian-Nya, demi umat manusia. Dalam pertemuan ini, kami akan bersama-sama saling memperkaya diri dengan berbagi pengalaman iman, dalam mengikuti Yesus Kristus yang miskin dengan teladan St. Fransisikus dari Assisi. Kami mohon penyertaan-Mu ia Tuhan agar kami semakin menyadari tugas perutusan kami dengan melibatkan diri agar mau bersikap solider terhadap kaum papa dan miskin. Demi Kristus Tuhan dan juru selamat kami kini dan sepanjang segala masa. Amin. b Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta 1 Peserta diajak untuk membaca Anggaran Dasar pasal 9 “Hidup Rasuli” Art 29 dan Konstitusi pasal 4 “Hidup Dalam Persekutuan Harta” Art 53. Peserta dibagi 4 atau 5 orang dalam satu kelompok. Pendamping membagikan teks dan meminta peserta membacanya terlebih dahulu. Teks terlampir 2 Pendamping meminta salah satu dari peserta untuk mensharingkan dengan singkat isi pokok dari Anggaran Dasar dan Konstitusi yang telah mereka baca. 3 Inti sari dari Anggaran Dasar pasal 9 “Hidup Rasuli” Art 29 dan Konstitusi pasal 4 “Hidup Dalam Persekutuan Harta”. Art 53 Ingin mengajak para bruder untuk mengasihi serta mencintai Tuhan dan sesama terutama mereka yang kurang beruntung hidupnya, dengan segenap akal budi dan hati. Sebab Tuhan telah memilih dan mengutus kita untuk mewartakan sabda-Nya melalui perkataan dan perbuatan kepada semua orang, terutama mereka yang miskin. Selain itu juga para bruder diajak untuk berhati-hati tentang kepemilikkan harta benda, jangan mereka menyimpan harta benda yang mereka peroleh hanya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi segala harta benda yang mereka peroleh entah berupa barang, uang dan lain sebagainya, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI haruslah mereka serahkan terlebih dahulu kepada kongregasi melalui pemimpin komunitas. 4 Pengungkapan pengalaman: Peserta diajak untuk mensharingkan pengalaman imannya dengan panduan pertayaan sebagai berikut: a Apakah hubungan “Mengikuti Yesus yang miskin dengan teladan Santo Fransisikus dari Assisi”. dengan Konstitusi pasal 4 hidup dalam persekutuan harta art 53, mau mengatakan, mengikuti Yesus yang miskin seperti apa bagi panggilan karya dan pelayanan hidup bruder? b Apa tantangan, hambatan atau godaan yang para bruder rasakan dalam mengikuti kemiskinan Yesus dengan teladan St. Fransiskus? c Arah rangkuman Para bruder yang terkasih dalam Kristus. Dalam Anggaran Dasar dan Konstitusi yang telah kita bahas bersama-sama tadi. Kita semua sebagai Bruder MTB diajak untuk mengasihi serta mencintai Tuhan dan sesama terutama mereka yang kurang beruntung hidupnya, dengan segenap akal budi dan kemampuan kita. Sebab Tuhan telah memilih dan mengutus kita untuk mewartakan sabda-Nya melalui perkataan dan perbuatan kita kepada semua orang, terutama mereka yang lemah dan miskin. Selain itu kita juga dituntut untuk berhati-hati, dalam menggunakan harta benda. Jangan sampai kita menyimpan uang, barang, harta benda yang kita peroleh entah dari hasil kita mengajar di Sekolah, memberi rekoleksi dan memimpin ibadat, hanya untuk diri kita sendiri saja. Akan tetapi segala harta benda yang kita peroleh entah dengan cara apa pun haruslah kita serahkan terlebih dahulu kepada kongregasi melalui pemimpin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komunitas. Setelah itu kalau kita memang perlu dan membutuhkannya, kita dapat meminta kembali. Di sinilah bentuk penghayatan kaul kemiskinan dan kerendahan hati kita sebagai pengikut Yesus yang miskin dengan teladan St. Fransiskus. c Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta Refleksi kritis 1 Pendamping mengajak peserta untuk merefleksikan pengalaman hidup yang telah diungkapkan dalam langkah I, dengan panduan pertanyaan: a Bagaimana caranya para bruder mewujudnyatakan tindakan iman dalam kemiskinan Kristus menurut teladan St. Fransiskus? b Mengapa para bruder mau melakukannya? 