karya  dan  tugas  pelayanan  bersumber  pada  spiritualitas  kemuridan  Yesus  dengan teladan  St.  Fransiskus  dari  Assisi.  Gereja  yang  terobsesi  pada  pengembangan
Kerajaan  Allah.  Spiritualitas  atau  semangat  dalam  karya  pelayanan  dimaksudkan untuk membantu para Bruder MTB mewujudkan Kerajaan Allah, karena kepedulian
kepada sesama. Terutama mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
1. Spiritualitas Fransiskan dalam pelayanan dan hidup persaudaraan
Spiritualitas  Fransiskan  ialah  ilmu  mengenai  hidup  spiritual,  dilihat  baik  dari dimensi  umum  teologis  maupun  dari  dimensi  umum  dan  spesifik  fenomenologis,
dengan memperhatikan tujuannya, prinsip teoritis-praktisnya, sarananya, karakternya dan buah-buahnya bagi hidup fransiskan Marpaung, 2008:3.
Spiritualitas  Fransiskan  adalah  bagian  dari  spiritualitas  Katolik  pada umumnya.  Spiritualitas  fransiskan  adalah  salah  satu  dari  sekian  banyak
spiritualitas  spesifik,  yang  dapat  dibedakan  seturut  kriteria  berdirinya  hidup religius.  Karena  itu,  jelas  bahwa  untuk  mempelajari  spiritualitas  fransiskan
perlu  juga  mempelajari  spiritualitas  katolik  pada  umumnya  dan  spiritualitas- spiritualitas  spesifik  lain  yang  berkaitan  atau  dekat  dengannya,  misalnya
spiritualitas  benediktin  yang  dalam  beberapa  hal  ada  persamaan  dengan spiritualitas  fransiskan,  dan  spiritualitas  dominikan  yang  sezaman  lahirnya
dengan spiritualitas fransiskan Marpaung, 2008:7.
Spiritualitas  mencakup  dua  segi,  yakni  askese  atau  usaha  melatih  diri  secara teratur  supaya  terbuka  dan  peka  terhadap  sapaan  Allah.  Segi  lain  adalah  mistik
sebagai aneka bentuk dan tahap pertemuan pribadi dengan Allah. Askese menandakan jalan  dan  mistik  tujuan  hidup  keagamaan  manusia.  Dasar  hidup  rohani  dan  semua
bentuk spiritualitas sejati adalah Roh Kristus seperti tampak dalam Injil. Orang yang peka akan mengalami buah kehadiran Roh dalam hatinya.
“Roh itu bersaksi bersama- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama  dengan  roh  kita,  bahwa  kita  adalah  anak- anak Allah” Rm 8:16. Spiritualitas
dapat  disebut  cara  mengamalkan  seluruh  kehidupan  sebagai  seorang  beriman  yang berusaha  merancang  dan  menjalankan  hidup  ini  semata-mata  seperti  Tuhan
menghendakinya. Untuk mencapainya orang perlu semakin mempererat hubungannya dengan  Tuhan,  antara  lain  dengan  mendengarkan  sabda-Nya  dalam  Injil  dan  dalam
hatinya.  Semakin  menghidupkan  dan  meningkatkan  cara  berdoa.  Dalam  doa  segala segi kehidupan dan iman seseorang menyatu, lalu dihantarkan kepada Tuhan. Berdoa
merupakan kegiatan manusia yang paling mulia Heuken, 2002:11. Spiritualitas  merupakan  cara  khusus,  atau  tekanan  khusus  dalam  mengikuti
Kristus. Jelaslah ada banyak hal sama dihayati oleh semua orang kristen. Unsur-unsur yang  sama  itu  antara  lain  ialah  mengasihi  dan  mengampuni  seperti  Kristus,  hidup
dalam  persekutuan,  hidup  dalam  doa  pribadi  dan  bersama,  perayaan  hidup sakramental  Gereja,  kesetiaan  kepada  kuasa  gerejani  yang  sah,  mencintai  kitab  suci
dan  keprihatinan  pada  masalah  sosial  dan  perdamaian.  Tidak  ada  perbedaan  dalam tujuan  dan  dalam  banyak  cara  serta  serana.  Perbedaan  terletak  dalam  apa  yang
menjadi  tekanan.  Contoh  Santo  Fransiskus  dari  Assisi  lebih  menekankan  pada penghayatan  Injil.  Tentang  kemiskinan  dan  kerendahan  hati  Tuhan  Yesus  Kristus.
