Nilai-nilai Pendidikan Karakter Hakikat Pendidikan Karakter

16 h. Menfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi fungsi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama; i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; j. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasikan positif dalam kehidupan peserta didik.

5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merujuk pada nilai-nilai agama, nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945, dan nilai-nilai hidup, tumbuh dan berkembang dalam adat istiadat masyarakat indonesia yang bhineka tunggal ika telah teridentifikasi 88 butir nilai karakter yang dikelompokan menjadi lima yaitu nilai karakter dalam 1 hubungannya dengan Tuhan, 2 diri sendiri, 3 sesama manusia, 4 lingkungan, 5 Kebangsaan. Oleh karena itu, pada tingkat SMP di pilih 20 nilai karakter Faturohman, Suryana, Fatriyani, F 2013. Setelah diadakan pengkajian terhadap nilai- nilai tersebut, dirumuskan 88 butir nilai karakter sebagai berikut: Tabel 2.1 88 Butir Karakter yang Baik 1. Adil 2. Amarah 3. Amal saleh 4. Antisipatif 5. Beriman dan bertaqwa 6. Berani memikul resiko 7. Berdisiplin 8. Bekerja keras 9. Berhati lembut 45. Mawas diri 46. Menghargai orang lain 47. Menghargai kesehatan 48. Menghargai waktu 49. Menghargai pendapat orang lain 50. Menusiawi 51. Mencintai ilmu 52. Pemaaf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Menurut Sedyawati Fathurrohman 2013, terdapat 16 nilai karakter yang harus dikembangkan untuk peserta didik di indonesia. Keenam belas nilai beserta deskripsi untuk masing-masing nilai dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Jujur, yaitu sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya dan berani mengakui kesalahan. 10. berinisiatif 11. Berpikir matang 12. Berpikir jauh kedepan 13. Bersahaja 14. Bersemangat 15. Bersikap konstruktif 16. Bersyukur 17. Bertanggung jawab 18. Bijaksana 19. Berkemauan keras 20. Bertenggang rasa 21. Beradap 22. Baik sangka 23. Berani berbuat benar 24. Berkepribadian 25. Cerdas 26. Cermat 27. Dinamis 28. Demokrasi 29. Efisien 30. Empati 31. Gigih 32. Hemat 33. Ihklas 34. Jujur 35. Kreatif 36. Kukuh hati 37. Ksatria 38. Komitmen 39. Koopratif 40. Kosmopolitan mendunia 41. Lugas 42. Lapang dada 43. Lembut hati 44. Mandiri 53. Pemurah 54. Pengabdian 55. Pengendalian dri 56. Produktif 57. Prioritik 58. Rasa keterikatan 59. Rajin 60. Ramah 61. Rasa kasih sayang 62. Rasa percaya diri 63. Rela berkorban 64. Rendah hati 65. Rasa indah 66. Rasa memiliki 67. Rasa malu 68. Sabar 69. Setia 70. Sikap adil 71. Sikap hormat 72. Sikap tertib 73. Sopan santun 74. Sportif 75. Susila 76. Sikap nalar 77. Sikap mental 78. Kebersamaan 79. Tangguh 80. Tegas 81. Tekun 82. Tegar 83. Terbuka 84. Taat asas 85. Taat janji 86. Takut bersalah 87. Tawakal 88. Ulet PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 b. Tahu Berterimakasih, yaitu menyatakan kepada orang lain melalui perkataan dan tindakan atas jasanya terhadap kehidupan kita. c. Tertib, yaitu kemampuan untuk mengatur diri dan sekitar untuk mencapai efisiensi yang terbaik. d. Penuh perhatian, yaitu kemampuan untuk menunjukan penghargaan pada seseorang dengan jalan memberikan perharian penuh pada apa yang diaktakannya. e. Baik hati, yaitu memenuhi kebutuhan dasar orang lain tanpa mengharapkan pamrih. f. Tanggung jawab, yaitu mengetahui dan melakukan apa yang diharapkan. g. Pemaaf, yaitu sikap untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lian tanpa menaruh dendam. h. Peduli, yaitu kemampuan untuk memperhatikan kebutuhan orang lain. i. Mengahargai waktu, yaitu sikap dan perilaku yang mampu memanfaatkan waktu yang tersedia secara efisien dan efektif sehingga berhasil guna. j. Sabar, yaitu sikap dan perilaku yang menunjukan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah. k. Cermatteliti, yaitu sikap dan perilaku yang menunjukan ketelitian, keseksamaan penuh minat dan kehati-hatian. l. Pengendalian diri, yaitu kemampuan untuk menahan diri terhadap keadaan dirisituasilingkungannya. 19 m. Tenggang rasa toleransi, yaitu sikap untuk menghargai dan menghormati perbedaan. n. Sopan santun yaitu kemampuan untuk mengikuti norma yang ada di masyarakat. o. Rela berkorban, yaitu kesediaan dan kerelaan untuk berkorban dan membanru orang lain. p. Sportifberjiwa kesatriaberjiwa besar, yaitu kemampuan untuk menerima keunggulan orang lain dan menerima kekurangan diri sendiri. 