2 Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan rangkuman singkat misalnya: Para bruder yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam Konstitusi yang telah kita dalami secara bersama-sama dengan panduan dua pertayaan di atas tadi. Kita sebagai Bruder MTB diajak untuk mengasihi serta mencintai Tuhan dan sesama terutama mereka yang kurang beruntung hidupnya, dengan segenap akal budi dan kemampuan kita. Sebab Tuhan telah memilih dan mengutus kita untuk mewartakan sabda-Nya melalui perkataan dan perbuatan kita kepada semua orang. Terutama mereka yang miskin, lemah tersingkir dan difabel. Dalam menggunakan harta benda kongregasi, entah berupa: Mobil, motor, uang dan lain sebagainya. Di sini kita dituntut untuk bersikap jujur dan terbuka. Janganlah kita menggunakan semuanya itu, hanya demi kesenangan dan kepentingan kita sendiri, akan tetapi sebaliknya kita gunakan demi kepentingan bersama untuk membantu orang lain. Kita mau melakukan semuanya ini, karena kita berpengharapan akan Tuhan sumber kehidupan, demi kebahagiaan sesama. d Langkah III : Menggali Pengalaman iman Kristiani 1 Salah satu seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikop dari Kitab Suci Injil Matius 19:16-26 terlampir 2 Peserta diberi kesempatan untuk hening sejenak sambil merenungkan secara pribadi dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan panduan pertayaan sebagai berikut: a Ayat-ayat manakah dari Kitab Suci tersebut, yang mengesankan bagi para bruder berkaitan dengan kemiskinan Kristus menurut teladan St. Fransiskus? Mengapa ayat tersebut mengesankan? b Manakah pesan inti yang mau disampaikan oleh Mat. 19:16-26 sehubungan dengan mengikuti Yesus yang miskin dengan teladan St. Fransiskus ? 3 Peserta diajak untuk mencari, menemukan dan mengungkapkan pesan dari perikop Injil Mat. 19:16-26. Sehubungan dengan 2 dua pertayaan di atas. 4 Pendamping memberikan interpretasitafsiran dari perikop Injil Matius 19:16-26 Para bruder yang terkasih, dalam Injil Matius 19:16-26, kita semua diingatkan bahwa kekayaan sebagai kemungkinan halangan untuk menjadi sempurna sebagai murid dan pengikut Yesus, muncul dalam cerita perjumpaan Yesus dengan seorang anak muda yang kaya. Dalam ayat 16-19 ketika ditanya mengenai apa yang diperlukan supaya mempunyai hidup yang kekal, Yesus mengundang anak muda itu, jika engkau hendak sempurna masuk ke dalam hidup kekal dengan melakukan kesepuluh perintah Allah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan perintah untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri. Ayat 20-22 ia menjawab bahwa ia sudah melaksanakan perintah-perintah itu, Yesus menyuruh pemuda itu untuk membagikan hartanya kepada orang-orang miskin dan mengambil bagian dalam ketidakpastian yang menjadi ciri kehidupan Yesus dan para pengikut-Nya. Anak muda tersebut, tidak sanggup untuk menerima ajakan Yesus. Ayat 23-26 Yesus mengatakan sukar bagi orang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Tetapi tidak juga sepraktis seperti kiasan seekor unta masuk melalui lubang jarum. Para murid heran, dan muncul pengandaian dari mereka bahwa kekayaan adalah tanda dari perkenanan Allah. Yesus mengajarkan bahwa tidak seorang pun dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga disebabkan oleh kekayaan sendiri, Kerajaan Sorga adalah anugerah dari Allah. e Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit: a Pengantar Pendamping mengawali langkah ini dengan merangkum seluruh isi dan proses yang berlangsung selama pertemuan dan menghubungkan dengan tema dan tujuan katekese ini, sebagai berikut: Para bruder yang terkasih, dalam Injil Mat. 19:16-26, kita semua diingatkan bahwa kekayaan sebagai kemungkinan halangan untuk menjadi sempurna sebagai pengikut Yesus, dalam cerita perjumpaan Yesus dengan seorang pemuda yang kaya. Sebagai pengikut Kristus dengan teladan St. Fransiskus, kita semua diingatkan bahwa kekayaan, kedudukan, kesombongan dan keserakahan kemungkinan halangan untuk menjadi sempurna sebagai pengikut Yesus. Dalam Anggaran Dasar dan Konstitusi kita sebagai Bruder MTB diajak untuk mencintai Tuhan dan sesama terutama mereka yang kurang beruntung hidupnya, dengan segenap akal budi dan kemampuan kita. Sebab Tuhan telah memilih dan mengutus kita untuk mewartakan sabda-Nya melalui perkataan dan perbuatan kepada sesama, terutama kepada mereka yang miskin, lemah tersingkir dan difabel. b Sebagai bahan refleksi agar kita semakin mampu untuk menjadi pengikut Yesus dengan teladan St. Fransiskus dari Assisi. Dalam kehidupan kita sehari-hari secara kongkret di tengah-tengah masyarakat yang miskin serta mereka yang membutuhkan kehadiran kita. Marilah kita hening sejenak. Diiringi dengan musik instrument “Ku tahu Tahun”, dengan merenungkan pertayaan-pertayaan berikut ini secara pribadi. 