Dengan  demikian  jelaslah  bagi  mereka,  para  pengikut  Santo  Fransiskus  dari Assisi  bahwa  seluruh  uraian  di  atas  ingin  mengajak  mereka  untuk  merenungkan,
mengerti,  memahami  serta  mempraktikannya  dalam  seluruh  tugas,  perkerjaan  dan karya  yang  mereka  lakukan.  Dalam  melakukan  semuanya  ini,  mereka  dapat
bercermin tentang kemiskinan Yesus Kristus dalam Injili. Hendaknya pola hidup para Bruder Maria Tak Bernoda MTB menepati Injil suci Tuhan Yesus Kristus, dengan
hidup  dalam  ketaatan,  dalam  kemiskinan  dan  kemurnian.  Para  Bruder  MTB  diajak untuk menepati kemiskinan dan kerendahan hati serta Injil suci Tuhan Yesus Kristus
yang  telah  mereka  janjikan  dengan  teguh  dalam  iman  katolik.  Hidup  Injil  adalah hidup  Yesus,  hidup  yang  sempurna,  kesempurnaan  Injil,  yang  hendak  dicapai  dan
dikejar. Injil adalah Sabda Yesus, yang adalah sabda Bapa, sabda Roh Kudus. Inilah sasaran  terakhir  yang  ingin  mereka  capai,  yakni  bersatu  dengan  Allah  Tritunggal
sebagai hidup yang terdalam, hidup yang ada selama-lamanya yakni hidup yang kekal abadi dalam kerajaan surga.
4. Kemiskinan dalam perspektif hidup Bruder Maria Tak Bernoda MTB
Para  saudara  Bruder  MTB  sebagai  pengikut  Santo  Fransiskus  dari  Assisi  pola hidup  mereka  adalah  menepati  Injil  suci  Tuhan  kita  Yesus  Kristus,  dengan  hidup
dalam  ketaatan,  kemiskinan  dan  kemurnian.  Untuk  lebih  jelasnya  pola  hidup  para Bruder  Maria  Tak  Bernoda  MTB  dalam  Kongregasi  sesuai  dengan  pedoman
sebagaimana telah diatur dalam Anggaran Dasar AD Pasal I. Art 1 dan 2 berkuit ini: Pola  hidup  saudara-saudari  Ordo  Ketiga  Regular  Santo  Fransiskus  ialah:
menepati  Injil  suci  Tuhan  kita  Yesus  Kristus,  dengan  hidup  dalam  ketaatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemiskinan  dan  kemurnian.  Sebagai  pengikut  Yesus  Kristus  menurut  teladan Fransiskus,  mereka  wajib  mengerjakan  hal-hal  yang  lebih  besar  dan  luhur
dengan  menepati  perintah  dan  nasihat  Tuhan  kita  Yesus  Kristus;  dan  mereka harus  mengingkari  diri  sebagaimana  mereka  masing-masing  telah  janjikan
kepada Allah Anggaran Dasar Bruder MTB, 1999: Art 1. Saudara-saudari  dari  Ordo  ini,  bersama  semua  orang  yang  mau  mengabdi
Tuhan  Allah  di  dalam  Gereja  yang  kudus,  katolik  dan  apostolik,  hendaknya bertekun  dalam  iman  dan  pertobatan  yang  sejati.  Mereka  mau  menghayati
pertobatan injili ini dalam semangat doa dan kemiskinan serta kerendahan hati. Dan hendaklah mereka menjauhkan diri dari segala kejahatan dan tekun dalam
yang baik hingga akhir; sebab Putra Allah sendiri akan datang dengan mulianya dan mengatakan kepada semua orang yang mengakui Dia dan menyembah serta
mengabdi kepada-Nya dalam pertobatan: Mari, hai kamu yang diberkati Bapa- Ku,  terimalah  kerajaan  yang  telah  disediakan  bagimu  sejak  awal  dunia
Anggaran Dasar Bruder MTB, 1999: Art 2.
Dari  uraian  di  atas  sangat  jelas  untuk  memberikan  gambaran  kepada  saya  dan juga  teman-teman  para  Bruder  Maria  Tak  Bernoda  MTB  yang  lainnya,  bahwa
Anggaran Dasar menentukan seluruh arah hidup karya dan tugas para Bruder MTB, sebagai  anggota  Ordo  Ketiga  Regular  Santo  Fransiskus  dari  Assisi.  “Demi  nama
Tuhan inilah Anggaran Dasar dan Cara Hidup Saudara-saudari Ordo Ketiga Regular Santo  Fransiskus”.  Demi  nama  Tuhan  menunjukan  bahwa  segala  sesuatunya
diarahkan  hanya  kepada  Tuhan  saja.  Kata-kata  ini  seperti  dalam  sumpah  atau  janji, yang  menyebutkan  nama  Tuhan  sebagai  jaminannya.  Anggaran  Dasar  dalam
Kongregasi Bruder MTB ingin menegaskan bahwa hanya kepada Tuhan sajalah cara hidup  para  Bruder  MTB  diarahkan.  Dengan  demikian  Tuhan  menjadi  pusat  dan
tujuan dari cara hidup para saudara Bruder MTB yang mengikuti Anggaran Dasar ini. Cara  hidup  menurut  Santo  Fransiskus  dari  Assisi  yang  tercermin  dalam
Anggaran  Dasar  itu  menjadi  nyata  dalam  uraiannya,  yang  memberikan  petunjuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa  cara  hidup  itu  tidak  lain  daripada:  menepati  Injil  suci  Tuhan  Yesus  Kristus dalam tugas dan karya yang para saudara Bruder Maria Tak Bernoda MTB lakukan
dengan hidup dalam ketaatan, kemiskinan dan kemurnian. Para saudara Bruder MTB dengan  seluruh  diri  serta  kemampuannya  mau  menepati  Injil  suci  Tuhan  Yesus
Kristus.  Berusaha  untuk  mau  hidup  sebagaimana  telah  dirintis  oleh  Yesus  Kristus sendiri. Caranya ialah mau hidup dalam ketaatan, dalam kemiskinan dan kemurnian.
