2. Mengikuti Yesus Kristus yang miskin dengan teladan Santo Fransiskus dari
Assisi.
Marpaung 2008:61 mengatakan bahwa “Bagi Fransiskus, tak perlu bagaimana kemiskinan  dapat  dirumuskan.  Kalau  ditanya  apa  itu  kemiskinan,  maka  ia  akan
menjawab: “Itulah kemiskinan, Tuhan kita Yesus Kristus. Untuk Fransiskus, miskin berarti  menghidupi  kemiskinan  Tuhan  Yesus  Kristus.  Kepada  para  saudaranya,
F ransiskus mengatakan bahwa “Putra Allah lebih mulia dari semua orang, tetapi Ia
telah  membuat  diri- Nya  menjadi  miskin  di  dunia  ini  untuk  semua  orang  juga”.
Karena cinta-Nya kepada semua orang Dia telah memilih kemiskinan. Jadi Fransiskus dari  Assisi  pertama-tama  melihat  kemiskinan  lahiriah  Kristus,  kemiskinan  Dia  yang
hidup  miskin  di  dunia  ini.  Mengenai  kemiskinan  Kristus  ini,  Fransiskus  dari  Assisi selalu ingat akan sabda Injil: Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang
dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan  kepala-
Nya”  Mat.  8:20.  Dalam  Anggaran  Dasar  peraturan  hidup  para Bruder Maria Tak Bernoda MTB, 1999: Art. 29 dikatakan bahwa:
Saudara-saudari  hendaknya  mengasihi  Tuhan  dengan  segenap  hati,  dengan segenap  jiwa  dan  dengan  segenap  akal  budi  dan  segenap  kekuatan,  serta
mengasihi  sesamanya  seperti  dirinya  sendiri.  Hendaklah  mereka  meluhurkan Tuhan  dalam  perkerjaan  mereka,  sebab  untuk  itulah  Ia  mengutus  mereka  ke
seluruh  dunia,  yakni  untuk  menjadi  saksi  suara-Nya  dengan  perkataan  dan perbuatan  dan  untuk  memberitahukan  kepada  semua  orang,  bahwa  tak  ada
yang mahakuasa selain Dia.
Saudara semuanya haruslah berusaha mengikuti kerendahan hati dan kemiskinan Tuhan Yesus Kristus dan hendaklah mereka ingat, bahwa dari segalanya di dunia ini
tidak  ada  yang  perlu  mereka  miliki,  kecuali  seperti  kata  Rasul  Paulus  “Asal  ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
makanan  dan  pakaian,  cukuplah”  1  Tim  6:8.  Mereka  harus  bersukacita,  apabila mereka  hidup  di  tengah  orang-orangrakyat  jelata  dan  dipandang  hina,  orang  yang
miskin  dan lemah, orang sakit dan orang kusta serta pengemis di  pinggir jalan. Bila perlu,  hendaknya  mereka  pergi  meminta  sedekah.  Janganlah  mereka  merasa  malu,
karena Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup dan yang mahakuasa, membuat wajah-Nya  bagaikan  batu  yang  terkeras  dan  tidak  merasa  malu.  Ia  menjadi  miskin
dan  penumpang  serta  hidup  dari  sedekah,  baik  Dia  sendiri  maupun  Santa  Perawan Maria,  bunda-Nya  serta  murid-murid-Nya.  Apabila  orang  menistakan  mereka  dan
tidak  memberikan  kepada  mereka,  maka  hendaklah  mereka  mengucapkan  syukur kepada  Tuhan,  sebab  dari  penistaan  itu  mereka  akan  mendapat  kehormatan  besar  di
depan pengadilan Tuhan kita Yesus Kristus. Anggaran Dasar Tanpa Bulla AngTBul. Leo Laba Ladjar, 2001: 162.
Saudara-saudari harus berusaha mengikuti kerendahan dan kemiskinan Tuhan Yesus  Kristus.  Dia  sekalipun  kaya  melampaui  segala-galanya,  memilih
kemiskinan di dunia ini, bersama Bunda-Nya, perawan yang amat berbahagia; dan Dia telah mengosongkan diri-Nya sendiri Conti, 2006:124.