Spiritualitas  berbeda  sebagian  besar  bergantung  pada  kepribadian  para  pendiri  dan waktu  komunitas-komunitas  religius  itu  berkembang.  Paus  Pius  XII  melukiskan
dengan  cara  ini “Spiritualitas  setiap  santo  merupakan  cara  khususnya  untuk
menggambarkan  Allah  baginya,  berbicara  tentang-Nya,  cara  mendekati-Nya.  Setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
santo  melihat  gelar  Allah  dalam  terang  apa  yang  paling  menyentuh  pikirannya, menyerap  hatinya  secara  mendalam,  yang  menarik  dan  menaklukan  dirinya.  Bagi
setiap  santo  satu  keutamaan  khusus  dari  Kristus  merupakan  cita-cita  yang  hendak diperjuangkan  dalam  hidupnya.  Namun  semua  orang  kudus  sesungguhnya  seluruh
Gereja untuk meniru Kristus sec ara utuh” Bruno, 2007:24.
Spiritualitas fransiskan adalah semata-mata “menghayati Injil”. Namun karena
dia  adalah  seorang  pribadi  yang  unik  dan  menarik,  Gereja  menemukan karismanya  yang  khusus  itu,  yang  disebut  spiritualitas  Fransiskan.  Pius  XII
lebih  jauh  menyatakan,  “ajaran  fransiskan  memandang  Allah  adalah  kudus, besar, dan melampaui semua, baik, sungguh baik. Allah juga dialami sebagai
kasih.  Dia  hidup  karena  kasih,  mencipta  karena  kasih,  menjadi  daging, menebuas,  menyelamatkan  dan  menjadikan  suci  karena  kasih.  Fransiskus
memandang  Yesus
dalam  kasih  manusiawinya”.  Tekanan  kuat  pada fransiskan  terletak  pada  kenyataan  bahwa  Allah  adalah  kasih.  Setiap  orang
kristen percaya akan hal ini, tetapi fransiskan memilih untuk menekankan itu sebagaimana dilakukan Fransiskus Bruno, 2007:25.
Dalam  kenyataanya,  salah  satu  unsur  hakiki  dari  spiritualitas  fransiskan  adalah menjadi  lebih  hina  dina  dan  pengikutnya  menjadi  saudara-saudari  hina-dina.  Suatu
spiritualitas tidak bisa menjadi lebih tinggi dari pada yang lain; hanya ada perbedaan. Mungkin  yang  satu  digerakan  oleh  peristiwa  Golgota,  yang  lain  oleh  peristiwa
Betlehem. Mungkin yang lain lagi menekankan kesabaran dan kemuruhan hati Allah. Tak  seorang  pun  dari  antara  mereka  lebih  baik.  Mereka  hanya  berbeda  saja,  bukan
soal  lebih  baik.  Dalam  spiritualitas  Fransiskan  ada  unsur-unsur  pokok  agar  dapat menghidupi  injil  seturut  semangat  Fransiskus  dari  Assisi.  Antara  lain  dalam
persekutuan  dengan  Kristus  yang  miskin  dan  tersalib.  Dalam  kasih  akan  Allah. Dalam persaudaraan dengan semua orang dan segenap ciptaan. Berpartisipasi dalam
hidup dan misi Gereja. Dalam pertobatan terus menerus. Dalam doa, liturgis, pribadi, bersama. Serta sebagai pembawa damai Bruno, 2007:25.
Dengan bantuan Tuhan, sejak pertobatannya, Fransiskus seorang yang bijaksana membangun  diri  serta  rumahnya,  yaitu  ordonya  atas  wadas  yang  kokoh,  yaitu  atas
kerendahan  hati  dan  kemiskinan  Putra  Allah  yang  amat  besar.  Maka  dia  menamai ordonya  Ordo  Saudara  Dina.  Dia  membangun  ordonya  atas  kerendahan  hati  yang
amat besar. Sejak awal berdirinya ordo, setelah jumlah saudara bertambah banyak dia menghendaki  supaya  mereka  tinggal  di  tempat-tempat  orang  kusta  untuk  melayani
mereka.  Dia  mengatakan  baik  kepada  orang  bangsawan  maupun  orang  biasa  yang masuk ordo, mereka harus melayani orang-orang kusta dan tinggal di rumah mereka
Bigaroni,  2003:12.  Dalam  memilih  perkerjaan  atau  pelayanan,  para  saudara  harus membiarkan  diri  dibimbing  oleh  sabda  Allah,  yang  mengingatkan  mereka  yang
hendak  mengikuti  Yesus  agar  tidak  tergoda  untuk  memiliki  dunia  ini  sedangkan akibatnya  kehilangan  nyawa.
“Apa  gunanya  seorang  memperoleh  seluruh  dunia, tetapi  ia  kehilangan  nyawanya
” Mrk. 8:36. Mereka harus menjadi hamba. “Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan ” Luk. 22:26.
Kepada saudara yang sakit hendaklah kita berikan perhatian dan layanan yang jujur  lagi  tulus.  Tanpa  mengabaikan  perawatan  oleh  kita  sendiri,  kita  wajib
mengusahakan  bantuan  medis  bagi  yang  membutuhkannya.  Sebaliknya saudara  yang  sakit  hendaknya  selalu  berbesar  hati  dan  bersyukur  atas
pelayanan  dan  perhatian  para  saudara,  serta  memaklumi  kekurangan  dalam pelayananya Statuta Bruder MTB 2014: Art 18.
