51
2. Mitra Kolaboratif Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan mitra sekolah yaitu Wali Kelas VIII A dan Pengamat.
Tabel 3.2 Mitra Kolaboratif
No Mitra
Peran Deskripsi Tugas
1 Wali Kelas
Pendidik a.
Membantu peneliti
dalam mengamati
pelaksanaan layanan
bimbingn klasikal b.
Memberikan masukan dan saran pelaksanaan
layanan bimbingan
klasikal 2
Elisabet Dwi Retno
131114050 Mitra Kolaborator
a. Membantu
peneliti dalam
mengamati pelaksanaan
layanan bimbingn klasikal
b. Sebagai mitra peneliti
saat proses dinamika kelompok
c. Membantu membagikan
instrumen dan
mengamati siswa
C. Subjek Penelitian
Siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 20152016, peserta berjumlah 22 orang. Rincian subjek tampak dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Siswa-siswi kelas VIII A 14
8 Jumlah
22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Jenis Tindakan
Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dengan
experiential learning
terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus akan diberikan satu topik bimbingan yang relevan untuk
meningkatkan karakter ksatria. Siklus I dengan topik “Berani Mengakui Kesalahan” bertujuan untuk meningkatkan keberanian siswa ketika
mengakui kesalahan yang diperbuat. Siklus II dengan topik “Berani Meminta dan Mem
beri Maaf” bertujuan untuk meningkatkan keberanian siswa dalam meminta dan memberi maaf. Siklus III dengan
topik “Berani Mengungkapkan Pendapat Di depan Umum” pemilihan topik ini sesuai dengan karakter ksatria. Ketika individu berani untuk
mengakui kesalahan maka akan berani juga untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya. Individu yang memiliki karakter ksatria
akan menerima kekurangan diri sendiri dan mau belajar dari pengalaman
orang lain
sehingga meningkatkan
keberanian mengungkapkan pendapat di depan umum. Topik tiap siklus
divisualisasikan dalam gambar berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Siklus : I Tujuan : Meningkatkan keberanian untuk
mengakui kesalahan Topik : Berani mengakui kesalahan
Skenario : Dinamika kelompok dengan permainan pesan berantai. Setelah selesai siswa membagikan
pengalaman. Menonton video berani mengakui kesalahan. Refleksi dan merumuskan niat yang
Siklus : II Tujuan : Meningkatkan kebernaian untuk meminta
maaf Topik : Berani meminta maaf dan memberi maaf
Skenario : Dinamika kelompok dengan permainan menara berapi. Menonton video berani meminta dan
membari maaf. Refleksi dan merumuskan niat yang akan dilakukan
Siklus : III Tujuan : Meningkatkan keberanian berpendapat di depan
umum Topik : Berani berpendapat di depan umum
Skenario : Setiap siswa membuat simbol diri dan mensharingkan
kepada teman-temannya.
Memberikan bombongan. Refleksi dan merumuskan niat yang akan
dilakukan.. RO
AE
AC CE
a. Fasilitator memberikan pengantar tentang
kegiatan. b.
Siswa melakukan kegiatan untuk mendapatkan pengalaman
a. Siswa membuat kesimpulan dari pengalaman
yang di refleksikan b.
Siswa secara pribadi kelompok mensharingkan kesimpulan
c. Fasilitator memberikan materi penguatan
a. Siswa
membagikan refleksi
berdasarkan engalaman
b. Siswa
mengungkapkan hasil pengalama
c. Fasilitator
memberikan feedback
a.
Siswa merumuskan
niat untuk dilakukan
dalam kehidupan
sehari-hari
b.
Fasilitator memberikan
bombongan atas niat siswa
Gambar 3.2 Proses Tindakan Bimbingan dan Konseling
54
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini memiliki indikator keberhasilan pemberian tindakan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
untuk meningkatkan karakter ksatria siswa melalui capaian skor tes dan skala
peningkatan karakter ksatria sebagai berikut.