Hidup  religius,  sebagai  pembaktian  seluruh  pribadi,  menampakan  di  dalam Gereja  perkawinan  yang  mengagumkan  yang  diadakan  oleh  Allah,  pertanda
dari  zaman yang  akan
datang.  Demikianlah  hendaknya  religius menyempurnakan  penyerahan  diri  seutuhnya  bagaikan  kurban  yang
dipersembahkan  kepada  Allah,  dengan  itu  seluruh  eksistensi  dirinya  jadi ibadat  yang  terus-menerus  kepada  Allah  dalam  cinta-kasih  KHK,  2016
Kan. 607 § 1:193.
Dasar  dan  cara  hidup  dalam  TarekatKongregasi  Bruder  Maria  Tak  Bernoda MTB ialah mengikuti hidup Santo Fransiskus dari Assisi yang mendasarkan seluruh
hidup dan karyanya hanya pada hidup Yesus Kristus sendiri. Sebagaimana Fransiskus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengikuti Kristus dan hidup dalam kemiskinan, pertobatan, kemurnian, serta ketaatan demikian juga halnya dengan para Bruder MTB ingin menyelaraskan hidup mereka,
seperti  hidup  Yesus  Kristus  yang  rela  berbagi  dengan  semua  orang,  terutama  bagi mereka yang lemah miskin, tersingkir dan difabel. Sebagi pengikut Santo Fransiskus
dari Assisi hendaknya para Bruder MTB dalam hidup dan karyanya berusaha dengan sekuat  tenaga  serta  dengan  daya  upaya  baik  dalam  kebersamaan  maupun  secara
pribadi  meneladani  sang  guru  Agung  yakni  Yesus  Kristus  yang  mereka  kenangkan dalam  perayaan  Ekaristi.  Suharya  20
11:65  mengatakan  “Dalam  Ekaristi,  orang yakin  bahwa  Allah  mendengarkan  mereka  dan  melalui  karya  Roh  Kudus  yang
menjadikan segala- galanya baru, Allah akan membarui bumi dan kerja manusia”.
Dalam menjalani tugas dan karyanya seharusnya para Bruder Maria Tak Bernoda MTB  siap  sedia  dipecah-pecah  dan  dibagi-bagikan  kepada  semua  orang  tanpa
memandang  latar  belakang  orang  tersebut,  baik  yang  miskin  maupun  yang  kaya seperti  roti  dan  anggur  yang  digunakan  dalam  perayaan  Ekaristi  yang  siap  sedia
dibagi-bagikan  kepada  semua  orang.  Roti  dan  anggur  yang  dipakai  dalam  perayaan Ekaristi  mengajak  orang  untuk  menyebarkan  kesadaran  dan  tindakan  yang
mengikutinya  akan  pentingnya  rasa  solidaritas  terhadap  kaum  papa  dan  miskin sebagai segi  yang amat penting dalam spiritualitas kristiani dan kemuridan kristiani.
Kerelaan  untuk  berbagi  dan  berbelarasa  dengan  saudari  dan  saudara  yang  miskin, lemah  dan  tersingkir  bagi  orang  yang  sungguh  menghayati  Ekarsiti.  “Ekaristi
mengajarkan  kepada  orang  bahwa  jalan  menuju  kehidupan  bukanlah  dengan mengorbankan  orang  lain  demi  kepentingan  atau  ambisi  pribadi,  tetapi  memberikan
hidup  dengan  bebas  dan  penuh  kasih  sebagai  kurban  hidup  bagi  Allah  dan  bagi kebaikan  sesama.  Dalam  diri  Yesus,  orang  juga  melihat  etika  anti  kekerasan.  Kasih
itu tidak pernah menjadikan orang lain sebagai kurban” Suharyo, 2011:72.
Aku berbuat demikian, karena di dunia ini aku sekali-kali tidak melihat Putra Allah  yang  Mahatinggi  itu  secara  jasmaniah,  selain  Tubuh  dan  Darah-Nya
yang  mahakudus,  yang  mereka  sambut  dan  yang  mereka  sendiri  boleh menghidangkannya  kepada  orang  lain.  Jika  aku  minta  dalam  Tuhan  kepada
semua  saudaraku  para  imam,  yang  sudah  dan  akan  atau  ingin  menjadi  imam Tuhan  yang  Mahatinggi,  agar  bila  mereka  itu  mau  mempersembahkan  misa,
hendaklah  mereka  itu  sendiri  murni,  dan  dengan  murni  serta  khidmat mempersembahkan  kurban  sejati  Tubuh  dan  Darah  mahakudus  Tuhan  kita
Yesus Kristus; dan dengan niat yang suci dan murni Iriarte, 1995:37.
