kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya, orang tuanya atau
anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal Luk, 18:29-30.
Kongregasi sebagai badan hukum mempunyai kemampuan untuk memperoleh, memiliki, mengelola dan mengalihkan pemilikan harta duniawi.
Kongregasi menerima dan memiliki uang dan harta benda sebagai persekutuan, sehingga baik bruder, komunitas, atau pun ProvinsiRegio tidak
dapat menuntut hak eksklusif atas harta itu bagi dirinya sendiri saja. Pimpinan Provinsi dapat diberi wewenang oleh Pimpinan umum untuk memperoleh,
memiliki, mengelola dan mengalih milikkan harta kongregasi. Segala yang diperoleh seorang bruder dengan usaha sendiri atau dengan usaha atas nama
kongregasi diperolehnya bagi kongregasi. Segala yang diberikan kepadanya sebagai pensiun, bantuan atau imbalan dalam bentuk apa pun, diperolehnya
untuk kongregasi Konstitusi Bruder MTB, 1999: Art. 53.
Para Bruder Maria Tak Bernoda MTB diharuskan untuk menaati semua peraturan, baik umum maupun khusus tentang kemiskinan persekutuan harta dan
keugaharian sebagaimana ditetapkan dalam statuta dan konstitusi kongregasi atau yang akan ditetapkan oleh pemimpi
n kongregasi yang sah. “Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.
Dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup ya
ng sebenarnya” 1 Tim. 6:18-19.
2. Miskin dalam Roh
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan
pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada mereka segala sesuatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk dinikmati” 1Tim. 6:17. Godaan yang dialami setiap orang ialah menciptakan sandaran alternatif dari Allah, yakni menaruh kepercayaan entah pada diri sendiri
atau orang yang berkuasa dan berpengaruh serta dalam kekayaan. Orang yang sungguh miskin adalah dia yang bebas dari setiap bentuk rasa cukup pada diri sendiri
atau penilaian salah terhadap diri sendiri dan dari usaha bersandar pada manusia dan percaya kepada kekayaan. “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak
akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena
keduanya bertentangan sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu keh
endaki” Gal. 5:16-17. Semoga Bruder MTB, berkat rahmat Allah yang mahakuasa mampu hidup dan memberikan diri dipimpin oleh Roh Allah. Sedangkan
orang yang miskin dalam roh tidaklah sama saja dengan seorang kaya yang hatinya terpisah dari harta kekayaannya, tetapi ia rendah hati, menempatkan Allah sebagai
kepercayaannya dan satu-satunya sandaran hidupnya. Orang yang sungguh miskin dalam roh adalah orang yang bebas dari setiap jaminan palsu Conti 2006:132.
Mereka yang sungguh-sungguh miskin dalam roh, tidak membuat sesuatu pun menjadi miliknya sendiri, juga tidak mempersengketakannya dengan orang
lain; tetapi mereka hidup di dunia ini sebagai peziarah dan perantau. Itulah keluhuran kemiskinan yang tertinggi, yang menetapkan mereka menjadi ahli
waris dan raja kerajaan surga, membuat mereka miskin akan harta benda, tetapi meninggikan mereka dengan keutamaan-keutamaan. Itulah yang
hendaknya menjadi bagian mereka, yang membawa mereka ke negeri orang- orang hidup. Dengan tetap melekat kepada-Nya sepenuh-penuhnya, mereka
untuk selamanya tidak mau memiliki sesuatu lainnya, di bawah kolong langit, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus Anggaran Dasar Bruder MTB, 1999:
Art. 22. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-
Nya untuk aku” Gal. 2:20. Iriarte 1995:64 mengatakan bahwa Fransiskus dari Assisi merasakan kebebasan yang sangat luar biasa setelah dia
menanggalkan segala-galanya di depan Uskup Assisi. Pengalaman bebas ini, berkat bantuan rahmat Allah yang memberikan kepada jiwa dan hatinya untuk
mendengarkan bisikan “Roh Kudus”. Rohlah yang memberi jaminan kepada mereka bahwa mereka adalah anak-
anak Allah. Bukannya roh “perbudakan” tetapi roh “yang menjadikan seorang anak” yang menggerakan orang untuk bertindak secara yakin
dalam keluarga Allah bdk. Rm 8:14- 16. “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada
Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” 2 Kor 3:17. Peraturan hidup para Bruder MTB Statuta, Art. 53 dikatakan bahwa:
Ketaatan total kepada Allah merupkan jalan keselamatan yang ditunjukan Yesus yang mengorbankan diri-Nya bagi kita. Kaul ketaatan menuntut kita
untuk rendah hati dan bebas melepaskan kemauan sendiri agar mampu dan rela mengambilmengakui keputusan-keputusan demi kebaikan keseluruhan
yang dikehendaki Allah bagi kita. Karena itu para saudara wajib tunduk kepada para pemimpin kita. Hal ini merupakan pemberian diri kita satu
kepada yang lain dalam Kongregasi. Penyerahan diri itu terwujud pada hubungan personal, saling menghormati, mempercayai, kesediaan menerima
apa adanya, saling memberi saran dan pendapat. Kewibawaan pimpinan diperoleh terutama bukan karena jabatan atau kemampuan pribadinya, yang
merupakan hasil permenungan hubungannya dengan Allah.