Tabel 3.4 Capaian Rata-Rata Skor Siswa
No Indikator
Rata-Rata Skor Siswa
1 Pre-Test
63.00
2 Siklus I
65.00
3 Siklus II
68.00
4 Siklus III
70.00
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono 2013 menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu
diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Tes, Skala Penilaian Diri, Wawancara dan Observasi. Tes adalah
kuesioner berbentuk soal tes dengan ragam pilihan ganda diberikan pada awal dan akhir siklus. Skala adalah suatu proses reviu yang
55
melibatkan pembelajar dalam: a merefleksikan pengalaman, b mengingat dan memahami apa yang terkait dengan pengalaman yang
dipelajari, dan c mencoba menambah ide yang lebih jelas tentang apa yang telah dipelajari atau dicapai Supratiknya, 2014.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Observasi adalah
suatu proses kompleks, suatu proses tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono,
2013. Tes Karakter Ksatria diberikan diawal siklus dan di akhir siklus
dengan tujuan untuk mendapatkan data dari hasil
pre-test
dan
post-test
peningkatan karakter ksatria. Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria bertujuan untuk mengungkap
maximal performance
yang mampu ditunjukan oleh subjek baik dalam melakukan kecakapan tertentu
maupun dalam melaksanakan pola tingkah laku Supratiknya, 2014. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam
tentang responden. Observasi bertujuan untuk mengetahui perilaku peserta didik. Tujuan menggunakan Kuesioner Validasi Model agar
peserta didik memberikan penilaian mengenai efektivitas implementasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 5 instrumen yaitu Tes Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria, Wawancara,
Observasi dan Kuesioner Validasi Model. Penjelasan 5 instrumen adalah sebagai berikut.
a. Tes Karakter Ksatria
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Tes Karakter Ksatria yang disebarkan dalam bentuk
multiple-choice question.
Supratiknya 2015 mengemukakan bahwa
multiple-choice question
adalah pertanyaan pilihan ganda yang menyajikan lebih dari dua alternatif jawaban. Tes karakter ksatria memiliki alternatif jawaban
pilihan ganda yang bergradasi mulai dari 1 sampai 4. Keempat jawaban tersebut memiliki nilai kebenaran masing-masing alternatif
pilihan jawaban. Skor 4 diberikan untuk alternatif jawaban yang sungguh mewakili pengaplikasian nilai karakter ksatria. Sedangkan
skor 1 untuk mewakili alternatif jawaban yang sangat kurang mewakili nilai karakter ksatria.
Tes Karakter Ksatria disusun oleh peneliti sendiri dengan arahan tim dosen Strategi Nasional, dalam hal ini berperan Dr.
Gendon Barus, M.Si. Tes Karakter Ksatria diberikan kepada 22 siswa kelas VIII A sebelum kegiatan bimbingan klasikal
pre-post
57
dan diberikan sesudah kegiatan bimbingan klasikal
post-test. Pre-
test
dimaksud untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman dan penerapan karakter ksatria siswa. Sedangkan
post- test
dimaksud untuk mencari data yang diperlukan guna mengetahui efektivitas layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
dalam usaha meningkatkan karakter ksatria bagi siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat. Berikut ini kisi-
kisi Tes Karakter Ksatria pada tabel 3.5
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tes Karakter Ksatria
No Aspek
Indikator Item
Jumlah
1 Berani
mengakui kesalahan
a. Mau mengakui
kesalahan 1, 2, 6, 17
4
b. Berani meminta
maaf 3, 8,13,14,
16
5
2 Menghargai
orang lain a.
Mampu bersikap jujur
10 1
b. Mau menerima
kekalahan 12
1
c. Mengakui
keunggulan orang lain
15, 19 2
3 Mawas diri
a. Berani mengambil
keputusan 4, 20
2
b. Mampu
mengungkapkan pendapat
5, 7, 9, 18 4
c. Menerima
konsekuensi dari keputusan yang di
ambil 11
1
Total 20
58
b. Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
Skala penilaian diri karakter ksatria dalam penelitian ini berbentuk pernyataan
checklist
dengan menggunakan skala liket. Sugiyono 2013:134, menjelaskan bahwa skala liket digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap item dalam Skala
Karakter Ksatria ini memiliki gradasi dari sangat positif sampai negatif, yang dapat berupa kata-kata sangat sering ss, sering s,
jarang jr, tidak pernah tp. Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dibagikan kepada
peserta didik setiap akhir siklus. Skala ini digunakan untuk melihat pengaruh dari model pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
terhadap karakter ksatria yang menjadi fokus penelitian. Berikut Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dalam tabel 3.6
Tabel 3.6
Kisi-kisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
No Aspek
Indikator No item Jumlah
1 Berani
mengakui kesalahan
a. Mau mengakui
kesalahan 1, 2, 6,13
4 b.
Mau menerima kritik dari orang lain
8 1
2 Menghargai
orang lain a.
Bersikap jujur 3
1 b.
Menghargai orang lain 19,21,22 3
c. Menerima keunggulan
4, 7 2
59
orang lain d.
Mau memberi maaf kepada orang lain
9,10,11, 12,14,15
3 3
3 Mawas diri
a. Menerima
konsekuensi dari keputusan yang
diambil 5, 25
2
b. Berani
mengungkapkan pendapat
16,17,18, 20,23,24
6
Total
25 c.
