Kaul Kemiskinan sebagai Ungkapan Kenabian dalam Melayani

kamu” Yoh. 8:32. Kebebasan secara negatif berarti tiadanya perbudakan dosa, kematian dan kejahatan. Akan tetapi secara positif berarti menempatkan kebebasan sebagai kekuatan untuk menjadi seperti Allah dalam pilihan-pilihan setiap orang. Bahaya untuk umat manusia adalah bahwa kebebasan terbelenggu oleh kebebasan fisik atau badan dan kenikmatan pribadi akan kesombongan dan cinta diri. Kemiskinan dirancang untuk menjadikan orang bebas dari setiap bentuk perbudakan harta dan kelekatan pada orang lain, tempat, lingkungan dan keinginan.

3. Kaul Kemiskinan sebagai Ungkapan Kenabian dalam Melayani

Penghayatan dan semangat kaul kemiskinan orang sebagai kaum religius secara nyata juga ingin meniru semangat Yesus Kristus sendiri yang menjadi miskin untuk memperkaya orang lain. Kemiskinan orang sebagai kaum religius diwujudnyatakan dalam bentuk pelayanan karya kerasulan keluar, supaya berdayaguna bagi keselamatan orang lain terutama orang-orang miskin dan orang kecil yang terabaikan. Budi 2016:15 mengatakan bahwa “Penghayatan kaul kemiskinan tidak hanya dihayati secara personal atau perorangan, tetapi dapat juga dihayati secara bersama- sama sebagai sebuah komunitas, provinsi, atau tarekat secara keseluruhan”. Maka sebagai kaum religius setiap orang diajak juga untuk murah hati kepada orang lain dalam karya pelayanan mereka. “Setiap orang beriman Kristen dan setiap komunitas Kristiani dipanggil untuk menjadi sarana dan alat Tuhan untuk membebaskan dan mengangkat kehidupan kaum miskin. Panggilan itu juga untuk memampukan mereka menjadi bagian penuh dari masyarakat” Bhanu, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Evangelii Gaudium 2015: EG. Art 187:34. Kemiskinan seorang religius tidak pertama-tama menyangkut soal uang, harta kekayaan dan lain sebagainya, akan tetapi kemiskinan pertama-tama menyangkut sikap pelayanan, sikap kerendahan hati dan sikap belarasa terhadap sesama. Kemiskinan berarti kesedian untuk melayani dan membantu. Mereka ada di dunia untuk orang lain. Bukan untuk mereka sendiri, maka dari itulah orang ada serta berada di dunia ini, untuk hidup bersama dengan orang lain membantu dan melayani mereka, terutama mereka yang miskin dan telantar. Anjuran Apostolik Paus Fransiskus Evangelii Gaudium 2015: EG. Art 209. Mengatakan yang termasuk orang miskin dan telantar untuk zaman sekarang ini antara lain: Kaum gelandangan, mereka yang ketagihan obat-obatan terlarang, para pengungsi, penduduk asli, dan orang-orang jompo yang semakin terisolasi dan telatar. Mereka yang sungguh-sungguh miskin dalam roh, tidak membuat sesuatu pun menjadi miliknya sendiri, juga tidak mempersengketakannya dengan orang lain; tetapi mereka hidup di dunia ini sebagai peziarah dan perantau. Itulah keluhuran kemiskinan yang tertinggi, yang menetapkan orang menjadi ahli waris dan raja kerajaan surga, membuat orang miskin akan harta benda, tetapi meninggikan orang dengan keutamaan-keutamaan. Itulah yang hendaknya menjadi bagian orang, yang membawa mereka kenegeri orang-orang hidup. Dengan tetap melekat padanya sepenuh-penuhnya, orang untuk selamanya tidak mau memiliki sesuatu lainya di bawah kolong langit demi nama Tuhan Yesus Kristus Anggaran Dasar Bruder MTB 1999: Art 22. Kitab Suci Perjanjian Baru Mat. 19:21 Kata Yesus kepadanya: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang- orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. Mengingat dan menyadari kembali bahwa