Katekese Umat Gambaran Umum Katekese

diharapkan pertumbuhan dalam iman serta pematangan hidup kristiani menuju kepenuhannya, secara konsekuen merupakan karya Roh Kudus, suatu karya yang hanya Ia dapat memulai dan memperkokoh dalam Gereja. Katekese adalah pewartaan sabda dan selalu berpusat pada sabda, namun juga selalu memerlukan lingkungan yang sesuai dan penyajian yang menarik, pemakaian simbol-simbol yang menyapa, penyisipan ke dalam proses pertumbuhan yang lebih luas dan integrasi semua dimensi pribadi dalam perjalanan untuk mendengar dan menanggapi sebagai komunitas. Dengan mengerti, memahami dan menghayati apa yang dimaksud dengan katekese, para Bruder Maria Tak Bernoda MTB, terbantu untuk menghayati kaul kemiskinan dalam melakukan pelayanan dan persaudaraan dalam karya perutusan mereka kapan dan dimana pun.

2. Katekese Umat

Katekese umat mulai menjadi diskusi-diskusi hangat di antara para peserta yang terdiri dari utusan-utusan dari tiga puluh 30 Keuskupan yang ada di Indonesia saat itu, dalam Pertemuan Kateketik antara Keuskupan se Indonesia PKKI pada tahun 1977 di Wisma Samadhi Syalom Sindanglaya, Jawa Barat. Setalah mereka mendengar ceramah yang disampaikan oleh Rm. Setyakarjana dengan judul “Mencari arah katekese dalam Gereja yang berkembang di Indonesia” dan masukan dari Rm. Hardawiryana dengan ceramahnya yang berjudu l “Katekese dan Teologi” dan disusul dengan diskusi-diskusi di antara para peserta akhirnya mereka mulai menemukan suatu gagasan atau bentuk katekese yang melibatkan seluruh umat. “Katekese oleh umat, dari umat dan untuk umat”. Katekese model ini, melibatkan seluruh umat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan bertukar pengalaman iman atau komunikasi iman dalam suatu kelompok umat. Itulah sebenarnya hakikat dari suatu Gereja. Lalu 2007:13 mengatakan bahwa “Katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai sikap saling menghargai dan saling mendengarkan. Proses terencana ini berjalan terus menerus”. Katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman penghayatan iman antara jemaatkelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara makin sempurna. Dalam Katekese Umat tekenan terutama diletakan pada penghayatan iman meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengadaikan adanya perancanaan Lalu, 2007:12. Seorang pembina katekese umat, perlu mendapatkan pembinaan keterampilan dengan tidak melupakan pembinaan kepribadian dan peningkatkan pengetahuan. Pembinaan keterampilan yang dimaksudkan lebih merupakan kepekaan dari seluruh pribadi seseorang terhadap apa saja termasuk situasi konkret, kebutuhan dan visi kristianinya. Ada pun kemampuanketerampilan yang harus dimiliki oleh seorang pembina katekese umat antara lain: kemampuanketerampilan berkomunikasi dan berefleksi. Seorang pembina katekese umat harus mampu untuk berkomunikasi dan berelasi sehingga mampu mengumpulkan, menyatukan dan mengarahakan kelompok sampai pada suatu tindakan nyata. Keterampilan mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan, menciptakan suasana yang memudahkan peserta untuk mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain. Komunikasi yang dikembangkan dalam katekese umat hendaknya menjadi komunikasi iman. Komunikasi iman bukan hanya sekedar informasi, melainkan suatu kesaksian iman. Pembina katekese umat adalah seorang yang menyadari dan mampu memberi kesaksian tentang pengalaman imannya. Maka secara praktis pembina katekese umat dilatih untuk mampu terampil menemukan nilai-nilai manusaiwi dalam pengalaman hidup sehari-hari, menemukan nilai-nilai Kristiani dalam Kitab Suci, ajaran Gereja dan tradisi Kristiani lainnya. Serta memadukan nilai-nilai Kristiani dengan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari.

3. Tujuan dan tugas Katekese