Setiap  orang  dipanggil  untuk  memberi  kesaksian  di  dunia,  pada  kuasa  yang menyelamatkan dan pada kehadiran Allah, pertama-tama dengan hidup dan kemudian
aktivitas masing-masing  setiap orang. Hidup Injil dan pewartaan  Injil harus menjadi satu.  Diresapi  oleh  cinta  kepada  Allah  dan  sesama.  Tuhanlah  yang  mengutus  setiap
orang  untuk  memberi  kesaksian  akan  cinta-Nya  dengan  perkataan,  tindakan  dan perbuatan.  Setiap  orang  diajak  untuk  meluhurkan  Tuhan  dalam  perkerjaan  dan
pelayanannya.  Inti  dari  hidup  Kristen  adalah  Yesus  Kristus,  yang  diungkapkan dengan istilah Tubuh Kristus sebab Dia ada di tengah umat-Nya.
Persaudaraan Fransiskan dikumpulkan oleh Roh Kudus sebagai satu persekutuan orang yang dipanggil bersama oleh Allah untuk menepati hidup Injili dalam doa dan
pelayanan. Mereka adalah kelompok orang yang menerima visi hidup baru dari Allah yang  memanggil  mereka,  yang  memperhatikan  satu  sama  lain  dalam  hal  kebutuhan
mereka;  yang  menyediakan  tempat  bagi  kediaman  Allah,  serta  sekelompok  orang yang  bergembira  dan  tekun  berdoa,  serta  diutus  untuk  membangun  kerajaan  Allah.
Kumpulan  persaudaraan  adalah  kawanan  kecil  dari  Tuhan  yang  hidup  oleh  sabda- Nya,  yang  memberi  kesaksian  hidup  Injili  kepada  orang  lain,  yang  hidup  dina  dan
miskin, dengan yakin diutus kepada semua saudara dan saudari. Persaudaraan adalah suatu  kesaksian  bahwa  dunia  bukan  suatu  dunia  permusuhan  tetapi  dunia  saudara-
saudari dalam Kristus Bruno, 2007:331. Dalam persekutuan kita, hendaknya Injil menjadi kekuatan bagi pembaharuan
diri  dan  seluruh  Gereja.  Kita  berusaha  mengembangkan  kemanusian  kita sebagai  murid,  sebagai  pengikut  Kristus,  sesuai  dengan  sabda-Nya.
“Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian  semua  orang  akan  tahu,  bahwa  kamu  adalah  murid-muridku,  yaitu jikalau  kamu  saling
mengasihi”  Yoh.  13:35.  “Inilah  perintah-Ku,  yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu
” Yoh 15:12 Konstitusi Bruder MTB, 1999: Art 220.
Dalam  persaudaraan  hendaknya  mereka  hidup  dalam  semangat  melayani  dan mengasihi  satu  sama  lain,  “dengan  saling  membasuh  kaki”.  Seperti  Yesus  telah
membasuh  kaki  para  murid-murid-Nya.  Bandingkan  dengan  bdk.  Yoh  13:12-16. “Kita  sekalian  terikat  pada  kongregasi  begitu  erat,  sehingga  kita  dengan  tepat
menyebut  satu  sama  lain  saudara.  Masing-masing  berusaha  dengan  caranya  sendiri menyediakan  diri  untuk  pelaksanaan  tugas,  yang  diterima  dari  kongregasi  sebagai
keseluruhan. Dari sebab itu semua harus menaruh perhatian hangat kepada suka dan duka  seluruh  kongregasi  kepada  kegiatan-kegiatan  dalam  komunitas  kepada  karya
misionaris-misionaris  kita  kepada  perkerjaan  semua  bruder.  Demikianlah  kita  saling mendukung  dalam  penghayatan  cita-cita  yang
sama”  Konstitusi  1999:  Art  222. Seperti umat Kristen pertama mereka mau menjadi sehati sejiwa Kis 4:32. Mereka
dihimpun  sebagai  Gereja  Kristus  dan  diutus  untuk  menjadi  satu  dalam  ikatan persaudaraan.  Mereka  mewartakan  Kristus  satu  sama  lain  kepada  semua  orang  dan
memberi  kesaksian  atas  kedatangan  Tuhan  kelak.  Persaudaraan  Fransiskan  adalah persaudaraan  rasuli,  karena  Allah  dan  Gereja  menghendaki  agar  persaudaraan  ini
melayani keselamatan semua orang. Maka karya pelayanan serta hidup persaudaraan para  Bruder  Maria  Tak  Bernoda  MTB  mesti  lahir  dari  indentitas,  spiritualitas  dan
semangat Santo Fransiskus dari Assisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Peranan spiritualitas Fransiskan dalam penghayatan kaul kemiskinan