Contoh Persiapan Katekese dengan metode Shared Christian Praxis SCP Pemikiran Dasar

8. Contoh Persiapan Katekese dengan metode Shared Christian Praxis SCP

Bentuk katekesepembinaan penulis menggunakan metode Shared Christian Praxis SCP dilaksanakan dalam bentuk sharing pengalaman iman para Bruder Maria Tak Bernoda MTB di Novisiat Alverna, Jeruk Legi, RT 13RW. 35, No. 547 B Yogyakarta. 1. Identitas a Tema : Mengikuti Yesus yang miskin dengan teladan Santo Fransisikus dari Assisi b Tujuan : Bersama pendamping peserta diajak agar semakin mampu menyadari tugas perutusannya dengan melibatkan diri dalam situasi nyata hidup bersama orang miskin. Walau pun hal ini tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi bersama Yesus kita percaya, kita bisa melakukannya. c Peserta : Para Bruder Maria Tak Bernoda MTB d Tempat : Novisiat Alverna, RT 13RW. 35, No. 547 B Yogyakarta. e HariTanggal : Senin, 10 April 2017 f Waktu : 17.00 – 18.00 WIB g Metode : - Informasi, penyampaian materi, tanya jawab, - Refleksi, sharing dan renungan h Model : Shared Christian Praxis SCP i Sarana :- Kitab Suci Perjanjian Baru, Madah Bakti, Kidung Ekaristi - Anggaran Dasar, Konstitusi, alat tulis dan buku - Instrumen musik Ku tahu Tuhan Laptop, Proyektor dan Speaker j Sumber bahan :- Mat. 19:16-26, p engalaman peserta, Konstitusi pasal, 4 art 53 - Anggaran Dasar pasal, 9 art 29, Dianne Bergant, CSA dkk “Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru” Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hh. 63. Diktat PAK Paroki hh. 34-41Sumarno, 2014

2. Pemikiran Dasar

Dalam dunia modern saat ini mengikuti kemiskinan Yesus Kristus bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Mengikuti kemiskinan Yesus Kristus berarti para bruder diajak untuk lebih memperhatikan saudara-saudari yang miskin, lemah, tersingkir, kecil dan difabel. Para bruder diharapkan lebih peka untuk dapat ikut merasakan betapa beratnya perjuangan orang miskin untuk dapat hidup. Sebagai pengikut St. Fransiskus para bruder juga dapat belajar dari dia, dalam melayani orang-orang miskin. Bagi Fransiskus, miskin berarti menghidupi kemiskinan Tuhan Yesus Kristus. St. Fransiskus mengatakan bahwa “Putra Allah lebih mulia dari semua orang, tetapi Ia telah membuat diri-Nya menjadi miskin di dunia ini untuk semua orang juga”. Fransiskus dari Assisi ingat akan sabda Injil: Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepala- Nya” Mat. 8:20. Dalam Injil Mat. 19:16-26, seorang anak muda kaya. Ia datang kepada Yesus dan bertanya bagaimana supaya bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dia ingin mencari penegasan apakah semua yang sudah dilakukannya selama ini dapat menjamin dia memperoleh hidup kekal. Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang? Mat.19:20. Dia berpikir bahwa keselamatan kekal dapat diperoleh melalui usaha manusia, yaitu dengan berbuat baik dan sebagainya. Para bruder yang terkasih saat ini pikiran banyak orang tertuju kepada materi, bagaimana cara menumpuk harta dan kekayaan. Berapa banyak uang yang harus dimiliki agar kita terpuaskan dan merasa bahagia? Sampai kapan pun uang tidak pernah dapat membeli kepuasan atau pun kebahagiaan. Tentunya tidak ada yang salah dengan mencari uang, selama kegiatan mencari uang itu tidak melanggar hukum negara dan prinsip-prinsip firman Tuhan. Kekayaan bisa menjadi tanda seseorang diberkati Tuhan, tetapi juga bisa menjadi penghalang bagi seseorang untuk beribadah kepada Tuhan. Anggaran Dasar para Bruder Maria Tak Bernoda, 1999: Art. 29 mengatakan bahwa: Saudara-saudari hendaknya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan segenap kekuatan, serta mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Hendaklah mereka meluhurkan Tuhan dalam perkerjaan mereka, sebab untuk itulah Ia mengutus mereka ke seluruh dunia, yakni untuk menjadi saksi suara-Nya dengan perkataan dan perbuatan dan untuk memberitahukan kepada semua orang, bahwa tak ada yang mahakuasa selain Dia. Saudara semuanya haruslah berusaha mengikuti kerendahan hati dan kemiskinan Tuhan Yesus Kristus dan hendaklah mereka ingat, bahwa dari segalanya di dunia ini tidak ada yang lain kecuali Dia. Sebagaimana St. Fransiskus mengikuti Kristus, para bruder juga diajak untuk menyelaraskan hidup para bruder seperti hidup Yesus Kristus yang rela berbagi dengan semua orang, terutama bagi mereka yang lemah miskin, tersingkir dan difabel. Injil Mat. 19:21 menguraikan mengenai syarat bagi setiap orang yang ingin mengikuti Yesus. “Kata Yesus kepadanya: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang- orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Untuk menjadi pengikuti Kristus para Bruder MTB harus siap berkurban dan berjuang menghadapi tantangan zaman modern saat ini guna mencapai kehidupan yang abadi dan kekal bersama Yesus. Pertemuan kali ini, mengajak kita untuk semakin menyadari tugas perutusan kita dengan melibatkan diri kita dalam situasi nyata hidup bersama orang miskin. Sebagaimana telah diteladankan oleh Santo Fransiskus dari Assisi kepada para pengikutnya. Dalam mengikuti kemiskinan Yesus Kristus para bruder hendaknya jangan berpikir seperti anak muda yang kaya dalam Injil Mat. 19:16-26. Ia berpikir bahwa keselamatan kekal dapat diperoleh melalui usaha manusia, yaitu dengan berbuat baik dan sebagainya. Akan tetapi hendaklah para bruder selalu ingat apa yang dikatakan dalam Anggaran Dasar, peraturan hidup para Bruder MTB, 1999: Art. 29 mengatakan bahwa: Saudara-saudari hendaknya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan segenap kekuatan, serta mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pengembangan Langkah-langkah