Iriarte  1995:35  mengatakan  bahwa  “Misteri  suci”  Ekaristi  di  atas  segalanya dalam  pandangan  Fransiskus  dari  Assisi  adalah “menerima  tubuh  dan  darah  Tuhan
Yesus  Kristus”.  Komuni  suci  bukanlah  pertemuan  pribadi  jiwa  dengan  Kristus, melainkan  ikut  ambil  bagian  dalam  sengsara  yang  dikenangkan  dalam  perayaan
Ekaristi.  Dalam  Ekaristi  orang  merenungkan  kehadiran  sengsara,  wafat  dan kebangkitan Tuhan sebagai penebusan di dunia ini, yang terlaksana atas persembahan
diri- Nya di salib”. Ekaristi juga mengajarkan kepada setiap orang untuk menghadapi
dengan  tabah  kenangan-kenangan  yang  menyakitkan.  Sebab  dalam  kenangan  akan peristiwa atau pengalaman yang seperti apapun gelapnya, orang melihat karya Allah
yang  mengubah  malam  kelam  pengkhianatan  menjadi  merekahnya  perdamain. Ekaristi membuat orang berani menghadapi kegelapan masa lampau dengan harapan
yang  dilandaskan  pada  kemenangan  kasih  Allah  yang  nyata  dalam  diri  Yesus  yang wafat dan bangkit untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
Sengsara  dan  wafat  Yesus  dapat  membantu  setiap  orang  untuk  memberi makna  kepada  pengalaman  hidup  mereka  di  dunia  sekarang  ini.  Dunia  ini
menjadi penuh sengsara karena berbagai macam  pengkhianatan. Nafsu untuk semakin  berkuasa  dan  semakin  kaya  menciptakan  para  pengkhianat.  Orang
dengan  mudah  silau  oleh  janji-janji  palsu  dan  tidak  mampu  melihat  lagi bahwa  sesama  adalah  saudara  dan  sahabat.  Orang  lain  dengan  mudah  akan
dipandang sabagai saingan atau bahkan musuh yang harus disingkirkan. Lalu, sebagai  kurban  yang  disingkirkan,  ia  juga  digoda  untuk  membalas.  Namun,
kepuasan  sementara  yang  dihasilkan  oleh  pembalasan  dengan  cepat  akan membuat  hidup  semakin  pahit  dan  melahirkan  pengkhianatan  berikutnya.
Dalam  Perjamuan  Terakhir,  Yesus  mengubah  pengkhianatan  yang  Ia  alami menjadi  pemberian  diri  yang  membarui  kehidupan.  Ia  tidak  hanya
memberikan sesuatu, tetapi Tubuh dan Darah-Nya, seluruh hidup-Nya sendiri Suharyo, 2011:70.
Santo  Fransiskus dari Assisi  sangat  menaruh hormat terhadap perayaan Ekaristi imannya  terhadap  sakramen  imamat  dan  akan  kehadiran  ekaristi  Kristus  termasuk
karunia  yang  dianugerahkan  Allah  kepada  Fransiskus  sesudah  pertobatanya.  Hal  ini diakuinya dalam wasiatnya kepada para pengikutnya.
Karena  itu  aku  mohon  kepada  kamu  semua,  saudara-saudara,  dengan mencium kakimu dan dengan kasih  yang sebesar-besarnya, agar kamu sesuai
dengan  kemampuanmu,  menyatakan  segala  hormat  dan  khidmat  kepada Tubuh  dan  darah  Mahakudus  Tuhan  Yesus  Kristus;  di  dalam  Dia,  segala
sesuatu  yang  ada  di  surga    dan  di  bumi  diperdamaikan  dan  dipersatukan kembali dengan Allah yang Mahakuasa Iriarte, 1995:36.
3. Kemiskinan dalam perspektif menurut Anggaran Dasar Ordo Ketiga