6. Komponen Pembentukan Karakter Beberapa komponen yang merupakan pembentukan karakter menurut Lickona 2013 adalah keterkaitan antara pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral. Komponen pembentukan karakter divisualisasikan dalam gambar sebagai berikut. PENGETAHUAN MORAL 1. Kesadaran moral 2. Menetahui nilai-nilai moral 3. Pengambilan prespektif 4. Penalaran moral 5. Pengambilan keputusan 6. Pengetahuan diri AKSI MORAL 1. Kompetensi 2. Kemauan 3. Kebiaasaan PERASAAN MORAL 1. Hati nurani 2. Penghargaan diri 3. Empati 4. Menyukai kebaikan 5. Kontrol diri 6. Kerendahan hati Gambar 2.1 Komponen Pembentukan Karakter yang Baik 20 Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita memanfaatkan ketika kita berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Berikut adalah penjelasan dari enam hal yang menjadi bagian dari pengetahuan moral: a. Kesadaran moral Ketidaksadaran moral yang sering terjadi pada diri manusia dalam sebuah tingkatan usia adalah kebutaan moral, kondisi di mana orang tak mampu melihat situasi yang sedang ia hadapi melibatkan masalah moral dan membutuhkan pertimbangan lebih jauh. Remaja khususnya sangat rentan terhadap kegagalan seperti ini bertindak tanpa mempertanyakan “Apakah ini benar?” Aspek pertama yang perlu di miliki oleh remaja dalam kesadaran moral adalah remaja harus mengetahui bahwa tanggung jawab moral pertama mereka adalah menggunakan akal mereka untuk melihat kapan sebuah situasi membutuhkan penilaian moral. Kemudian memikirkan dengan cermat pertimbangan apakah yang benar untuk bertindak tersebut. Aspek kedua dari kesadaran moral adalah kendala untuk biasa mendapatkan informasi. Remaja perlu mencari informasi dan memastikan fakta terlebih dahulu sebelum membuat pertimbangan moral. b. Mengetahui nilai-nilai Mengetahui sebuah nilai moral berarti memahami bagaimana menerapkannya dalam berb agai situasi. Apa artinya “tanggung jawab” ketika melihat siswa tidak mengerjakan PR dari Guru? Ketika melihat siswa terlambat masuk kelas? Nilai-nilai moral yang perlu diketahui siswa 21 dalam kehidupan ini diantaranya adalah menghormati kehidupan, bertanggung jawab, berani minta maaf, berani mengakui kesalahan dan toleransi. Semua ini merupakan faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik. c. Pengambilan prespektif Pengambilan prespektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana meraka akan berpikir, bereaksi, dan merasa. d. Penalaran moral Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang bermoral dan mengapa harus bermoral. Seiring dengan perkembangan penalaran moral anak-anak dan riset perkembangan penalaran moral terjadi secara bertahap, mulai dari mempelajari mana yang termasuk sabagai nalar moral dan mana yang tidak termasuk sebagai nalar moral ketika akan melakukan sesuatu, pada tingkat tertinggi, penalaran moral juga melibatkan pemahaman terhadap beberapa pinsip klasik, seperti: “Hormatilah martabat setiap individu”, “Perbanyak berbuat baik”, dan “Bersikaplah sebagimana engkau mengharapkan orang lain bersikap kepadamu”. Prinsip-prinsip semacam ini dapat menuntun perubahan perbuatan moral remaja dalam berbagai macam situasi. e. Pengambilan keputusan Dalam membuat keputusan seseorang dapat melakukan dengan mempertimbangkan melalui pertanyaan kepada dirinya, seperti “apa saja 22 pilihanku?” apa konsekuensi yang kira-kira harus di hadapi orang lain karena keputusan yang ku buat?”. Mampu memikirkan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang menghadapi persoalan moral tersebut sebgai ketrampilan pengambilan keputusan reflektif. f. Pengetahuan diri Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling sulit untuk dikuasai, tetapi penting bagi perkembangan karakter. Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan kelemahan karakter diri dan mengetahui cara untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Kesadaran moral, pengetahuan terhadap nilai-nilai moral, pengambilan prespektif, penalaran moral, pembuatan keputusan, dan memahami diri sendiri merupakan kualitas-kualitas pemikiran yang membentuk pengetahuan moral. Dilihat dari sisi perasaan moral atau sisi emosional terdapat beberapa faktor yang membentuk karakter pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah a. Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun seseorang dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan seseorang merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 b. Penghargaan diri Self-esteem Jika seseorang memiliki peghargaan diri yang sehat, maka seseorang tersebut dapat menghargai diri sendiri. Dan jika seseorang mampu menghargai dirinya sendiri, maka seseorang tersebut akan menghormati dirinya sendiri. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi seseorang untuk merusak tubuh atau pikirannya sendiri atau membiarkan orang lain merusaknya. Kemudian jika remaja yang memiliki penghargaan diri yang sehat akan mempu memandang diri secara positif, cenderung memperlakukan orang lain secara positif juga, tidak tergantung pada pendapat orang lain, mampu bertahan diri dari tekanan teman sebayanya, mempu mengikuti pertimbangan pribadi, dan lebih bertanggungjawab terhadap diri, sesama, lingkungan dan kepada Tuhan. c. Empati Empati merupakan kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari pengambilan prespektif. d. Mencintai kebaikan Jika seseorang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban. Potensi ini merupakan potensi moral manusia yang sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 ada sejak usia kanak-kanak dan dapat terus dikembangkan dalam tiap tahap perkembangan. e. Kontrol diri Kontrol diri merupakan pekerti yang penting untuk mengendalikan emosional maupun perilaku diri seseorang. Kontrol diri membantu seseorang untuk bersikap etis disaat seseorang sedang tidak mengingikannya. Kontrol diri juga penting untuk mengekang keterlenaan kita. f. Kerendahan hati Kerendahan hati merupakan bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan. Kerendahan hati juga membantu seseorang mengatasi kesombongan diri. Kerendahan hati adalah pelindung terbaik dari perbuatan jahat. Hati nurani, penghargaan diri, empati, mencintai kebaikan, kontrol diri, dan kerendahan hati adalah komponen-komponen yang membentuk sisi emosional moral seseorang. Perasaan seseorang terhadap diri sendiri, orang lain, dan hal-hal yang baik bila digabungkan dengan pengetahuan moral akan membentuk sumber motivasi moral dalam diri seseorang tersebut. Ada atau tidaknya perasaan moral dalam diri seseorang menjelaskan banyak hal mengenai mengapa ada orang yang mempraktikan prinsip-prinsip moral mereka dan ada yang tidak. Inilah alasan mengapa pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 nilai yang hanya sampai pada tataran intelektual, yang hanya menyentuh pikiran dan bukan perasaan, kehilangan bagian penting dari karakter. Tindakan moral adalah produk dari dua bagian karakter diatas. Jika seseorang memiliki kualitas moral intelektual dan emosional maka mereka memiliki kemungkinan tindakan yang menurut pengetahuan dan perasaan mereka adalah tindakan yang benar. Untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoral atau menghalanginya maka perlu melihat lebih dalam dari ketiga aspek dari tindakan moral berikut. a. Kompetensi Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral efektif. b. Kehendak Kehendak dibutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewajiban, bukan kesenangan. Kehendak dibutuhkan untuk menahan godaan, bertahan dari tekanan teman sebaya, dan melawan gelombang. Kehendak merupakan inti keberanian moral. 26 c. Kebiasaan William Bennett Lickona, 2014:87 mengatakan: “orang- orang yang memiliki karakter yang baik bertindak dengan sungguh-sungguh, loyal, berani, berbudi, dan adil tanpa banyak tergoda oleh hal- hal sebaliknya.” Mereka melakukan yang benar karena kebiasaan. Dari penjelasan di atas, mengenai faktor-faktor pembentukan karakter yang baik dapat disimpulkan bahwa dalam diri seseorang yang berkarakter baik, pengetahuan, perasaan, dan tindakan moral akan bekerja secara bersama-sama untuk saling mendukung. Tentu saja tidak selalu demikian, orang yang sangat baik sekalipun sering kali gagal menunjukan moral terbaik mereka. Hal ini nampak bahwa pembentukan karakter merupakan suatu proses seumur hidup dalam kehidupan setiap orang. Kehidupan bermoral yang dijalani setiap orang termasuk remaja secara bertahap dapat memadukan pertimbangan, perasaan, dan pola-pola tingkah laku yang benar. Dengan ini seseorang dapat terus berproses dalam membentuk karakter yang baik. Dalam komponen karakter yang baik yang telah dijelaskan di atas, juga merupakan faktor pembentukan karakter ksatria remajapeserta didik. Dimana karakter ksatria merupakan salah satu nilai karakter yang menjadi bagian dari komponen karakter yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

B. Pengertian Karakter Ksatria

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24