Conti 2006:133 mengatakan bahwa “Miskin dalam roh tidak lahir sendiri, tetapi terbentuk melalui nilai-nilai kerajaan Allah dan mesti dibayar dengan pengurbanan
dan penyangkalan diri terus- menerus”. Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada
Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia 1 Tim 6:17. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan 2 Kor. 3:17. Kemiskinan dalam roh
bila dihayati, dipahami dan dimengerti dengan baik sungguh dapat membebaskan dan amat membantu para Bruder MTB untuk menjadi pribadi dewasa, penuh
keseimbangan, tahu melakukan pilihan-pilihan dalam terang iman dan panggilan misi khusus, serta merasa pasti akan pertolongan Tuhan.
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga” Mat. 5:3. Miskin dalam roh mengandaikan seorang
bruder atau siapa saja yang mengalaminya, orang tersebut tidak mudah cemburu, dan tidak mudah tersinggung karena kata-kata yang menghina dirinya atau karena segala
sesuatu yang ditujukan kepadanya. Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau
perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid- Ku” Luk 14:26.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu” Mat 5:39. Mereka yang sungguh miskin dalam roh mengandalkan Allah dalam hidupnya, dan bertolak belangkang dengan orang
sombong yang percaya pada diri sendiri. “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-
perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” Yoh 6:63. Fransiskus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari Assisi berusaha menyampaikan kepada saudaranya askese tentang kemiskinan dalam roh. Bahkan juga kepada para calon, yang hendak masuk persaudaraan mereka
harus menuruti nasihat Injil untuk membagikan segala sesuatu kepada kaum miskin, Fransiskus dari Assisi tidak menuntut sesuatu hal yang spektakuler tetapi kemiskinan
dalam roh yang secara autentik. Tetapi jika ada seseorang yang tidak dapat memberi harta miliknya karena ada sesuatu halangan, namun ia mempunyai keinginan yang
rohaniah, maka untuk dia cukuplah meninggalkan harta benda itu. Iriate 1995:64 mengatakan bahwa:
Allah yang Mahakuasa, kekal, dan berbelaskasihan, perkenanlah kami yang malang ini, demi Engkau sendiri, melakukan apa yang setahu kami Engkau
kehendaki, dan selalu menghendaki apa yang berkenan kepada-Mu, agar setelah dimurnikan dan diterangi di dalam batin serta dikobarkan oleh api Roh
Kudus, kami mampu mengkuti jejak Putra-Mu yang terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, dan berkat rahmat-Mu semata-mata sampai kepada-Mu, yang
Mahatinggi, Engkau yang dalam Tritunggal yang sempurna dan dalam Keesaan yang sederhana, hidup dan memerintah serta dimuliakan, Allah yang
Mahakuasa sepanjang segala masa. Amin.
Conti 2006:133 mengatakan bahwa “Dalam menghayati kemiskinan yang mendewasakan dan membebaskan ini, saudara-saudari memandang Fransiskus dari
Assisi sebagai orang yang telah berhasil mencapai kebebasan integral. Ia bebas dari setiap bentuk egoisme dan perbudakan serta setiap bentuk tuntutan dari internal dan
eksternal. Karena mereka miskin dalam roh seperti Fransiskus dari Assis, mereka menerima semua dari Allah dan sesama, dan tanpa bermaksud membalas jasa, mereka
memberi kembali segalanya kepada Allah dan sesama. Karena miskin dalam roh, mereka bergaul dengan semua orang dengan kebebasan batiniah. Tanpa menjadikan
orang lain atau harta itu milik mereka, saudara-saudari mampu memberi dan dalam kemiskinan mereka membuat orang-orang yang dijumpai dalam perjalanan hidup
mereka menjadi kaya”. “Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” Mat 28:20. “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” 1 Kor 6:17.
3. Miskin secara radikal