Wawancara Tidak Terstruktur Sugiyono 2013 mengatakan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar tentang karakter ksatria
tampak sebagai berikut.
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara
No Narasumber
Pertanyaan
1 Wali Kelas
1. Menurut ibu apa yang membuat
siswa menjadi aktif dan manfaat apa yang siswa peroleh?
2 Siswa
1. Apa yang kamu dapatkan setelah
mengikuti bimbingan klasikal dari awal hinga akhir ini?
d. Observasi
Hadi Sugiyono 2013:203 menjelaskan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi yang di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
lakukan peneliti adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya.
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Panduan Observasi
Aspek Indikator
Jumlah
Nilai karakter ksatria yang
muncul selama proses
kegiatan bimbingan
berlangsung a.
Perilaku siswa
yang menunjukan nilai karakter
ksatria selama kegiatan bimbingan berlangsung
5,6,10,11, 12,13,15,
b. Perilaku siswa yang tidak
menunjukan nilai karkater ksatria selama kegiatan
bimbingan berlangsung
1,2,3,4, 7,8,9,14,16,
17,18,19,20
Total 20
e. Kuesioner Validasi Efektivitas Model
Kuesoner Validasi Model dengan responden siswa berbentuk pernyataan
checklist with guttman scale.
Sugiyono 20013:141 menjelaskan bahwa skala pengukuran tipe ini, akan menghasilkan
jawaban tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan alternatif jawaban “ya-tidak”.
Guttman scale
digunakan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan atau ingin diketahui oleh
peneliti. Validasi Efektivitas Model dengan responden siswa. Tujuan
menggunakan kuesioner efektivitas model agar peserta didik memberikan
penilaian mengenai
efektivitas implementasi
61
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
untuk meningkatkan karakter ksatria sehingga diketahui keefektifannya berdasarkan penilaian
siswa.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas berasal dari kata
validity
yang artinya ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut Azwar, 2009:5.
Uji validitas Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria menggunakan validitas isi dan validasi empiris.
Validitas isi merupakan validitas yang dinilai melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional yang dilakukan oleh penilai yang
kompeten atau
expert judgment
Azwar, 2009:45. Peneliti menyusun instrumen berdasarkan aspek karakter ksatria, konstruk pengembangan
instrumen kemudian dikonsultasikan kepada ahli, yaitu Dr. Gendon Barus, M. Si.
Instrumen yang telah dianalisis oleh ahli dan dinyatakan layak untuk dipakai, langsung diberikan kepada subjek penelitian, sehingga
tidak dilakukan uji coba terlebih dahulu karena keterbatasan waktu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Peneliti melakukan uji coba terpakai pada instrumen yang dibuat. Uji coba terpakai adalah instrumen diberikan langsung kepada subjek
penelitian bersamaan dengan waktu pelaksanaan penelitian. Uji validitas Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dianalisis
menggunakan korelasi
Product Moment Pearson
dengan rumus sebagai berikut:
=
� ∑ −∑ ∑
√� ∑ − ∑ .√� ∑ − ∑
Keterangan : koefisien korelasi
: skor item : skor total
� : banyaknya subjek
Nilai koefisien validitas yang kurang dari 0,30 dianggap tidak memuaskan. Koefisien yang berkisaran antara 0,30 sampai 0,50 telah
dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga penelitian Azwar 2009: 158. Bersadarkan perhitungan SPSS
16.0 pada korelasi
product-moment
dengan subjek N sebanyak 22 siswa diperoleh uji validitas dari 20 item Tes Karakter Ksatria,
sebanyak 9 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30, dan sebanyak 11 item memiliki nilai koefisien validitas sama dengan atau
lebih besar dari 0,30. Walaupun tidak semua item Tes Karakter Ksatria memiliki nilai koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,30
berdasarkan konsultasi dengan ahli, semua item Tes Karakter Ksatria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tetap digunakan sebagai item instrumen penelitian. Hasil uji validitas empiris Tes Karakter Ksatria dapat dilihat pada lampiran 13.
Berdasarkan uji validitas empiris pada Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria menggunakan korelasi
product moment
diperoleh hasil 7 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30 dan 18 item
sama dengan atau lebih dari 0,30. Dengan demikian 18 item dinyatakan valid dan 7 item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan
pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria digunakan sebagai instrumen
penelitian. Hasil uji validitas empiris Skala Karakter Ksatria dapat dilihat pada lampiran 14.