Yesus  Kristus  yang  taat  dan  miskin  mau  turun  kedunia  ini  demi  keselamatan  dan kebahagian umat manusia.
Hendaknya  para  Bruder  Maria  Tak  Bernoda  MTB  dalam  tugas  dan  karya pelayanannya mau belajar secara sungguh-sungguh dari pribadi Yesus Kristus, sebab
sejak kehadiran-Nya, Yesus Kristus sudah mendapatkan acaman sejak dari sedia kala, sejak masih bayi. Namun Yesus Kristus itu tetap setia pada kehendak Bapa yang telah
mengutus  Dia  kedunia,  maka  segalanya  dilaksanakan-Nya  dengan  penuh  kesetiaan. Yesus  Kristus  tidak  pernah  mengingkarimengkhianati  janji-Nya,  tetapi  Dia  tetap
setia  dalam  segala  sikap,  hidup  dan  karya-Nya.  Saya  dan  juga  para  saudara  Bruder MTB,  sebagai  pengikut  Santo  Fransiskus  dari  Assisi  yang  hidup  miskin,  taat  dan
murni seturut Injil Tuhan kita Yesus Kristus. Hendaknya, para saudara Bruder MTB menghayati dalam perspektif Kongregasi Bruder MTB yakni pengosongan diri Tuhan
kita  Yesus  Kristus  dan  ketergantungan  sepenuhnya  hanya  kepada  Allah  sumber segala  kehidupan.  Peleksanaan  kemiskinan  dalam  Kongregasi  yang  kami  hayati
sesuai dengan Anggaran Dasar AD pasal VI “Hidup Dalam Kemiskinan” artikel 21 dan 22 yang mengatakan bahwa:
Saudara saudari semuanya hendaklah berusaha  mengikuti  kerendahan hati dan kemiskinan  Tuhan  kita  Yesus  Kristus;  Dia  sekalipun  kaya  melampaui
segalanya,  mau  sendiri  memilih  kemiskinan  di  dunia  ini  bersama  Bunda-Nya, Perawan  yang  amat  terberkati;  dan  Dia  telah  menghampakan  diri-Nya  sendiri.
Dan hendaklah mereka ingat bahwa dari segala barang dunia ini, tidak ada perlu kita  miliki  selain  apa  yang  dikatakan  Rasul:  Asal  ada  makanan  dan  pakaian,
cukuplah  itu  untuk  kita.  Dan  hendaklah  mereka  sungguh-sungguh  waspada terhadap uang. Mereka harus bergembira apabila mereka hidup di tengah orang-
orang  kecil  yang  dipandang  hina,  di  tengah  orang  yang  miskin  dan  lemah, orang sakit dan orang berkusta serta para pengemis di pinggir jalan Anggaran
Dasar Bruder MTB, 1999: Art. 21. Mereka  yang sungguh-sungguh miskin  dalam  roh, tidak membuat  sesuatu pun
menjadi  miliknya  dengan  orang  lain;  tetapi  mereka  hidup  di  dunia  ini  sebagai peziarah  dan  perantau.  Itulah  keluhuran  kemiskinan  yang  tertinggi,  yang
menetapkan  kita  menjadi  ahli  waris  dan  raja  kerjaan  surga,  membuat  kita miskin  akan  harta  benda,  tetapi  meninggikan  kita  dengan  keutamaan-
keutamaan. Itulah yang hendaknya menjadi bagian kita, yang membawa kita ke negeri orang-orang hidup. Dengan tetap melekat padanya sepenuh-sepenuhnya,
kita  untuk  selamanya  tidak  mau  memiliki  sesuatu  lainnya  di  bawah  kolong langit,  demi  nama  Tuhan  kita  Yesus  Kristus  Anggaran  Dasar  Bruder  MTB,
1999: Art. 22.