1 Apakah arti mengikuti kemiskinan Kristus dengan teladan St. Fransisku bagi tugas pelayanan dan hidup panggilan para bruder? Mengapa hal tersebut perlu diwujudnyatakan dalam hidup beriman? 2 Apakah dalam tugas dan pelayanan, para bruder sudah bersemangat miskin? Bagaimana cara menghayatinya semangat kemiskinan tersebut? c Kemudian para bruder diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang telah mereka renungkan berdasarkan panduan pertayaan di atas, setelah itu pendamping memberikan rangkuman berdasarkan sharing para bruder. d Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta: Para bruder yang terkasih, dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Mengikuti Yesus dengan teladan Santo Fransiskus dari Assisi berarti kita harus berani untuk hidup miskin dengan jalan pelepasan terhadap harta milik guna membantu sesama terutama mereka yang miskin. Yesus mengundang kita, jika kita hendak sempurna dan masuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ke dalam kerajaan surga sebagai Bruder Maria Tak Bernoda, kita harus rela melepaskan dan meninggalkan harta milik kita dan memberikannya kepada orang yang membutuhkannya. Sebagaimana Fransiskus dari Assisi mengikuti Kristus dan hidup dalam kemiskinan, pertobatan, kemurnian, serta ketaatan demikian juga halnya dengan kita sebagai Bruder MTB diajak untuk menyelaraskan hidup kita, seperti hidup Yesus Kristus yang rela berbagi dengan semua orang, terutama bagi mereka yang lemah miskin, tersingkir dan difabel. Semoga melalui pertemuan ini, kita sebagai Bruder MTB semakin gembira dan tetap setia menyerahkan seluruh hidup panggilan kita untuk mengikuti Yesus Kristus dengan teladan Santo Fransiskus dari Assisi. Sebagai Bruder MTB kita diajak untuk mengasihi serta mencintai Tuhan dan sesama terutama mereka yang kurang beruntung hidupnya, dengan segenap akal budi dan kemampuan kita. Sebagai bentuk penghayatan kaul kemiskinan kita, kita harus hidup sederhana dan rela menyediakan diri untuk membantu orang lain. Tuhan telah memilih dan mengutus kita untuk mewartakan sabda-Nya kepada semua orang. Dalam menggunakan harta benda kongregasi, kita dituntut untuk bersikap terbuka dan berlaku jujur. Janganlah kita menggunakan semuanya itu, hanya demi kesenangan dan kepentingan kita sendiri, akan tetapi sebaliknya, kita gunakan demi kepentingan bersama guna membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f Langkah V : Mengusahakan suatu aksi konkret a Pengantar Para bruder yang terkasih, dengan pertemuan ini kita bersama-sama diajak untuk mewujudnyatakan iman kita melalui perkataan dan perbuatan secara konkret kepada mereka yang miskin. Sebagai pengikut Yesus Kristus dengan teladan St. Fransiskus, para bruder diajak serta diharapkan untuk siap sedia berkorban demi mencintai Tuhan dan sesama dengan segenap hati serta akal budi. Tuhan telah memilih dan mengutus para bruder untuk mewartakan sabda-Nya kepada semua orang, terutama mereka yang miskin. Dalam Injil Mat. 19:16-26, kita semua diingatkan bahwa kekayaan sebagai kemungkinan halangan untuk menjadi sempurna sebagai pengikut Yesus, seperti dalam cerita perjumpaan Yesus dengan seorang anak muda yang kaya. Para bruder harus sadar bahwa kekayaan, kedudukan, kesombongan dan keserakahan sebagai halangan untuk menjadi sempurna sebagai murid dan pengikut Yesus Kristus. Yesus mengundang kita, jika kita hendak sempurna dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga kita harus rela melepaskan dan meninggalkan harta milik kita, dan memberikannya kepada orang yang membutuhkan. Sebagaimana St. Fransiskus dari Assisi yang mengikuti