Sedangkan untuk mengetahui Validitas Kuesioner Model digunakan teknik Korelasi Point Biserial, karena skor yang diperoleh
instrumen tersebut berbentuk dikotomi Mansyur, Rasyid, Suratno 2015:321. Adapun rumus Korelasi Point Biserial adalah sebagai
berikut.
r
pbis
=
�� ̅̅̅ − ��
̅̅̅̅ �
�
√
Keterangan :
̅̅̅
= Mean skor subjek yang dapat nilai 1 pada butir i
̅̅̅̅
= Mean skor seluruh subjek S
t
= Deviasi standar skor seluruh subjek P = Proporsi subjek yang dapat dinilai 1 pada butir
64
Q = 1- P Berdasarkan uji validitas empiris pada Validitas Kuesioner Model
menggunakan digunakan teknik Korelasi Point Biserial, diperoleh hasil
29 item memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,423 dan 1 item kurang dari 0,423. Dengan demikian 29 item dinyatakan valid dan 1
item tidak valid. Walaupun demikian berdasarkan pertimbangan hasil konsultasi dengan ahli diputuskan semua butir item digunakan teknik
Korelasi Point Biserial digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji validitas empiris Validitas Kuesioner Model dapat dilihat pada
lampiran 21.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya Azwar, 2009. Pengukuran yang miliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran reliabel, atau terpercaya atau daya keajegannya tinggi. Nilai reliabilitas Tes Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria
dan Kuesioner Validasi Model menggunakan Metode Internal Consistency. Metode ini hanya memerlukan satu kali penyajian
pengumpulan data saja
Single-Trial Administration
Mansyur, Rasyid, Suratno, 2015. Sejalan dengan pendapat Supratiknya, 2014: 157 untuk
mengatahui hasil reliabilitas Tes Karakter Ksatria dan Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dilakukan prosedur estimasi reliabilitas belah-dua
Split-Half.
Karena belum mengetahui pasti keterkaitan antara hasil belah satu dengan belah dua maka digunakan korelasi koefisien Alpha
65
Cronbach’s. Hasil perhitungan korelasi koefisien Alpha dengan rumus sebagai berikut.
α =
[�
�
− � +� ]
�
Keterangan : � = Varians skor subjek pada belahan j : j = 1,2
� = Varians skor pada keseluruhan test X � = Koefisien reliabilitas alpha
Penghitungan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan kriteria Guilford Masidjo, 1995 sebagai berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Guilford
Kriteria Skor Kriteria
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Melalui kriteria tersebut, hasil reliabilitas karakter ksatria tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Tes Karakter Ksatria
Cronbach’s Alpha
Kesimpulan 0,59
Cukup
Bersadarkan perhitungan SPSS diperoleh perhitungan hasil uji reliabilitas Tes Karakter Ksatria senilai 0,59. Nilai tersebut
dikonsultasikan pada Skala Realibilitas Guilford maka uji reliabilitas Tes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Karakter Ksatria dapat disimpulkan bahwa Tes masuk dalam kategori cukup.
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Skala Karakter Ksatria
Cronbach’s Alpha
Kesimpulan 0,81
Tinggi
Bersadarkan perhitungan SPSS diperoleh perhitungan hasil uji reliabilitas
Skala Karakter Ksatria senilai 0,81. Nilai tersebut
dikonsultasikan pada skala realibilitas Guilford maka uji reliabilitas Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria dapat disimpulkan bahwa masuk
dalam kategori tinggi. Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi
Model digunakan Formula Kuder-Richardson. Penggunaan formula ini apabila setiap belahan tes merupakan butir skor dikotomi Mansyur,
2015: 360. Karena skor Koesioner Validasi Model berupa angka 0 dan 1 maka digunakan rumus
KR-20 =
� �−
[ −
∑�
−�
] Keterangan :
P
i =
Proporsi subjek yang mendapat skor 1 pada butir i, yaitu banyaknya subjek mendapat skor 1 dibagi dengan banyaknya seluruh subjek.
S
x 2
= Varians skor tes X J = Banyaknya butir tes
67
Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan Formula Kuder-Richardson diperoleh nilai reliabilitas Kuesioner Validasi Model
sebesar 0,621 nilai tersebut selanjutnya dikonsultasikan kepada kriteria Guilford dan termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian
reliabilitas Kuesioner Validasi Model dinyatakan reliabel.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro dkk 2002: 110 uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji prasyarat analisis data, artinya sebelum
melakukan analisis data sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji normalitas adalah
unutk mengetahui apakah data dalam variabel yang akan dianalisis distribusi normal.