Dalam hal ini kemiskinan juga harus nyata dalam hidup para Bruder Maria Tak Bernoda MTB. Anggaran Dasar AD, Art. 21 mengatakan bahwa “Mereka harus
bergembira  apabila  mereka  hidup  di  tengah  orang-orang  kecil  dan  yang  dipandang hina,  di  tengah  orang  miskin  dan  lemah,  orang  sakit  dan  orang  berkusta  serta  para
pengemis  dipinggir  jalan”.  Hidup  di  sekitar  mereka  yang  berkekurangan,  miskin, difabel dan menderita menuntut sesuatu keberanian dalam diri pribadi dan juga secara
bersama-sama  dari  para  Bruder  MTB.  Pada  umumnya  untuk  zaman  sekarang  ini, setiap  orang  dan  mungkin  juga  para  Bruder  MTB  akan  lebih  menyukai  hidup  yang
berkelimpahan harta atau berada di tengah-tengah orang-orang yang kaya dan mewah hidupnya.  Mungkin  sebagian  besar  orang-orang  yang  hidup  di  zaman  modern  saat
sekarang  ini,  menganggap  kemiskinan  atau  kesengsaraan  dianggapnya  sebagai sesuatu  kecelakaan  dalam  hidup  dan  bukan  berkat.  Akan  tetapi  saya  berharap  tidak
demikian  halnya  dengan  para  Bruder  Maria  Tak  Bernoda  MTB  yang  ingin mengikuti  teladan  Santo  Fransiskus  dari  Assisi  dalam  menghayati  kaul  kemiskinan.
Sebab Fransiskus justru hidup di tengah-tengah mereka yang miskin dan bersengsara merupakan  berkah  baginya.  Hatinya  diketuk  untuk  bersikap  solider  dengan  mereka,
yang hidup miskin, orang-orang kusta, orang-orang kecil dan menderita pada zaman Fransiskus  dari  Assisi.  Dia  bahkan  sehati  seperasaan  dengan  mereka  yang
bersengsara dan menderita pada zamannya. Dalam  keperluan  pribadi  hendaklah  kita  waspada  agar  jangan  memupuk
kebutuhan  akan  harta  material  yang  tidak  terpuaskan,  mengumpulkan  uang dan  berdagang,  mengembangkan  cadangan  atau  dengan  berbagai  cara
memperoleh  harta  yang  tidak  sesuai  dengan  usaha  kita  untuk  menghayati kemiskinan Konstitusi Bruder MTB, 1999: Art. 67.
Kemiskinan  kita  hendaknya  nyata  di  segala  bidang,  terutama  dalam  pakaian kita. Sebagai kesaksian dari kemiskinan dan hidup bakti para bruder memakai
pakain biara lembaga kita sebagaimana itu diatur oleh ketetapan lembaga kita sendiri. Pemimpin umum dapat menguasakan Pemimpin ProvinsiRegio untuk
mengizinkan  pemakaian  pakaian  sipil  sederhana,  kalau  alasan-alasan  kuat menuntut  demikian,  dan  hanya  selama  situasi  memerlukan.  Kemiskinan  itu
hendaknya  juga  mempengaruhi  bangunan  dan  iventaris  rumah-rumah  kita, makanan,  alat-alat  yang  dipakai  peralatan  dan  perabot  rumah,  rekreasi,
perjalanan dan liburan kita. Segala-galanya harus menunjukan kesederhanaan yang dibarengi dengan gaya hidup kesederhanaan yang dibarengi dengan gaya
hidup  yang  penuh  rasa  keindahan.  Keputusan-keputusan  mengenai  jumlah uang  yang  besar  baik  untuk  keperluan  pribadi  maupun  untuk  karya  yang
diemban  hendaknya  selalu  diambil  dalam  perundingan  dengan  atasan. Pempinan  Kongregasi  harus  memberi  teladan  dalam  kesederhanaan  dan
keugaharian  dan  bersama  dengan  persekutuan  berusaha  agar  semangat  ini tetap hidup nyata Konstitusi Bruder MTB 1999: Art. 68.
Justru  mereka  yang  miskin,  menderita  dan  kurang  diperhitungkan  dalam masyarakat hendaknya hati dan perasaan para Bruder Maria Tak Bernoda MTB agar
ikut  ambil  bagian  untuk  dapat  melihat  kedalam  dimensi  ilahinya.  Sebab  hidup  dan menolong  orang  miskin,  difabel,  lemah,  menderita  dan  tersingkir  tidak  akan
mendapat balasan material apapun. Akan tetapi bagi para Bruder MTB yang percaya kepada penyelenggarahi ilahi yakni Injil Tuhan kita Yesus Kristus, upahnya besar di
sorga.  Dengan  berada  dan  sekaligus  berkerja  di  antara  mereka  yang  miskin, menderita,  dipandang  rendah  dan  dimarginalkan,  oleh  sesamanya  merupakan
pelayanan  yang sungguh berarti. Sebagai pengikut Santo Fransiskus dari Assisi para Bruder  MTB  seharusnya  percaya  bahwa  jaminan  hidup  yang  sejati  abadi  dan  kekal
adalah jalan menuju hidup Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Allah mereka, Sang Juru selamat  bagi  orang  yang  percaya.  Dalam  Yesus  Kristus  itulah  segalanya  akan
dipenuhui oleh-Nya.
5. Dasar  Penghayatan  Kaul  Kemiskinan  dalam  TarekatKongregasi