dengan kaul kemiskinan hakikat hidup religius yaitu lahir dan ada untuk umat manusia dan untuk dunia. Hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI religius dilahirkan oleh Allah untuk pembelaan manusia yang tertindas, miskin dan lapar. Dengan kata lain bergulat bersama Allah menegahkan keadilan, perdamaian dan persaudaraan dalam tata kehidupan manusia. Hidup religius, sebagaimana Musa, diutus untuk membebaskan manusia dari pendindasan dan perbudakan; sebagaimana para nabi diutus untuk membangun kembali tatanan kehidupan yang lebih manusiawi dan adil melanjutkan gerakan Yesus untuk menumbuhkan iman dan kepercayaan diri pada manusia yang lemah, sebagai pangkal perubahan hidup menuju keadaan yang lebih adil. Hidup religius untuk melanjutkan kenabian Yesus Kristus, yang memperjuangkan perubahan, pembaruan dalam kehidupan ini, supaya umat manusia tidak akan mengalami malapetaka yang semakin memburuk. Jelaslah bahwa gerakan Allah bercirikan kenabian. Artinya gerakan Allah merupakan penciptaan tatanan kehidupan baru. Perubahan tatanan hidup menjadi sasaran gerakan Allah yang bercirikan kenabian. Maka sangat tepat dan baik jika dalam menghayati kaul kemiskinan, orang meniru gaya dan cara hidup Tuhan, cara hidup yang sederhana. Dari perjalanan Yesus, orang dapat melihat dan belajar dari Yesus yang mempunyai prioritas dalam pelayanan-Nya, yaitu orang kecil, miskin, sakit, tersingkir dan lain sebagainya. Dia dengan tegas memperjuangkan keadilan bagi orang-orang ini, terhadap lingkungan dan masyarakat-Nya pada waktu itu. Dalam persekutuan kita, hendaknya Injil menjadi kekuatan bagi pembaharuan diri dan seluruh Gereja. Kita berusaha mengembangkan kemanusian kita sebagai murid, sebagai pengikut Kristus, sesuai dengan sabda-Nya. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”. Yoh. 13:35. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu Yoh. 15:12 Konstitusi Bruder MTB 1999: Art 220. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konstitusi Bruder Maria Tak Bernoda MTB 1999: Art 224 mengatakan bahwa “Seperti umat Kristen pertama orang mau menjadi sehati sejiwa Kis 4:32. Dihimpun sebagai Gereja Kristus dan diutus untuk menjadi satu dalam ikatan persaudaraan. Orang mewartakan Kristus satu sama lain dan kepada semua orang dan memberi kesaksian atas kedatangan Tuhan kelak ”. Dengan kaul kemiskinan yang diikrarkan hendaknya menyadarkan, menggerakan hati serta semangat pelayanan bagi para religius, bahwa harus ada keprihatinan dan keterlibatan secara konkret untuk membantu mereka yang tanpa perlindungan. Bentuk-bentuk pelayanan pastoral yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan perlindungan bagi para orang-orang jompo, imigran, para gelandangan dan mereka yang disingkirkan dari masyarakat sosialnya. Para religius merupakan persekutuan cintakasih, maka mereka dipanggil untuk mengamalkan cintakasih itu melalui pengabdiannya kepada sesama, terutama bagi orang papa dan miskin. Dijiwai oleh cintakasih dan semangat pelayanan, para religius menyediakan diri untuk melayani setiap orang sebagai pribadi dan anak Allah. Martino 2006:137 mengatakan bahwa “Kaul kemiskinan menghidupkan keutamaan-keutamaan, sebagai saudari dari keutamaan kehinadinaan, kemiskinan melawan setiap ketamakan, dan kecemasan dunia ini”. Kaul kemiskinan sebagai peringatan dalam melayani, agar setiap orang lebih peka dan menaruh perhatian kepada orang kecil dan miskin.

4. Tantangan dalam Menghayati Kaul Kemiskinan di Zaman Yang Modern