Tabel 3. 12 Hasil Uji Normalitas
Pada tabel 3.12 hasil uji normalitas Kolmogorof-Smirnov menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,072 0,05 dengan
demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Apa bila ditinjau dari hasil uji normalitas
Shapiro-Wilk menunjukan nilai signifikansi 0,133 0,05 dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
demikian sampel penelitian berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Bila data tidak normal, maka teknik statistik Parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Sebagai gantinya digunakan
teknik statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data berdistribusi
normal. Teknik
statistik itu
adalah Statistik
Nonparametris. Untuk itu sebelum peneliti akan menggunakan teknik statistik parametris sebagai analisisnya, maka peneliti harus
membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Menggunakan Statistik Nonparametris
tidak mensyaratkan perlunya uji normalitas data.
G. Prosedur Penelitian
1. Desain Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian PTBK. Prosedur penelitian tampak pada gambar
berikut.
69
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling
Kondisi awal tampak bahwa karakter ksatria siswa rendah. Kemudian peneliti memberikan layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
dalam tiga siklus untuk meningkatkan karakter ksatria siswa kelas VIII A. Setelah diberikan tindakan diduga tingkat
karakter ksatria seswa kelas VIII A meningkat. Kondisi
awal
Tindakan
Kondisi akhir
a. Pendidikan karakter terintegrasi pada mata
pelajaran b.
Guru BK belum terlibat dalam implementasi pendidikan karakter
c. Pendidikan karakter baru sampai pada ranah
kognitif d.
Karkater ksatria siswa kelas VIII A rendah Model pendidikan karkater berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
Siklus I Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik “Berani Mengakui Kesalahan”.
Siklus II Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik “Berani Meminta dan Memberi Maaf”.
Siklus III Implementasi bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dengan topik “Berani Mengungkapkan Pendapat di Depan
Umum”.
Peningkatan pemahaman,
penghayatan dan pengalaman karakter
ksatria sebagai siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Rencana Siklus penelitian
a. Siklus 1
1 Tahap perencanaan
a Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan RPL dan
materi layanan bimbingan klasikal dengan topik “Berani Mengakui Kesalahan”
b Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar
Observasi, Tes Karakter Ksatria, serta Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria.
c Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan penelitian
d Mempersiapkan alat untuk dokumentasi berupa kamera
e Membuat lembar refleksi siswa
2 Tahap pelaksanaan
a Pengenalan awal dan menjelaskan tujuan bimbingan
klasikal b
Menjelaskan peneliti akan membagikan kartu refleksi dan pengumpulan poin berupa bintang jika aktif dalam kelas
maka akan diberikan satu bintang dan akan ditukarkan dengan hadiah diakhir pertemuan yang ke tiga.
c Mengisi Tes Karakter Ksatria
d Memutarkan video tentang “ Berani Mengakui Kesalahan”
Video yang diputar berdurasi 1 menit. Setelah menonton video siswa merefleksikan hal-hal yang mereka
71
dapatkan setelah menonton video dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Bagi siswa yang
ingin menjawab pertanyaan dipersilahkan angkat tangan dan akan diberikan satu bintang.
e Berdinamika kelompok dengan permainan “Pesan
berantai” tentang “Aku berani mengakui kesalahan” Peneliti meminta siswa berhitung untuk membuat
kelompok. Kemudian
peneliti menjelaskan
tujuan permainan. Setiap kelompok berbaris kebelakang orang
pertama akan mendapatkan kertas yang berisi pesan singkat yang akan disampaikan kepada teman-temannya.
Waktu yang diberikan peneliti untuk menyelesaikan permainan ini adalah 1 menit. Kelompok dinyatakan
menang jika orang terakhir dapat menyampaikan pesan dengan benar maka kelompok akan di beri bintang satu
setiap orangnya. Peneliti merefleksikan pesan moral dari permainan tersebut dan memberikan umpan balik dengan
mengaitkan apa yang siswa sampaikan dalam kehidupan sehari-hari.
f Penyampaian materi bimbingan
Peneliti menyampaikan mate ri tentang “Berani
Mengakui Kesalahan” dengan menampilkan
slide
dalam
Microsoft Power Point
. Pengertian berani mengakui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kesalahan, cara mengakui kesalahan yang tepat, perasaan- perasaan setelah bisa mengakui kesalahan. Peneliti
meminta siswa untuk menuliskan hasil belajar dan niat yang akan dilakukan dalam kartu refleksi pribadi.
g Mengisi skala karakter ksatria
3 Tahap pengamatan
Tahap ini pengamat mengamati proses jalannya bimbingan klasikal. Pengamatan dilakukan untuk mendapat
informasi mengenai proses layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan.