Kristus dan hidup dalam kemiskinan, pertobatan, kemurnian, serta ketaatan demikian juga para bruder yang menjadikan St. Fransiskus sebagai semangat dan spiritualitas hidup panggilan kita sebagai Bruder MTB. b Pendamping mengajak peserta untuk hening sejenak, guna memikirkan tindakan dan keterlibatan secara konkret baik pribadi, kelompok maupun secara bersama-sama yang dapat diusahakan, dengan panduan pertayaan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Nait dan aksi seperti apa yang hendak kita lakukan untuk mengikuti Yesus Kristus yang miskin. Sebagai bentuk sikap solider kita terhadap orang miskin? 2 Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan untuk mewujudnyatakan niat-niat kita baik niat pribadi mau pun niat bersama? c Pendamping mengajak peserta untuk memikirkan atau membicarakan niat-niat yang telah mereka pikirkan dan renungkan baik niat pribadi maupun niat bersama. Tindakan mana yang harus kita lakukan untuk membangun niat-niat secara konkret baik niat pribadi maupun niat bersama. Kalau sudah ada kesepakatan bersama untuk melakukannya, maka rencana tindakan tersebut, kita persembahkan dalam doa. d Niat-niat yang direncanakan untuk dilakukan dapat disharingkan dalam kelompok. Kemudian, pendamping mengajak peserta untuk membicarakan dan mendiskusikan secara bersama-sama guna menentukan niat kongkret mana yang akan diwujudnyatakan bersama dalam kehidupan sehari-hari. e Penutup 1. Suasana ibadat: Pendamping menempatkan salib dan lilin di depan. Setelah itu pendamping mengajak perserta untuk menyampaikan doa permohonan yang dimulai dari pendamping, setelah itu baru diteruskan oleh peserta. Seluruh doa permohonan disatukan dengan doa Bapa Kami. 2. Doa Penutup Allah Bapa sumber segala kehidupan, kami bersyukur dan berterima kasih atas segala rahmat dan kebaikan-Mu yang senantiasa Dikau limpahkan kepada kami. Kami bersyukur, karena Dikau telah menyertai perjalanan hidup panggilan kami dan setia mendampingi kami dalam pertemuan ini, untuk bersama-sama mendalami pengalaman iman kami dengan tema: “Mengikuti Yesus Kristus yang miskin dengan teladan Santo F ransiskus dari Assisi”. Melalui Anggaran Dasar pasal 9 “Hidup Rasuli”. Art 29 dan Konstitusi pasal 4 “Hidup Dalam Persekutuan Harta”. Art 53. Berkat kuasa kasih-Mu kami telah belajar dari pengalaman seorang pemuda yang kaya, dalam Injil Mat. 19:16-26. Dia tidak mudah untuk meninggalkan harta benda miliknya, untuk mengikuti Dikau. Kami mohon penyertaan-Mu ya Tuhan agar kami dimampukan untuk melepaskan segala harta milik kami, yang menghalangi kami untuk semakin dekat dengan-Mu, dalam menjalankan karya pelayanan dan tugas perutusan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin. 3. Lagu Penutup : “Persembahan Hidup” KE no: 131 Teks terlampir. BAB V PENUTUP Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi yang sudah penulis kerjakan mulai dari bab I sampai bab IV. Dengan adanya kesimpulan dan saran ini, kiranya sungguh dapat digunakan untuk membantu para pembaca yang budiman, terutama para Bruder Maria Tak Bernoda MTB dalam menghayati kaul kemiskinan serta melakukan karya perutusan dan pelayanan bagi semakin banyak orang terutama mereka yang miskin.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa penghayatan kaul kemiskinan dalam pelayanan dan persaudaraan para Bruder Maria Tak Bernoda MTB, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dianggap berguna bagi para anggota Bruder Maria Tak Bernoda MTB secara khusus di Indonesia. Dalam usaha guna meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan untuk melayani sesama terutama, orang-orang yang paling membutuhkan dan miskin. 1. Berdasarkan pengalaman, hidup bersama dengan para Bruder Maria Tak Bernoda MTB, penulis menemukan bahwa para Bruder MTB belum semuanya mampu untuk menghayati kaul kemiskinan sebagaimana mestinya. Hal ini tampak dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari yang terkadang menyimpang dari pola hidup miskin sebagaimana diatur dalam norma hidup bersama seturut semangat kemiskinan para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI