BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memilih hidup religius atau hidup membiara tidak terlepas dari pengikrarkan kaul-kaul seperti: Kaul ketaatan, kaul kemurnian dan kaul kemiskinan serta nasihat-
nasihat Injil. Berbicara mengenai kaul kemiskinan tidak dapat dipisahkan dari hidup membiara kaum religius, yang ditandai dengan kaul-kaul yang diikrarkan dan
dihayati oleh masing-masing pribadi dalam kongregasinya. Dengan mengikrarkan kaul kemiskinan serta menghayatinya, maka seorang religius akan mengikatkan diri
dengan janji serta menggabungkan diri pada KongregasiTarekat yang dia pilih untuk mewarnai cara berpikir, berprilaku serta pola hidupnya.
Dengan mengikrarkan kaul seorang religius juga mau menyatakan kesetiaan dan kesanggupannya di hadapan seluruh umat dan imam sebagai wakil Allah, untuk
bergabung dengan sekelompok orang yang dengan kesadaran secara bebas, tanpa paksaan dari pihak manapun juga, untuk bersama-sama dengan sepenuh hati, rela
berkorban dan siap sedia melayani dalam tujuan dan cita-cita TarekatKongregasi. Hidup membiara yang dibaktikan kepada umat beriman dan dihayati merupakan
bentuk perwujudan dan penyerahan diri seorang religius secara total kepada Allah, melalui pelayanannya kepada sesama. Dengan memilih menjadi seorang religius atau
hidup membiara orang mengikuti undangan Kristus. “Ada orang tidak dapat kawin
karena kemauan sendiri oleh karena kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hendaklah ia mengerti” Mat. 19:12. Penyerahan diri secara total kepada Allah
khususnya dalam hidup religius atau hidup membiara merupakan suatu persembahan hidup yang murni dari setiap pribadi yang dengan kemauan secara bebas ingin
menggabungkan diri ke dalam persekutuan hidup bakti dalam TarekatKongregasi tertentu yang sudah menjadi pilihan bagi hidupnya. Pengikraran dan penghayatan
ketiga kaul yakni kaul ketaatan, kaul kemurnian dan kaul kemiskinan oleh masing- masing anggota hidup religius, tidak terlepas dari semangat, khrisma dan spiritualitas
pendiri TarekatKongregasi. Dengan pengikraran kaul yang dilakukan oleh seorang religius dalam TarekatKongregasinya masing-masing merupakan sesuatu pilihan dan
keputusan hidup yang secara bebas, sepenuh hati dan dengan rasa penuh tanggung jawab dalam menggabungkan serta mengikatkan diri pada persekutuan hidup religius
menurut ketiga nasihat Injil dalam setiap peristiwa hidupnya. Marpaung 2008:70
mengatakan “kemiskinan adalah pengosongan diri di dunia demi penumpukan harta di surga. Tanpa memiliki apa pun di dunia ini adalah jalan
untuk memiliki segalanya dalam Tuhan, inilah kemiskinan Fransiskan. Pilihan Fransiskus dari Assisi akan kemiskinan adalah pilihan bebas dalam
roh”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya memfokuskan perhatian pada salah satu kaul
yakni kaul kemiskinan yang menjadi salah satu ciri khas tarekat Fransiskan- Fransiskanes. TarekatKongregasi para Bruder Maria Tak Bernoda, dengan pelayanan
dan persaudaraan melalui katekese berusaha mengikuti Yesus Kristus menurut teladan dan spiritualitas Santo Fransiskus dari Assisi yang setia menepati Injil Suci
Tuhan kita Yesus Kristus dengan hidup dalam semangat kemiskinan. Para Bruder MTB diajak untuk mengikuti jejak Santo Fransiskus dari Assisi. Fransiskus semasa
hidupnya berusaha untuk menyerupai hidupnya dengan hidup Yesus Kristus yang sekaligus Allah-Manusia untuk menghayati kaul kemiskinan yang merupakan unsur
hakiki dalam Injil dan yang ada dalam hidup Yesus Kristus sendiri yang dia cintai dan hormati. Sebagai seorang religius tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
melaksanakan pelayanan dan hidup sebagai saudara masih saja terjadi penyelewengan terhadap kaul kemiskinan baik disengaja maupun tidak disengaja.
Contohnya: Seorang biarawan atau biarawati sudah dibelikan atau diberikan Handphone HP yang biasa tanpa android oleh provinsial atau pemimpin
komunitasnya. Akan tetapi seorang biarawan atau biarawati tersebut, tidak merasa puas dengan
Handphone HP yang sudah diberikan. Maka dia biarawan atau biarawati berusaha untuk memiliki Handphone HP yang ada androidnya. Ini hanya sebagian contoh,
tetapi masih banyak contoh yang lainnya, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dalam tulisan ini. Keinginan tersebut entah dipengaruhi oleh faktor teman
sekomunitas, teman di kampus, teman dalam satu organisasi, faktor iklan dan lain sebagainya, yang menimbulkan rasa serta keinginan untuk memiliki barang-barang
secara berlebihan walaupun tidak sungguh-sungguh diperlukan. Hal inilah yang menjadi suatu keprihatinan bagi penulis untuk memaparkan tentang kaul kemiskinan
dalam pelayanan persaudaraan Bruder Maria Tak Bernoda MTB melalui katekkese. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemiskinan dan katekese merupakan salah satu ciri khas pola hidup dalam pelayanan dan hidup persaudaraan dalam TarekatKongregasi Bruder Maria Tak Bernoda.
Berdasarkan peraturan dan tata cara hidup Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda Statuta, Anggran Dasar dan Konstitusi, para bruder berhak memiliki segala sesuatu
yang diperlukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, dalam pelayanan dan karyanya, akan tetapi tetap diusahakan agar tidak terkesan terlalu mewah, mendapat untung
sebanyak mungkin, menimbun dan menumpuk harta kekayaan. Meskipun sudah mengikrarkan kaul kemiskinan masih ada para Bruder MTB yang belum memahami,
menghayati, pura-pura lupa atau bahkan dengan sengaja melupakan esensi kaul kemiskinan yang sudah diikrarkannya. Akibat dari perbuatan dan tindakan bruder
tersebut, dia sudah melanggar esensi kaul kemiskinan yang diikrarkannya di hadapan Allah melalui perantaraan seorang imam dan umat yang hadir pada saat seorang
bruder mengikrarkan kaulnya. Pada zaman sekarang yang serba canggih dan modern ini, banyak peluang dan
tawaran untuk tidak setia lagi dalam menghayati kaul kemiskinan. Seperti lamanya berkarya atau bertugas di komunitas, berkarya di lingkungan atau di tengah-tengah
umat yang ekonominya menengah keatas, banyaknya relasi dan hadiah-hadiah yang diberikan oleh kenalan kepada biarawan dan biarawati tersebut, khususnya kepada
seorang Bruder Maria Tak Bernoda. Maka tidak mengherankan kalau kaum biarawan dan biarawati mendapat komentar atau bahkan cibiran dari umat
“mereka yang mengikrarkan kaul, tetapi kami yang melaksanakannya”. Komentar atau cibiran dari
umat untuk para kaum biarawan dan biarawati memang sangat beralasan karena masih ada kaum biarawan dan biarawati yang hidupnya tidak sesuai dengan kaul
kemiskinan yang diikrarkannya. Seperti yang dikatakan dalam pedoman hidup para Bruder MTB berikut ini:
Kaul kemiskinan kita wujudkan dalam hidup persekutuan harta. Seturut sabda Injil dan dengan tulus ikhlas segala milik dan pendapatan kita, kita serahkan
kepada Kongregasi. Dengan demikian kita hendak menyatakan kesediaan untuk berbagi demi kebahagian kita bersama dan orang lain. Kaul kemiskinan
menuntut kita untuk memperjuangkan dan memperkembangkan keadilan dan kesejahteraan dalam pemanfaatan sarana hidup serta kekayaan alam yang
tersedia secara wajar dan bijaksana Statuta Bruder MTB 2014: Art 41.
Baiklah kita sadari bahwa dalam diri kita ada kecenderungan untuk memiliki dan menguasai barang-barang, menyimpan dan menimbun kekayaan,
menyalahgunakannya bagi kepentingan, kenikmatan dan kesenangan diri sendiri, keluarga dan kelompok Statuta Bruder MTB 2014: Art 42.
Adapun karya dan tugas pelayanan dalam persaudaraan para Bruder Maria Tak Bernoda MTB antara lain: Karya pendidikan, pembinaan kaum muda asrama putra,
asrama putri yang dikelolah oleh para Bruder MTB, kesehatan merawat orang kusta di Pati Jawa Tengah, pelayanan karitatif memberikan bantuan beasiswa kepada
orang yang membutuhkannya, pelayanan pastoral dan katekese di lingkungan dan paroki. Perkebunan, pertanian, dan Justice Peace and Integration JPICkeadilan
perdamain dan keutuhan ciptaan. Maka dari itu sangat penting adanya pemahaman dan penghayatan yang sungguh nyata, baik dan benar dalam hidup para Bruder Maria
Tak Bernoda tentang kaul kemiskinan dalam pelayanan dan persaudaraan melalui katekese. Supaya Bruder Maria Tak Bernoda menjadi anggota atau saudara yang
membaktikan diri dalam karya kerasulan dalam hidup religius sebagai persekutuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demi perwujudan kesempurnaan karya penebusan Kristus. Seperti yang ditekankan dalam konstitusi Kongregasi Bruder Maria Tak Bernoda MTB
Kongregasi kita didirikan dengan tujuan untuk dapat berkerja dengan subur guna memenuhi kebutuhan semasa. Kita harus tetap memperhatikan bentuk
bentuk kebutuhan insani; kita harus berdiri di tengah-tengah gereja dan dunia sambal mendengarkan dan melayani, dan dengan kesediaan aktif
membuktikan kabar gembira bagi sesama kita dalam hidup sehari-hari Konstitusi Bruder MTB 1999: Art 204.
Para Bruder MTB menjunjung tinggi hidup sebagai saudara dalam pelayanan, sebagaimana dilakukan oleh Santo Fransiskus dari Assisi dan saudara-saudaranya.
Hidup dalam persaudaraan tidak memandang suku, ras, budaya, agama, warna kulit, bahasa dan lain sebagainya. Akan tetapi hidup sebagai saudara mempersatukan
semuanya. Persatuan dalam persaudaraan yang dibina dapat membebaskan seseorang dalam menghadapi tantangan persaudaraan bersama dalam melayani orang miskin.
Persaudaraan ini merupakan persaudaraan bersama orang miskin yang tidak memiliki apa pun kecuali satu-satunya kekayaan kekal dan sumber segala kehidupan yaitu
“Tuhan Yesus Kristus sendiri”.
Kekuatan yang menunjang persaudaraan adalah kemiskinan yang membebaskan, karena kemiskinanlah yang membawa seseorang kepada pengosongan diri. Dalam
persaudaraan para Bruder Maria Tak Bernoda MTB. Perlu saling melayani satu dengan yang lainnya, saling membasuh kaki seperti yang diteladankan oleh Yesus
kepada para muridnya. “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan
dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; Sebab Aku telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu
” Yoh 13:14-15. Hal ini akan sungguh menjadi nyata apa bila setiap bruder siap sedia memberikan dirinya untuk melayani sesama, serta
menghargai satu dengan yang lainnya dalam melayani hidup sebagai saudara dan mau menerima kekurangan serta kelebihan sesama saudara. Persaudaraan akan
mendukung hidup bersama dalam pelayanan, doa dan karya. Hidup dalam persaudaraan merupakan pemberian dan rahmat dari Allah yang mahakuasa. Seperti
yang terungkap dalam syair lagu dalam buku “Terpujilah Engkau Tuhanku” Sekafi,
2004:63. Syair lagunya sebagai berikut: Marilah saudara satukan hati ciptakanlah kasih bersaudara. Melangkah bersama satukan harapan menuju kehidupan bahagia.
Marilah saudara kita hunjukkan melayani saudara yang lemah. Berilah perhatian dan tunjukan kasih sayang. Itulah tanda kita bersaudara. Betapa indahnya hidup sebagai
saudara bila kita saling mengasihi. Betapa nikmatnya hidup sebagai saudara bila kita saling melayani. Hidup sebagai saudara juga diatur dan ditekankan kepada semua
Bruder MTB dalam Konstitusi Bruder MTB 1999: Art. 222 dikatakan bahwa: Kita sekalian terikat pada kongregasi begitu erat, sehingga kita dengan tepat
menyebut satu sama lain saudara. Masing-masing berusaha dengan caranya sendiri untuk menyediakan diri demi pelaksanaan tugas, yang
diterima dari kongregasi sebagai keseluruhan. Dari sebab itu semua harus menaruh perhatian hangat kepada suka dan duka seluruh kongregasi
kepada kegiatan-kegiatan dalam komunitas kepada karya misionaris- misionaris kita kepada perkerjaan semua bruder. Demikianlah kita saling
mendukung dalam penghayatan cita-cita yang sama. Belajar
dari pengalaman
hidup bersama
sebagai saudara
dalam TarekatKongregasi Bruder Maria Tak Bernoda MTB serta melihat masalah dan
keprihatinan yang dialami para Bruder MTB dewasa ini dalam memahami dan menghayati kaul kemiskinan menujukan bahwa semangat kemiskinan dan cita-cita
pendiri belum terealisasi dengan baik sesuai yang diharapkan. Maka dari itu penulis mengulas kaul kemiskinan dalam pelayanan dan persaudaraan Bruder Maria Tak
Bernoda MTB, sebagai sumbangan penulis kepada kongregasi sekaligus menjadi bahan koreksi dalam pelayanan dan hidup persaudaraan di komunitas. Dengan
memilih judul: RELEVANSI PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN DALAM PELAYANAN DAN PERSAUDARAAN BRUDER MARIA TAK BERNODA
MTB. B.
Rumusan Permasalahan
1. Apa itu kaul kemiskinan?
2. Apa yang dimaksud dengan semangat kaul kemiskinan dalam pelayanan dan
persaudaraan Bruder Maria Tak Bernoda MTB? 3.
Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penghayatan kaul kemiskinan dalam pelayanan dan persaudaraan Bruder MTB?
C. Tujuan Penulisan