4 Tahap refleksi
Tahap ini peneliti dan pengamat berdiskusi mengenai proses jalannya bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya peneliti melakukan refleksi untuk mendapatkan umpan balik sebagai upaya perbaikan siklus selanjutnya.
b. Siklus II
1 Tahap Perencanaan
a Menyiapkan RPL dengan tema “Berani Meminta dan
Memberi maaf”. b
Menyiapkan instrumen penelitian berupa Skala Penilaian Diri Karakter ksatria dan lembar Observasi.
c Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera.
73
2 Tahap Pelaksanaan
a Peneliti menanyakan terkait dengan niat yang sudah
dituliskan b
Menayangkan video tentang “Berani minta maaf” c
Berdinamika kelompok dengan permainan “Saling memaafkan”. Peneliti membagi menjadi 3 kelompok
dengan membagikan 3 kertas yang berbeda warna. Peneliti menjelaskan tujuan dari permainan saling memaafkan.
Pada permainan ini setiap kelompok diminta untuk membuat menara dari korek kayu diatas botol minum yang
sudah peneliti sediakan. Waktu yang diberikan adalah 5 menit.
Setiap siswa dalam kelompok wajib meletakan satu batang korek api kayu hingga semakin lama tumpukan
korek api kayu menjadi sebuah menara. Apabila salah satu siswa dalam kelompok melakukan kesalahan sehingga
menyebabkan menara yang telah dibuat roboh, maka aktivitas permainan harus berhenti, siswa yang melakukan
kesalahan berdiri dan mengakui kesalahan dan meminta maaf dengan teman kelompok. Apabila teman dalam
kelompok memberi maaf maka permainan dapat dilanjutkan.
74
Kelompok yang dinyatakan menang adalah kelompok yang mampu membuat menara lebih cepat dari
waktu yang sudah di tentukan. Setelah selesai bermaian peneliti mengajak siswa untuk merefleksikan pesan moral
dari permainan tersebut kemudian memberikan umpan balik dengan mengaitkan apa yang siswa sampaikan dalam
kehidupan sehari-hari. d
Menyampaikan materi tentang “Berani Meminta dan Memberi Maaf” dengan menampilkan
slide
dalam
Microsoft Power Point.
Materi yang ditayangkan dalam
slide
berisi tentang makna meminta maaf dan memberi maaf, cara untuk meminta maaf yang tepat, 4 janji
memberi maaf. Peneliti meminta siswa menuliskan hasil belajar dan membuat niat yang akan dilakukan dalam
kartu refleksi pribadi. e
Mengisi Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria 3
Tahap Pengamatan Tahap ini pengamat mengamati proses kegiatan layanan
bimbingan klasikal. 4
Tahap Refleksi Seperti upaya perbaikan siklus 1, peneliti dan pengamat
melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
75
c. Siklus III
1 Tahap Perencanaan
a Menyiapkan RPL dengan tema “Berani berpendapat
didepan umum”. b
Menyiapkan intrumen berupa Tes Karakter Ksatria, Skala Penilaian Diri Karakter Ksatria, lembar Observsi, serta
Kuesioner Validasi Model untuk siswa. c
Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera. 2
Tahap Pelaksanaan a
Peneliti menanyakan niat yang sudah dibuat apakah sudah dilakukan
b Menonton video tentang berani mengungkapkan pendapat
di depan umum. Peneliti merefleksikan isi dari video tersebut dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait tema. c
Peneliti membagikan kertas kosong dan meminta siswa untuk menggambarkan simbol diri. Kemudian masing-
masing siswa mengungkapkan arti dan simbol diri yang mereka buat. Tujuan dari aktivitas ini adalah agar anak
mampu mengungkapkan pendapat di depan umum. Setelah selesai peneliti mengajak siswa untuk diskusi
tentang sebuah kisah inspiratif dan siswa merefleksikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pesan moral dari kisah inspiratif tersebut. Kisah inspiratif dibacakan oleh seorang siswa.
d Menyampaikan materi
Peneliti menyampaikan materi tentang “Berani Berpendapat di Depan Umum” dengan menampilkan
slide
dalam
Microsoft Power Point.
Materi yang ditayangkan dalam
slide
berisi tentang cara yang tepat dalam berpendapat di depan umum, manfaat berbicara di depan
umum dan cara memaknai. e
Mengisi instrumen Skala Penilaian Diri Karakater Ksatria, Tes Karakter Ksatria sebagai
post-test,
serta mengisi Kuesioner Validasi Model untuk siswa.
3 Tahap Pengamatan
Sama dengan tahap sebelumnya, tahap ini pengamat mengamati proses jalannya kegiatan layanan bimbingan
klasikal. 4
Tahap Refleksi Seperti upaya perbaikan siklus 1 dan 2, peneliti bersama
pengamat melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono 2013:207, menjelaskan bahwa analisi data merupakan kegiatan mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
77
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tabel variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah. Berikut rincian teknik analisis data dalam penelitian ini.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai
perencanaan dan pelaksanaan upaya peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat melalui pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning.
Peneliti mendeskripsikan fakta pelaksanaan proses bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
yang terdiri dari siklus I, siklus II dan siklus III. 2.
Untuk rumusan masalah yang kedua tentang tingkat peningkatan karakter ksatria sebelum dan sesudah mendapat pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning,
menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan kategori distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan
individu kedalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar,
2014:147. Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Kategorisasi
ditentukan berdasarkan formula yang digambarkan pada tabel 3.13 berikut ini.
78
Tabel 3. 13 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Ksatria
NormaKriteria Skor Kategori
µ+ 1,8
σ
x
Sangat Tinggi µ +
0,6σ
x
≤ μ + 1,8σ
Tinggi µ
˗ 0,6σ
x
≤ μ + 0,6σ Sedang
µ ˗ 1,8σ
x
≤ μ ˗ 0,6σ Rendah
μ ≤ ˗ 1,8σ
Sangat Rendah
Keterangan : Skor maksimum teoritik : Skor tinggi yang diperoleh subjek penelitian
berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian
menurut perhitungan skala. Standar deviasi σsd : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan
deviasi sebaran µ mean teoritik
: Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tinggi rendah tingkat karakter ksatria dengan jumlah item 20 diperoleh unsur
perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut. Skor maksimum teoritik
X
max
= 20 × 4 = 80 Skor minimum teoritik
X
min
= 20 × 1 = 20
Range
luas jarak = 80 – 20 = 60
Mean teoritik µ =
80+20 2
= 50 Simpangan baku σ =
80−20 6
= 10 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh kategorisasi tingkat
karakter ksatria siswa di SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun ajaran 20152016 sebagai berikut ini.
79
Tabel 3.14 Kategorisasi Skor Pemahaman Siswa Tentang Kepemilikan Kerakter
Ksatria di Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 20152016
NormaKriteria Skor Rentang Skor
Kategori
µ+ 1,8
σ
x
68 Sangat Tinggi
µ + 0,6σ
x
≤ μ + 1,8σ
56 – 68
Tinggi µ
˗ 0,6σ
x
≤ μ + 0,6σ
44 – 55
Sedang µ
˗ 1,8σ
x
≤ μ ˗ 0,6σ
32 – 43
Rendah μ
≤ ˗ 1,8σ
32 Sangat Rendah
3. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga tentang peningkatan
karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat antar siklus melalui pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan
experiential learning,
digunakan teknik analisis deskriptif kategorisasi distribusi normal. Peneliti melakukan
penskoran data skala karakter ksatria
dengan memberikan skor pada butir positif + 4 untuk jawaban sangat sering, 3 untuk jawaban
sering, 2 untuk jawaban jarang dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Pada butir negatif - diberi skor 1 untuk jawaban sangat sering, 2
untuk jawaban sering, 3 untuk jawaban jarang dan 4 untuk jawaban tidak pernah.
Peneliti ingin mengetahui skor subjek pada siklus I, siklus II, siklus III dengan menyajikan sebuah grafik garis. Peneliti menghitung
frekuensi siswa yang mengalami peningkatan, tidak mengalami peningkatan, serta siswa yang tidak menunjukan perubahan apapun
tetap. Peneliti
membuat kategorisasi
untuk lebih
mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mengelompokan skor subjek siswa. Kategorisasi skor didapatkan berdasarkan perhitungan berikut ini.
Skor maksimum teoritik
X
max
= 25 × 4 = 100 Skor minimum teoritik
X
min
= 25 × 1 = 25
Range
luas jarak = 100 – 25 = 75
Mean teoritik µ =
+
= 62,5 Simpangan baku σ =
−
= 12,5 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kategorisasi seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.15 Kategorisasi Skor Skala Karakter Ksatria oleh Siswa Kelas VIII
A SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 20152016 NormaKriteria Skor
Rentang Skor Kategori
µ+ 1,8
σ
x
85˂
x
Sangat Tinggi µ +
0,6σ
x
≤ μ + 1,8σ
70 ˂
x
≤ 85
Tinggi µ
˗ 0,6σ
x
≤ μ + 0,6σ
55 ˂
x
≤ 70
Sedang µ
˗ 1,8σ
x
≤ μ ˗ 0,6σ
40 ˂
x
≤ 55
Rendah μ
≤ ˗ 1,8σ
x
≤ 40
Sangat Rendah 4.
a. Untuk melihat signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat sebelum dan sesudah mendapatkan
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
diukur menggunakan uji T Wilcoxon. b. Untuk melihat signifikansi peningkatan karakter ksatria siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur Bayat antar siklus layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan
experiential learning
diukur menggunakan uji T Wilcoxon.
81
5. Untuk menjawab rumusan masalah yang ke lima mengenai efektivitas
implementasi pendidikan karakter ksatria berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning,
digunakan teknik analisis data deskriptif dengan presentase.
Peneliti memberikan skor pada alternatif jawaban yang dipilih siswa sebagai responden dalam validasi model untuk siswa. Jika siswa
memilih “ya” maka diberikan skor 1, dan jika memilih “tidak” diberikan skor 0. T
etapi jika memilih “tidak tahu” maka tidak akan diberikan skor. Lalu peneliti menghitung jumlah siswa yang memilih
alternatif jawaban pada setiap item yang terdapat pada lembar penilaian validasi kemudian membuat presentasenya. Peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut. Pep =
∑� N
x 100 Keterangan :
Pep : Presentase efektivitas model
∑
f
: Jumlah jawaban tiap item N
: Jumlah responden 6.
Data observasi Data observasi karakter ksatria siswa yang diperoleh pada saat
pelaksanaan bimbingan, dianalisis dengan menggunakan metode turus. Menurut Supratiknya 2015 pada metode turus semua alternatif
jawaban atau opsi jawaban pada masing-masing item yang ditampilkan dalam lembar ringkasan lembar observasi, selanjutnya
82
frekuensi atau jumlah kali masing masing opsi yang dituliskan oleh responden pengamat dapat dituruskan atau di-
tally
pada ruang atau kolom yang disediakan. Manfaat metode turus ini adalah
menunjukkan distribusi atau sebaran jawaban seluruh responden pada masing-masing item di lembar observasi.
7. Untuk melihat efektivitas model pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential
learning untuk meningkatkan karakter ksatria digunakan teknik analisis data
wilcoxon signed ranks test. Uji tanda dimaksud untuk melihat perbedaan tanpa melihat
besarannya perbedaan Suhadi Purwanto, 2016. Frank Wilcoxon merupakan statistisi yang pertama kali memperkenalkan uji bertanda
ini pada tahun 1940an. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan
Wilcoxon signed ranks test.
Selain itu, ada juga yang menuliskan Wilcoxon
Matched Pairs Test
merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif uji beda bila datanya
berskala ordinal ranking pada dua sampel berhubungan
related.
Uji ini menggunkan simbol “T” Martono, 2010. Uji Wilcoxon ini pun
merupakan
t-test
untuk kelompok nonparametris. Uji hipotesis
penelitian ini menggunakan teknik Wilcoxon dengan rumus berikut.
Z=
−
� �+ �
√� �+ �+
�
83
Keterangan: T : Jumlah rangking bertanda terkecil
N : Banyaknya pasangan yang tidak sama nilainya Selain menggunakan Formula Wilcoxon, untuk mengetahui
efektivitas model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiantial learning
untuk meningkatkan karkater ksatria digunakan perhitungan selisih antara
posttest
dan
pretest
dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan : O
2
=
Pretest
O
1
=
Posttest
Pengaruh = O
2
– O
1
84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
A. Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK
a. Pra-Tindakan
Sebelum melakukan tindakan bimbingan dan konseling peneliti terlebih dahulu membagikan Tes Karakter Ksatria kepada
seluruh siswa kelas VIII A untuk mengetahui kondisi awal. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 22 orang. Berdasarkan hasil
Tes Karakter Ksatria memperoleh rata-rata 69,5. Siswa yang memperoleh jumlah skor di atas 70 yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 8, 13,
14, 20, 21. Selain itu ada 11 siswa yang memperoleh jumlah skor sama dengan 60 atau lebih dari.
b. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus 1
1 Perencanaan
Peneliti menyiapkan Rencana Pelayanan Layanan RPL dan materi layanan bimbingan klasikal dengan topik
“Berani Mengakui Kesalahan”, menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar refleksi siswa,
Tes Karakter Ksatria serta Skala Penilaian Diri Karakter
Ksatria terlampir dan menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera.